Pages

Wednesday, December 30, 2015

Lukas Menjadi Muslim Berkat Media yang Membenci Islam

[Mohon maaf sebelumnya jika ada pihak yang tersinggung]

Lukas menjadi muslim sejak Februari 2015. Mendapat hidayah dari media-media Jerman. Bahwa media selalu memberitakan hal-hal buruk tentang islam, misalnya pembunuhan, terorisme dsb Lukas mulai mencari tahu apa sebenarnya islam itu.

Ia mulai memesan Al-Quran gratis pada "LIES". l
LIES adalah salah satu organisasi islam di Jerman yang mengenalkan islam pada masyarakat lewat berbagi Quran gratis. Program ini bahkan sudah berkembang sampai ke negara tetangga seperti Inggris, Turki, Belanda, Swedia dan Austria.

Sejak Lukas memulai membaca terjemahan Al-Quran secara perlahan, ia semakin yakin bahwa agama ini lah yang benar. Bukan buatan manusia. Dan pada saat itu Lukas memutuskan untuk berpindah agama menjadi islam.

Lukas pun berpesan pada teman-teman muslim yang tidak pernah melakukan solat, untuk kembali mentaati apa yang Al-Quran tulis sebagai pedoman. Karena hanya itu satu-satunya tuntunan.

Ia juga berpesan untuk teman-teman Jerman yang sudah menjadi Muslim untuk tidak mslu menunjukkan identitas sebagai muslim kepada lingkungan sekitar.

Lewat kata-kata seorang penjahat, aku menjadi Muslim.


[Mohon maaf sebelumnya jika ada pihak yang tersinggung]

Saya hanya ingin berbagi cerita yang ada dalam video ini. Video berbahasa Jerman yang menceritakan jalan cerita seorang Mualaf.

Philip namanya. Ia mulai menjadi muslim sejak 4 tahun yang lalu. Ia dibesarkan dari keluarga kristen. Keberadaan Tuhan ia yakini sejak dulu. Sampai suatu saat ia mendapatkan masalah besar. Masalah itu semakin besar, menjadi semakin rumit tanpa penyelesaian.

Disaat yang sama ia memiliki banyak teman gangster. Juga salah satu penjahat yang seorang muslim. Penjahat muslim ini hanya bisa berbuat onar bahkan solat pun tak pernah. Namun setiap ia bertemu dengan Philip, ia suka menceritakan fakta-fakta mengenai islam. Misalnya bahwa kata-kata dalam Al-Quran tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang.

Sampai akhirnya suatu hari Philip memberanikan diri membeli Al Quran terjemahan seharga 15€. Ketika ia mulai membaca, ia merasakan bahwa kalimat-kalimat dalam Al-Quran memang bukan buatan manusia. Sejak itu lah ia mulai membaca Al-Quran, terlebih jika ia mendapatkan masalah.

Sampai pada satu titik ia bertemu dengan dua teman muslim lainnya, mereka adalah muslim yang taat. Ia mendapatkan banyak contoh baik dan akhirnya ia memutuskan untuk menjadi Muslim.


Lalu, dimana kelebihannya?

Untuk teman-teman yang aktif dalam kegiatan agama (re : aktivis dakwah)....

Pernah kah kita merasa senang menjalankan kegiatan dakwah meskipun badan terasa lelah? jawabannya mungkin sering.

Maukah kah kita rela sedikit tidur, untuk mempersiapkan acara besar masjid atau perayaan agama islam lainnya? jawabannya mungkin mau.

Apakah kita bahagia menjalani semuanya? hampir semua aktivis dakwah mungkin menjawab ya.

Lalu..

Pernahkah kita merasa senang jika pergi kuliah meski badan terasa lelah?
Maukah kita rela sedikit tidur untuk mempersiapkan urusan kuliah?
Apakah kita bahagia menjalani semuanya?

Sampai saat ini saya belum menemukan teman mahasiswa yang melakukan aktivitas kuliah se-ikhlas melakukan aktivitas dakwah. (Semoga saya salah..)

Justru disinilah titik dimana Allah akan memberikan pahala lebih banyak (insyaAllah).
Jika melakukan aktivitas dakwah terasa mudah dan menyenangkan, maka melakukan aktivitas kuliah yang sulit dan membosankan menjadikan pahala besar bagi yang bisa menjalankannya.

Apalagi pada kondisi teman-teman yang berada di luar negri, jerman misalnya..

Berkumpul menjalankan aktivitas dakwah jauh lebih menyenangkan dibandingkan dengan pergi kuliah.. mendengarkan dosen dengan bahasa yang tak langsung dimengerti.. Berkomunikasi dengan teman kuliah yang seringkali terbata-bata.. Melakukan praktikum, membuat presentasi dan sebagainya.. Justru disini Allah menghadiahkan pahala lebih bagi yang bisa melewatinya..

Sekali lagi, saya bukannya gegen dengan aktivitas dakwah, justru sebaliknya. Hanya saja jangan sampai para aktivis dakwah maju dengan pendidikannya yang terbengkalai. Semua harus berjalan beriringan.

Semoga kita tidak terlarut dalam aktivitas yang hanya membuat kita nyaman.. Kita akan selalu ingat pada kewajiban kita terhadap orang tua untuk menuntut ilmu. Dan semoga Allah SWT selalu menguatkan & meridhai dalam setiap langkah kita..


"Dikutip dari pesan salah satu kakak saya di Jerman--"



Masjid Indonesia Frankfurt
Ahad, 27.12.2015


Saturday, December 12, 2015

Berteman Dengan Bidadari Dunia

Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita sholihah.

Alhamdulillahirabbilalamin.. Bersyukur sebanyak-banyaknya atas Nikmat yg Allah SWT berikan sampai saat ini. Salah satu nikmat-Nya yaitu dikelilingi oleh teman-teman shalihah. Yang selalu mengingatkan dalam kebaikan.

Hari ini saya belajar hal baru lagi. Belajar dari teman saya berdarah Libanon-Suriah-Jerman. Lara namanya. Ia bercerita bahwa belum lama ini ia diejek dan dipermalukan oleh Bos di tempat ia kerja. Alasannya karena saat ini ia mulai menggenakan hijab. Ia sangat tersinggung atas ucapan yg dikatakan Bos nya itu. 

"Rasanya aku ingin menangis saat itu juga Syifa. Perkataan dia benar-benar menyakitkan. Tapi aku hanya bisa berdoa untuknya. Semoga apa yg dia lakukan padaku hari itu, tidak dicatat oleh malaikat sebagai keburukan untuknya. Tidak menambah timbangan amal buruknya kelak."

Jantung saya terasa berhenti berdetak. Sungguh yang ia ucapkan terasa sangat mengena. Hari ini saya diingatkan olehnya apa arti ikhlas.


Darmstadt, 12.12.2015

Tuesday, November 24, 2015

Salju Penyelamat

Melihat salju yang turun di malam ini, membuat hati sedikit tenang.. Setidaknya semua orang dijalan sibuk dengannya.. Menghindari basah, ataupun jalan yang becek. Tidak ada yg peduli dengan tangisan wanita berjilbab di pinggir jalan tadi. Saljupun seakan-akan menghibur kesedihan wanita itu.

Siapa memangnya yang menangis? Saya. Ya, diri saya sendiri. Sedih dan kesal setelah mendapat teguran seorang tutor, karena saya tidak mau melepaskan baju ketika sedang latihan "körperliche Untersuchung".

Baru dua bulan yang lalu saya mendengar cerita seorang mahasiswi indonesia yang mendapat teguran, bahkan ancaman dikeluarkan dari fakultas kedokteran oleh profesornya, karena ia tidak mau melepaskan hijab dan bajunya di depan teman2 mahasiswa laki-laki di kampusnya.

Dan sekarang kejadian tersebut terjadi pada saya. Alhamdulillah hanya sebuah teguran, bukan ancaman. Saya mengerti bahwa hal itu bukanlah sesuatu yang normal untuk mereka. Sekedar melepaskan baju, apa sulitnya? Tapi apakah mereka juga bisa mengerti, bahwa jika kita melakukannya, kita merasa ditelanjangkan seluruh tubuh. Juga menelanjangkan prinsip agama kita.

Apakah sangat fatal, jika dari 8 orang mahasiswa, salah satu mahasiswanya tidak mau melepaskan bajunya? Apakah kelas harus bubar? Apakah seluruh ilmu yang diberikan akan jadi sia-sia?

ya Allah.. maafkan kami.. lindungi kami..kuatkan kami..




Gießen, 24.11.2015
sambil-menikmati-tetesan-salju-yang-jatuh

Sunday, November 15, 2015

Hari yang Panik

Hari ini tepat dua hari setelah kejadian ledakan bom di Paris yang menewaskan sekitar 100 orang lebih. Dua hari tentu saja masih sangat hangat untuk diperbincangkan. Apalagi untuk warga jerman, sebagai penduduk yang tinggal bersebelahan dengan negara Perancis ini. Tema ini sudah pasti akan banyak dikaitkan dengan teror dan islam.

Pasca kejadian ini membuat saya takut terkena dampaknya. Kenapa? Karena saya sebagai seorang mahasiswi jerman yang setiap langkahnya ke luar rumah membawa identitas agama saya. Jilbab. Hari ini pula hari pertama saya bekerja di tempat baru. Di rumah sakit yayasan Balser sebagai tenaga bantu memberikan suntikan bius peridural. Muncul ketakutan saya jika pasiennya bertindak tidak ramah kepada saya pasca kejadian di Paris kemarin. Atau para pasien bertanya banyak tentang agama saya, bukan untuk mencari tahu namun untuk mencari kesalahan-kesalahannya dan mengaitkan dengan peristiwa kemarin. Sempat terpikir untuk menunda pekerjaan ini di bulan depan saja. Namun entah kenapa akhirnya saya beranjak dari tempat tidur dan bersiap-siap untuk memulai pekerjaan baru saya ini.

Sesampainya di rumah sakit, saya mencoba menenangkan diri. Mencoba berdzikir dalam hati agar perasaan gusar itu pergi. Hari ini ternyata ada 7 pasien yang harus saya beri suntikan. Saya mulai mencatat nama-nama mereka dan mempersiapkan semua alat-alatnya. Mulailah saya masuk ke kamar pasien satu ke pasien lain. Alhamdulillah mereka semua ramah tanpa berkomentar apa-apa mengenai kejadian kemarin. Sampai ketika saya masuk ke pasien ke-4, Herr Schneider. Saya kenal beliau sebelumnya, ketika saya melakukan percobaan kerja. Saya mulai menyapanya dengan selamat pagi dan menanyakan kabarnya. Ia terlihat senang pagi itu. Herr Schneider mulai menyalakan televisi dan mencari siaran berita. Ups.. saya sudah mengerti apa yang akan terjadi berikutnya, Herr Schneider pun mengalihkan tema lain ke tema ini.

Schneider : "Apakah anda sudah tau mengenai serangan teroris di Paris Jumat kemarin?"

Syifa : "Ya, saya sudah dengar tentang itu. Saya benar-benar menyayangkan kejadian tersebut."

Schneider : "Sekitar 129 orang meninggal dunia. Mereka tidak bersalah sama sekali."

Syifa : ''Oya? Saya dengar bahkan sampai 150 orang. Entahlah.. Jika mereka mengaku islam seperti agama saya ini, mereka sangat salah menginterpretasi agama. Atau mereka mungkin disetir oleh beberapa kelompok orang untuk melakukan ledakan ini."

Schneider : "Benar saya setuju dengan itu. Lagipula katanya salah satu pelakunya adalah penduduk Perancis sendiri."

Syifa : "Ya? Hmm..."

Schneider : "Jika anda sudah selesai dengan kuliah anda, menetaplah disini. Disini lebih aman daripada di luar sana. Atau bahkan di negara asal anda. Darimana anda berasal?"

Syifa : "Hehe.. saya berasal dari Indonesia. Ya tidak akan ada yang tau dimana tempat aman itu berada. Dua hari yang lalu teman saya baru saja dirampok ditodong dengan pisau di supermarket Gießen. Die Welt ist einfach schon krank"

Schneider : "Oh Tidak.. kita semua harus berhati-hati dimanapun berada. ''

Syifa : "Ja..ist so.. Baiklah, ini suntikan pertama yang saya berikan. Saya akan kembali lagi sekitar 15 menit untuk memberikan suntikan selanjutnya.. Sampai nanti!"


Saya pun keluar dari kamar Herr Schneider dan tersenyum lega.. Percakapan mengenai tema ini tidak muncul seperti yang saya takutkan pagi tadi. Saya melanjutkan pergi ke pasien berikutnya sampai semua pasien mendapatkan suntikan. Dan ternyata hari ini war gar nicht so schlimm. Kepanikan malah datang karena saya sempat tertukar memberikan suntikan bius pada pasien ke 5 dan ke 6. Untung saja mereka memiliki dosis yang sama. Jadi tidak masalah. Pasiennya pun mengetahui tentang hal tersebut dan ia tidak marah sama sekali. Hanya saja saya terkena teguran keras dari perawatnya sampai membuat saya panik dan merasa tidak enak hati :(

Dan akhirnya hari pertama kerja ini benar-benar jadi pelajaran saya untuk kedepannya.. Toh manusia belajar dari setiap kesalahannya.. Untung saja saya melakukan kesalahan ini ketika masih menjadi mahasiswa. Bagaimana jika yang melakukan kesalahan adalah seorang dokter? Semoga saja tidak akan pernah terjadi ;)



Gießen, 15.11.2015


Thursday, October 29, 2015

Berdakwah Melalu Bahasa

So, kann jemand Surah Al-Balad vorlesen?
Jadi siapakah yang bisa membacakan surat Al-Balad?

Inilah pertanyaan yang guru saya lemparkan pada kami hari ini. Semester ini saya memang mencoba menambah kesibukan lagi dengan mengambil kursus bahasa Arab. Awalnya saya mencoba masuk di kelas A1. Karena saya merasa belum bisa banyak mengerti bahasa Arab. 

Hari pertama kelas bahasa arab sudah membuat saya überrascht (terkejut). Kelas ini diisi oleh 30 mahasiswa. Lebih dari kapasitas kelas seharusnya. Sedikit perasaan senang, karena ternyata banyak orang jerman yang tertarik dengan bahasa ini. Setelah sesi perkenalan dimulai, dosen kami menjelaskan seputar bahasa, tradisi dan budaya di negara-negara timur tengah. Ia menjelaskan bahwa saat ini hanya 3 bahasa yang bisa dipastikan tidak akan punah, bahkan akan terus berkembang. Apa saja? yaitu bahasa Inggris, Arab dan China. Mengapa bahasa Arab tidak akan bisa punah? salah satu yang menjaminnya adalah karena Al-Quran. Al-Quran yang diturunkan dengan bahasa Arab dan dibaca oleh umat muslim dari berbagai belahan dunia dengan berlatar belakang berbagai macam bahasa ibu, membuat bahasa arab tidak akan bisa punah.

Dosen saya pun menjelaskan bahwa dunia arab dan islam tidak dapat dipisahkan. Namun banyak orang yang salah mengerti. Misalnya wanita yang dituntut untuk selalu berada di rumah adalah ajaran Islam. Padahal itu adalah tradisi yang memang ada sebelum Islam datang. Setelah Islam datang, Islam mengajarinya namun tradisi ini sayangnya masih melekat. Ada satu cerita ketika salah satu mahasiswa bertanya, mengapa segala sesuatu dimulai dengan sisi kanan seperti menulis, membaca, memegang sesuatu dsb. Lalu dosen saya pun menjelaskan dengan satu cerita ketika Rasulullah memberi tahu seorang anak lelaki yang makan menggunakan tangan kirinya dan juga menyebut satu hadis mengenai itu. Disitu saya ragu. Kenapa ia menjelaskan menggunakan hadis juga? apakah murid-murid ini akan mengerti? Saya merasa kelas ini bukan kelas bahasa arab biasa dimana orang belajar bagaimana bisa berdialog dengan bahasa arab, dan bagaimana orang mengenal budaya arab. Namun kelas ini lebih seperti kelas TPA seperti saya waktu kecil. Kelas mengaji.

Setelah dua kali pertemuan, saya lompat ke kelas level A2. Karena saya merasa di kelas A1 terlalu langsam dan saya bisa mengejarnya di rumah. Di kelas ini ternyata si dosen pun berbicara lebih banyak mengenai islam. Tidak heran, karena dikelas ini mahasiswa muslim adalah dominannya sekitar 90% dari keseluruhan. Lambat laun saya mengerti... Dosen ini ternyata juga seorang muslim dan ia mencoba berdakwah, mengenalkan islam, menjelaskan islam melalu bahasa. Seperti permintaan ia untuk membaca surat Al-Balad, ketika kita sedang memulai tema Negara. (Al-Balad = Negara). Di kelasnya sesekali ia membubuhi beberapa info, pengetahuan tambahan mengenai islam dan ilmu pengetahuan. Seperti misalnya ia menjelaskan ada 3 negara yang disebutkan dalam Al-Quran salah satunya Bahrain. Darimana kata Bahrain berasal? Dari kata Bahr yang berarti Laut. Bahrain berarti dua laut. Al-Quran menyebut kata bahrain untuk menunjukkan ada dua laut yang tidak bisa menyatu yang tercantum salah satunya dalam surat Ar-Rahman. 

Melihat ekspresi mahasiswa non-muslim dan mahasiswa muslim lainnya yang belum mengetahui tentang dua laut yang tak bisa menyatu ini membuat saya menjadi hormat kepada dosen ini. Senang sekali melihat muslim bisa menjadi agen, mengenalkan islam yang sesungguhnya kepada masyarakat luar :) Semoga Allah SWT memberikan Anda pahala yang berlipat ganda.




Gießen, 29.10.2015
sambil-menikmati-dedaunan-yang-berguguran


Berdakwah Melalui Karya

#Repost von https://www.masjid-indonesia.de/reportase-pengajian-bersama-asma-nadia/

Ada yang berbeda di pengajian bulanan Oktober (10/10/15). Bersamaan dengan adanya Frankfurter Buchmesse juga datang para penulis buku dari Indonesia yaitu Asma Nadia dan Dian Pelangi. Pada kesempatan itu, ada semangat baru yang ditanamkan oleh kedua pembicara. Bahwa setiap dari kita seharusnya menulis atau merekam setiap hikmah atau kejadian yang kita alami. Menurut Asma, menulis adalah menyampaikan hal yang juga merupakan upaya untuk melipatgandakan amalan kecil yang kita punya.
Dalam menulis buku ada beberapa tantangan yang akan dihadapi. Adapun tantangan yang akan ditemui seperti  bagaimana agar buku mampu menembus rumah produksi, dan setelah itu mempromosikannya. Beberapa buku  dari Asma sudah diangkat ke layar lebar dan ada juga yang dibuat sinetron. Lewat karyanya ada dakwah yang disisipkan. Nilai-nilai moral dari karyanya pun dijaga hingga tidak melewati ketentuan syariat islam, baik dalam proses pembuatan film itu dan penyiarannya.
Saat menulis terkadang ada momen ketika si penulis kehabisan ide di tengah-tengah tulisan, hingga menjadi sulit untuk menyelesaikannya. Lalu kapankah waktu terbaik untuk menulis?, “ menulis seharusnya bisa dimana saja dan kapan saja. Sama seperti belajar, masing-masing pribadi mempunyai waktu dan keadaan tertentu yang membuatnya mampu fokus semaksimal mungkin,“ ujar Asma.
Selain itu Asma juga berbagi tips bagaimana untuk konsisten dalam menulis. Contohnya, mengembangkan kata dengan memperbanyak pustaka, mengembangkan ide dan menyelesaikan sebuah cerita harus dengan alasan atau “why” yang kuat, dan melakukan riset untuk data dalam cerita harus selengkap mungkin.
Pesan khusus dari Asma Nadia,“ orang yang alim, yang cerdas, atau yang bijaksana harus menulis buku. Karena dengan buku itu kebaikannya akan terus mengalir ke banyak sosok lain. Meski si penulis sudah meninggal, pahala kebaikannya lewat karya itu akan terus mengalir.“ (/AH&BM)





Saturday, October 3, 2015

Mereka Saudaraku


Sejenak saya menyadari, tiga wanita di kursi sebelah seperti membicarakan diri saya. Namun dengan bahasa yang tak saya mengerti. Bukan bahasa jerman, inggris, arab bahkan indonesia. Saya hadapkan wajah saya ke arah mereka dan melemparkan senyum yang agak ragu. Merekapun tersenyum balik lalu mengajak saya berbicara dengan bahasa yang saya tidak kenali. 

"Me??.. Indonesia.. Ya, Indonesia..", ucap saya sambil menerka pertanyaan mereka. Rupanya mereka berbicara bahasa kurdi. Bahasa yang kerap digunakan di beberapa daerah negara Turki, Suriah, Irak dan Iran. 

Mereka adalah pengungsi. Ya.. kali ini Jerman sedang dibanjiri oleh pengungsi dari negara-negara konflik sana. Di kota Gießen sendiri hampir di setiap sisi jalan, kalian akan menemukan sekelompok warga dengan wajah khas timur tengahnya. Dan siang ini saya bertemu mereka, khususnya tiga wanita yang sebelumnya membicarakan saya. Mungkin karena kami adalah saudara, terlihat dari tampak luarnya karena kami semua mengenakan jilbab. Ingin rasanya mengobrol dan mengajak berkeliling kota bersama, agar mereka tidak merasa asing di negara baru yang-dengan-terpaksa-mau-tidak-mau menjadi naungan mereka sementara. Sayangnya bahasa membatasi komunikasi kami. 

Pemandangan saya beralih kepada sisi lain. Seorang lelaki tua yang duduk di depan saya, tertunduk. Ia sibuk bermain dengan whatsappnya, mengirimkan banyak sekali voicenote dalam setiap menitnya. Mengirimkan pesan dengan huruf arab gundul yang tentunya saya tidak mengerti. Mungkin ia sedang berkomunikasi dengan keluarga lainnya yang terpisah antar negara, yang juga mengungsi ke belahan dunia lain, atau bahkan masih berada di negara tercintanya yang dalam keadaan porak poranda. Barangkali pesan itu berisi kalimat kekhawatiran mengenai keadaan keluarganya, atau bahkan kalimat sayang untuk sekedar mengobati rindu akan mereka. 

Teringat juga cerita salah teman saya asal turki. Ia bersama keluarganya dengan sigap membantu beberapa pengungsi yang baru datang ke kota Gießen setelah melalui perjalanan yang jauh. Tampak seorang wanita terlihat menangis. Wanita ini memiliki gangguan psikis karena tekanan yang dialami akibat konflik di negaranya. Disebelah wanita tersebut, terlihat juga sebuah kantong hitam yang cukup besar. Teman saya hampir berteriak, ketika menyadari isi karung itu adalah seorang bayi! Bayi dari wanita tersebut. Malang sekali nasib si bayi. Sang ibu pun hanya bisa menangis terus menerus. Ia seperti benar-benar ketakutan. Tidak tahu apa yang harus ia lakukan terhadap dirinya dan bayi yang ia bawa. Bagaimana bisaaa??? tanya saya dalam hati.

Saya benar-benar tidak bisa membayangkan apa yang mereka rasakan saat ini. Hati ini hanya bisa berontak marah, tidak mengerti apa yang saat ini sebenarnya terjadi. Sayangnya raga ini belum bisa berbuat banyak, walau jiwa sangat ingin berontak. 

Saudaraku disana... bersabarlah..  إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Dan mohon maafkan saudaramu disini, yang belum bisa banyak membantu untukmu..



Wednesday, September 9, 2015

Praktikum di Hausarztpraxis & Frau Weber

Assalamu’alaikum wr. wb semuaaa J

Kali ini saya mau menceritakan Ablauf kegiatan praktikum di Haursaztpraxis (Praktek dokter umum). Seharusnya sih saya udah mulai praktikum dari dua hari yang lalu. Tapi karena males dan masih jetlag dari Aachen (*alesan) jadi deh izin dan baru mulai Rabu ini.

Soo... jadi ceritanya praxis (praktek dokter) ini buka jam 07.00. Perawatnya sudah bersiap-siap mulai jam 06.30. Mereka ngecek apakah semua Komputer sudah siap dan mendengarkan pesan-pesan Mailbox dari para pasiennya. Mulai jam 07.00 datang bestellte Patienten (pasien yang sudah bikin janji) untuk diperiksa di Labor. Bisa diambil darahnya, pemeriksaan EKG, cek Urin dan Ultraschall. Bagi penderita diabetes biasanya diminta juga untuk melepas kauskakinya, untuk dilihat apakah ada luka atau pembusukan pada bagian kaki (typsiches Zeichnen Diabetpatienten). Oya, jangan harap jam segini udah liat dokter hehe. Mereka baru dateng sekitar jam 08.00 atau 08.15.

Mulai jam 08.15 saya mengikuti dokter di kamar konsultasinya. Mir ist sehr aufgefallen, pasien yang dateng kasusnya hampir samaaaaa semua. Kalo ga sakit bagian leher, atau sakit bagian perut. Diagnosa nya pun juga mirip, sakit bagian leher karena otot-otot dibagian sana terlalu spannend (tegang), sehingga menyebabkan ketidaknyamanan ketika menggerakkan kepala atau melakukan pekerjaan dengan banyak gerakan bagian bahu. Untuk memeriksa otot bagian mana yang tegang, bisa dengan cara ditekan pada bagian yang sakit (tekan bagian leher dan bahu). Kita akan segera ‘ngeh’ kalo bagian yang sakit lebih keras disbanding daerah lainnya. Selain itu bisa juga dengan meminta pasien untuk menggerakkan kepala ke kiri dan kanan, juga atas dan bawah. Sebagai terapi yang sederhana, kita bisa berikan Wärme/Kälte pada bagian yang sakit, misalnya Voltaren. Ini akan membuat otot sedikit relax. Bisa juga dengan quadeln, memberikan suntikan anastesi agar otot menjadi relax kembali. Pada kasus yang lebih serius, disarankan untuk mengikuti Krankengymnastik 3 mal die Woche, untuk melatih otot-otot tubuh agar mudah relax.

Pasien yang datang karena mengeluh sakit bagian perut, biasanya menderita Magen-Darm-Infektion (Infeksi pada lambung dan usus) atau infeksi pada lambung karena Schutzfaktor pada lambung yang menurun fungsinya. Ketika saya bertanya pada Frau doktor Böttga, mengapa tidak banyak variasi kasus hari ini, ia hanya bereaksi „So ist es im Hausarztpraxis“ – ya memang begini di praktek dokter umum. Ternyata memang kita tidak banyak menemukan kasus baru disini. Tiba-tiba jadi kepikiran, mungkin di musim-musim ujian akan datang lebih banyak lagi pasien (terutama mahasiswa), yang mengeluh sakit kepala dan sakit leher agar bisa dapat surat keterangan sakit dan diizinkan tidak mengikuti ujian hehe :D

Serunya lagi.. ketika saya sedang mengikuti dokter Böttga memeriksa seorang alte Omi (nenek tua), nenek ini memperhatikan saya secara tidak biasa. Saya pun seperti mengenalinya. Ketika melihat nama yang tertera pada kertas resep „Emmi Weber“. Nama yang tidak asing. Iseng lah saya bertanya padanya

Saya : “Frau Weber, wurden Sie schonmal operiert? Vielleicht im St. Josefs?“ – Ibu Weber, apakah Ibu pernah dioperasi? Mungkin di rumah sakit St. Josefs?

Fr. Weber : „Ja, war ich. Das war Schulter-OP. Ich hab mir schon gedacht. Ihr Gesicht habe ich schon erkannt. „ – Iya, pernah. Waktu itu operasi bagian bahu. Saya sudah menyangka, saya mengenali wajah anda.

Saya : „Das war aber schon lange her, ne? März 2014? Sie waren bei Herrn Doktor Askevold. Schön, dass Sie an mich noch erinnern. Sonst alles gut? – Itu udah lama kan ya? Maret 2014. Anda dulu sama dokter Askevold. Senang anda masih mengingat saya. Kabar anda baik?

Lalu kami berbicang-bincang cukup lama. Sampai akhirnya dokter Böttga datang memberikan resep dan pembicaraan kami pun berakhir.

Saya : „Ok, Frau Weber.. vielleicht treffen wir uns wieder irgendwannmal. Ich wünsche Ihnen alles Gute!!‘‘ – Ok Ibu Weber, mungkin kita ketemu lagi kapan-kapan. I wish you all the best!!.

Fr. Weber : „Ja aber hoffentlich nie wieder im Krankenhaus oder im Praxis hehe. Tschüß meine Süße!“ – Ya, tapi semoga ga ketemu di rumah sakit atau di praktek dokter hehe. Bye meine Süße!

Senangnya bertemu dengan Frau Weber hari ini. Terlebih lagi dia mengenali saya. Padahal saya ingat, saat di rumah sakit St. Josefs, saya tidak terlalu sering bertemu dengannya. Hanya sesekali mengantarkan makanan dan pernah membantu Frau Weber ketika mandi dan memakai baju, karena saat pasca operasi, tangan kanannya masih belum bisa berfungsi dengan baik. Hal ini yang membuat saya suka bekerja di bidang kesehatan. Bertemu banyak orang baru, berkenalan dan mengenal banyak cerita tentang mereka. Membuat hidup semakin berwarna ;)

Gießen, 09.09.2015

Sambil-menikmati-anggur-manis-ditemani-lagu-maher-zain

Tuesday, September 1, 2015

بر الوالدين ( Berbakti Pada Orang Tua )

'' Ambu ada rasa takut kehilangan teteh.. Ambu bisa menikmati hidup bareng sama teteh cuma sampe teteh usia 18 tahun.  Intens bersama, ngobrol, becanda juga berselisih pendapat cuma sd teteh usia 18 thn... ''

Kalimat ini, menjadi obrolan penutup saya dengan Ambu (*panggilan untuk Ibu dalam bahasa Sunda) tadi malam. Kalimat ini membuat saya meneteskan air mata dan juga membuat saya berpikir tentang pentingnya berbakti pada orang tua. Menjadi pesan tersendiri untuk saya.. Bahwa jangan hanya fokus mempersiapkan diri untuk menjadi calon istri yang sholihah saja, tapi juga tetap sibukkan diri untuk menjadi anak yang sholihah. Sebelum wanita menjadi tanggungan suaminya, selagi masih menjadi tanggung jawab ayahnya, kirimkan pahala sebanyak-banyaknya untuk mereka. Melalui amal shalih anaknya. Lantas, bagaimana kalo selama ini yang dikirimkan hanyalah dosa? :( Naudzubillahi mindzalik. 

Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa orang tua saya, memberi rahmat dan kesejahteraan kepada mereka, dan mematikannya dalam keadaan khusnul khotimah..




Aachen, 1 September 2015
bersama-rintik-hujan-di-pagi-hari

Friday, August 28, 2015

Tanya Jawab Seputar Kuliah di Jerman

Assalamu'alaikum semua! :)

melihat semakin banyaknya E-Mail yg masuk bertanya seputar kuliah di Jerman, saya akan merangkum beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan, untuk memudahkan teman-teman mendapatkan info tersebut. Jika temen-temen punya pertanyaan lain, silahkan kontak saya langsung. InsyaAllah saya jawab semampu saya :D

Apa kuliah di jerman sangat sulit ?

Sulit iya. sangat sulit iya, bagi yg ga mau berusaha hehe. kuliah di jerman mmg sulit, krn kuliahnya ga pake bhs indonesia. sistemnya jg bkn sistem indonesia. makanya harus kuat2 mental. tapi sulit bukan berarti ga bisa yah :)

Kakak masuk kuliah apa udah bisa bahasa jerman ? boleh kasih tips gak buat blajar bahasa jerman?

Belum bisa sama sekali. Saya belajar bahasa Jerman setelah lulus UN. Belajar di Goethe Institut Jakarta selama 6 bulan sampai level B1. Lanjut sebentar sampai B2 lalu pergi ke Jerman. Disana saya ga kursus bahasa Jerman lagi sampai saya mulai Studienkolleg.

Tipsnya.. setiap orang pasti punya cara beda2 ya. Kalo saya dulu suka nonton film di perpustakaannya Goethe Jakarta. Dari menonton film kita banyak ngumpulin kata-kata baru. Juga banyak baca-baca artikel dalam bhs jerman. Dulu saya punya buku kecil yang suka saya bawa kemana-mana. Setiap saya denger kata baru yang saya ga ngerti, saya catet dan dirumah langsung dicek artinya. Kamar saya juga penuh dengan tempelan kata atau ungkapan dalam Bahasa jerman. Dengan cara itu saya belajar banyak. Kekurangan saya saat itu berlatih bicara, karena saya termasuk yang sungkan dan malu untuk memulai. Mungkin untuk berlatih bicara bisa cari partnernya. Di Goethe Jakarta banyak bule-bule jerman yang berkeliaran kok hehe ;)

Kalo mau tanya2 dan konsultasi untuk kuliah di Jerman kemana ya, yang terpercaya?

Bisa ke DAAD Jakarta (http://www.daadjkt.org/)

di kota tempat kakak kuliah mahal ga biaya hidupnya?

Hmmm relatif. Di Gießen sewa rumah itu berkisar 200-350€. Untuk biaya makan beda-beda pastinya tiap orang. Biaya Semester sekitar 300€/semester. Asuransi 30€/bulan (untuk yang privat) atau 80€/bulan untuk yang gesetzlich.

Untuk masuk M-kurs itu sertifikatnya bisa B1 aja apa harus langsung B2?

bisa B1 atau B2. tergantung studienkolleg yg dituju mintanya apa. Tapi saranku minimal bisa B2.

Dulu kakak kesini pake agen apa?

Saya ga pake agen. Pengurusan semuanya sendiri.

Kak, ngurus sendiri tanpa agen ribet ga?

Ribet itu pasti, namanya juga mengurus sendiri. Apalagi kalo situasinya spt saya, ga punya kenalan siapa2, ga bisa bahasanya dsb.  Kalo ribet di awal keuntungannya banyak. Pas sampe jerman jadi ga asing karena semua informasi udah didapat dari mengurus sendiri ini. Sementara banyak temen yang pake jasa agen datang ke jerman melongo karena minim info. Tentu biaya pengurusannya pun jadi lebih murah juga jadi punya koneksi yang luas.

Kakak tes Studienkolleg di Indonesia atau di Jerman?

Saya tes di Indonesia dan Jerman. Tes di Indonesia tapi bukan untuk Studienkolleg Indonesia, melainkan Studienkolleg Berlin. Sebenarnya itu dadakan. Karena saya mendapatkan tempat untuk tes di Charite Berlin, namun saat itu saya masih di Indonesia. Jadi saya minta ke pihak Charite nya, agar saya diizinkan untuk tes di Indonesia. Tapi ternyata dapet tempatnya di Jerman.

Kakak bisa cerita tahapan sampai kakak diterima di studkol? Terima kasih :)

waduh kalo saya cerita panjang ya hehe. intinya Mei-Desember 2011 kursus bahasa jerman. Jan 2012 berangkat dan tes2 masuk studienkolleg. Maret 2012 - Desember 2012 Studienkolleg. lanjut Maret 2013 - skrg kuliah kedokteran. begitu :D

Kakak tes di berapa studkol? Dan keterima dimana aja?

Kalo ga salah saya daftar 9 Studienkolleg, yang dapet panggilan hanya 6. Dan dari sebanyak itu hanya keterima 1.

kalau kata kakak nih mending studienkolleg di tangerang atau di jerman langsung?

Krn saya ga pernah ngerasain Studienkolleg tanggerang, jadi saya ga bisa bandingin :D yg jelas kalo langsung di Jerman, belajarnya langsung dengan org jerman.  Bisa belajar langsung jg dgn lingkungannya. Kekurangannya, susah dapet tempat disini. Krn saingannya bukan sm org indonesia aja tp dgn semua calon mahasiswa asing.

Kan pas masuk studienkolleg udah di kelompokin tuh, yang mau masuk kedokteran, farmasi, ekonomi, sastra, sama teknik. nah, misalnya aku ambil M-kurs nih, nah itu nanti kalau udah lulus studienkollegnya langsung bisa masuk kedokteran apa bisa jadi masuk jurusan lain?

M-Kurs itu artinya bukan untuk yg mau medizin aja. M memang dr kata Medizin. Yg harus masuk M-Kurs itu adalah calon2 mahasiswa yg mau kuliah di jurusan kesehatan spt kedokteran, gizi, farmasi dsb. T-Kurs untuk calon mahasiswa teknik dsb. G-Kurs untuk yang ingin kuliah bahasa dan musik, W-Kurs untuk yang ingin kuliah ekonomi.

Kak mau tanya dong emang bener ya kalo kuliah bachelor kedokteran di jerman terus kerja di indonesia tidak bisa, kalo pun bisa ada masa penyetaraannya? kalo ada berapa lama?

ga hanya di jerman. Semua dokter lulusan luar Indonesia dan ingin bekerja di Indonesia harus mengikuti penyetaraan dulu. Lamanya sekitar 1-2 tahun. Tujuannya untuk menyesuaikan dengan sistem kedokteran di Indonesia.

Menurut kakak bedanya kuliah kedokteran di indonesia sama di jerman apa ya?

wah saya ga bisa jawab banyak krn saya sendiri belum pernah kuliah kedokteran di Indonesia, jd ga bisa membandingkan. Kalo dari ngobrol2 dgn teman fakultas kedokteran di Indonesia, bedanya mungkin dr semester awal kita udah mencicipi rumah sakit. Sering banget malah. Dari semester 1. Sementara mereka mungkin baru semester akhir2 aja. Dan disini kita membedah mayat sejak semester 1 dalam kelompok kecil (1 mayat 8 orang), dari mulai jenazahnya utuh sampai  tinggal organ-organnya saja yang terlihat.

kalo mau kuliah dengan jurusan kedokteran gigi apakah ada? atau harus umum dulu baru spesialis gigi?

Untuk kedokteran gigi disini juga ada. Seperti di Indonesia, ambil jurusannya langsung kedokteran gigi. Banyak juga temen disini yang ambil dua jurusan yaitu kedokteran umum dan gigi, krn mereka nantinya mau jadi dokter bedah mulut. Masalah gaji, dokter bedah mulut adalah salah satu yg favorit :)

Kakak kuliah dengan beasiswa?

Engga L lebih tepatnya belum. Doain ya biar saya bisa cepet dapet beasiswa :D

Ada permasalahan ga kuliah disana dengan berhijab? Denger-denger Jerman termasuk negara yang rasis banget.

Mengenai berhijab.. Memang setiap org mungkin punya pengalaman berbeda2. Kalo ada yg bilang jerman rasis bener. Yang bilang jerman ga rasis, itu juga bener hehe. Tergantung dimana org itu tinggal, gimana org itu bersikap terhadap orang2 sekitar dan sebagainya. Saya pribadi Alhamdulillah sampe saat ini ga pernah punya masalah dengan berhijab. Bahkan temen2 di sekeliling saya pun hampir ga ada juga yg punya masalah dgn itu. Saya skrg tinggal bersama kurang lebih 6 org jerman dan 4 mahasiswa asing lainnya. Ada jg yg Atheis yg memang ga percaya adanya Tuhan dan agama. Tapi toleransi disini sangat kuat. Mereka ngerti kenapa kita ga makan pas Ramadhan, kadang juga sahur jam 3 dini hari ditemenin sama temen yg lagi mabuk :D Saya juga pernah diingatkan solat sama Nenek kenalan saya dan pernah juga diingatkan jangan membeli es krim dgn rasa A dan B oleh penjual es krim krn mengandung alkohol. Penjual itu bisa mengingatkannya karena melihat aku berhijab.

Kalo lagi di jalan ketemu dengan wanita berhijab lainnya, biasanya kita saling melempar senyum dan menyapa dengan salam. Bahkan terkadang mengobrol layaknya teman lama yang sudah lama berpisah, bertukar kontak, lalu bertambah deh saudara seimannya ;)

Satu2nya kendala saya cuma satu waktu, kelita melamar kerja menjadi  tukang cuci piring di sebuah rumah makan. Saya ditolak krn berhijab, dengan alasan higienitas dsb. Namun itu benar-benar urusan kecil. Toh Alhamdulillah saya bisa bekerja membantu dokter di ruang operasi, yang higienitasnya juga sangat diutamakan J

menurut kakak, disana perlakuan orang yang menguji mental banget apa kak?

Hmmm buatku perlakuan org disini sewajarnya aja. Yang lebih menguji mental itu gimana bisa bertahan disini, melakukan aktifitas sehari-hari, berkomunikasi dgn org dgn bukan bahasa dan budaya sendiri hehe. Juga menguji mental adalah jauh dari keluarga, jauh dr sahabat-sahabat, ketika temen2 sebaya di Indonesia udah lulus duluan, nikah duluan hehe

kakak punya part time job gitu ga? kalau punya, susah gak ngebagi waktunya sama kuliah?

Punya, dan memang susah bagi waktunya. Krn biasanya habis kerja itu cape, jd susah untuk mulai belajar. Tapi itu buat saya ya... tiap orang kan beda2 kemampuannya. Jd saya porsinya masih 80% kuliah. Kerja lebih banyak ketika sedang libur semester. Kalo kerja saat waktu kuliah, saya ambil yang kerjanya ga tiap hari atau hanya sebentar.

Kalau part time job paling enak itu apa ya?

Beda-beda ketertarikan dan kemampuan tiap orang J

Kaka pernah kerja part time apa aja?


Hmmm.. jd loper koran, cleaning service di hotel, pekerja di pabrik mobil, perawat di panti jompo, jd tour guide, jd pendamping mahasiswa yang baru dateng ke jerman, kerja di kampus (HiWi), kerja di pabrik coklat dan bantu-bantu di ruang operasi hehe.

Tuesday, August 18, 2015

Drama Coklat

Layaknya seorang wanita yang takut ditinggal oleh kekasihnya.. merasa gelisah jika kekasihnya pergi. Sama seperti yang saya rasakan hari ini ketika kerja. Bukan dengan kekasih, melainkan teman kerja saya, Salma (nama disamarkan) hehe. Pasalnya sudah 4 hari saya dan Salma bekerja bersama di mesin yang sama, yang SELALU ngadat. Julius nama mesin tersebut. Julius ini mengemas coklat-coklat kelinci Bunny dengan baju berwarna gold. Sayangnya ia seringkali ngadat, membuat saya dan Salma kewalahan. Saya juga makin kebakaran jenggot kalo Salma meninggalkan saya hanya untuk ke toilet atau istirahat 10 menit. Itu berarti ketika Julius rewel, saya harus memperbaikinya sendiri. Saya harus memasukkan coklat Bunny secara manual ke dalam cetakan dalam mesin berjalan secara cepat, bersamaan dengan itu saya juga harus memperhatikan coklat Bunny yang lain agar tidak menumpuk dan sebagainya.. Sementara mesin tidak boleh diberhentikan. Karena setiap waktu kerjanya, kami harus memproduksi coklat minimal 400kg. Seperti kebakaran jenggot. Rasanya ingin menangis sudah :(

Sudah dua hari juga kepala bidang bagian produksi "COKLAT MINIS" kami diwakili oleh orang lain. Mendengar obrolan dari para pekerja disini, mereka kurang senang dengan si ibu wakil ini. Entah kenapa, yang jelas semua terlihat "malas" dengannya. Benar saja.. ketika saya ketemu dan melemparkan senyuman,  ternyata dia hanya melihat saya dengan muka datar, namun tidak kepada pekerja lainnya. Tak lama Salma meminta izin kepadanya agar saya dan Salma diizinkan pergi sholat sebentar. Kalimat pertama yang keluar dari mulutnya datar namun sedikit sinis.

Ibu : "Wo wollt ihr denn beten?" - "Emang kalian mau ibadah dimana?"
Salma : "Da, hinter der Treppe." - "Disana, dibalik tangga."
Ibu : "Weiß du, dass es verboten ist?!", - "Kamu tau kalo itu ga boleh?!" , tanyanya dengan logat rusia yang kental. "Ich hatte einmal jemand mit der Tür geschlagen, da sie hinter der Treppe gebetet hat. Selber Schuld! Ich musste ja dringend auf Toilette. Hahahaha!!" - "Gue pernah nabrak orang kena pintu, pas dia lagi ibadah di belakang tangga. Ya, salah sendiri! gue kan mau buru-buru ke toilet hahahaha", tawanya terbahak-bahak.

Salma : "Egal Syifa.. kommt!" - "Bodo amat Syifa, ayo!", Salma pun langsung menarik tanganku  dan menghiraukan ibu tersebut yang sedang menertawakan hal yang sebenarnya sangat tidak lucu. Sekejap pikiran suudzon saya keluar, apakah ibu ini tidak suka dengan saya dan Salma. Mungkin karena kita berdua memakai jilbab. Entahlah.

Ketika kami selesai shalat, Salma berkata padaku.

Salma : "Egal Syifa, was die Kafiren zu uns machen. Allah wird immer bei uns Enscha Allah. Mach Dua, hoffentlich schaffen wir ein Beten Raum zu realisieren. Ein Chef von Lindt ist ja auch ein deutscher Muslim." - "Terserah Syifa, apa yang orang kafir lakuin ke kita, Allah akan selalu bareng kita InsyaAllah. Doakan semoga kita bisa merealisasikan satu ruangan khusus untuk solat. Salah satu bos disini juga seorang muslim asli Jerman."

Hari berikutnya di ruang istirahat. Ibu perwakilan itu berbisik kepada Nihad, salah satu pekerja disana. Tak lama 4 pasang mata tertuju kepada saya, disusul yang lain, yang ikut menoleh dan berbisik. Hä, ada apa ini, pikir saya ragu. 

Setelah itu Nihad pun menceritakan kepada kami apa yang terjadi. Ternyata si ibu tersebut menginvestigasi Nihad, apakah kemarin dia membantu saya dan Salma ketika memproduksi coklat. Pasalnya kemarin Julius memang ngadat terus, dan kami hanya berdua. Salma beserta saya, yang hanya seorang mahasisiwi dengan pengalaman kerja baru 3 hari. Ibu itu tidak percaya bahwa kita hanya berdua mengerjakannya. Karena ternyata kemarin kita berhasil memproduksi 470kg coklat!! Lebih dari yang seharusnya, dan belum pernah sebelumnya ada yang berhasil mengerjakan sebanyak ini.

"Na.. siehst du! Allah hilft uns, Alhamdulillah. Egal was die Kafiren sagt, hauptsache arbeiten wir ehrlich. Enscha Allah heute schaffen wir 600 kg!!" - "Nah liat kan.. Allah bantu kita. Terserah orang-orang kafir itu mau ngomong apa, yang penting kita kerja dengan jujur. InsyaAllah hari ini kita bis produksi 600kg!!", katanya dengan tawa sumringah.

"He.. eh..", saya tertawa pasrah. 600 kg badan saya jadi apa habis ini :")










Aachen, 18 Augustus 2015
sambil-menikmati-dinginnya-Aachen-hari-ini







Thursday, August 6, 2015

Kerja di Pabrik Coklat Lindt

Assalamu'alaikum :)

Pada tau kan coklat Lindt? Produk coklat yang berasal dari Kilchberg, Swiss. Nah, di liburan musim panas ini saya berkesempatan bekerja disalah satu pabriknya yang terletak di Aachen. Kali ini saya akan berbagi pengalaman saya bekerja disana.


Belehrung

Belehrung artinya "Pengajaran atau Informasi". Pada hari pertama, semua pekerja wajib mengikuti Belehrung ini. Disini kita akan diinformasikan mengenai hal-hal apa saja yang harus, boleh dan tidak boleh dilakukan, apa yang terjadi jika ada kecelakaan dsb. misalnya :

  • Pekerja diwajibkan memakai weißer Kittel (jas/mantel kerja) yang disediakan oleh Lindt.
  • Pekerja diwajibkan memakai Sicherheitsschuhe (sepatu yang dibuat khusus untuk melindungi kaki).
  • Pekerja dilarang menggunakan Schmuck (perhiasan) ketika bekerja, juga jam tangan dsb.
  • Pekerja diwajibkan menggunakan Haube (penutup kepala) dan tidak boleh ada rambut yang terlihat di luar Haube. Pekerja yang menggunakan Kopftuch (kerudung etc.) harus memakai weißes Kopftuch (kerudung berwarna putih).
  • Dilarang memakai Nagellack (kutek etc.)
  • Diwajibkan menggunakan Handschuhe (sarung tangan) ketika bekerja.
  • Pekerja diperbolehkan memakan coklat (SEPUASNYA :D) ketika kerja namun dilarang membawanya pulang. Bagi yang melanggar peraturan akan diberhentikan saat itu juga. 
  • Hanya coklat yang berada pada kantong putih yang boleh dimakan. Coklat yang berada di kantong merah atau di lantai harus dibuang.
Selain itu, kita juga diajak mengelilingi pabrik dan mengenal bagian-bagian produksi Pabrik. Serunya, sepanjang perjalanan kita akan menghirup aroma sedap dari coklat yang sedang diproduksi. Lecker!!

Hari Pertama

Hari pertama kerja saya ditempatkan di bagian produksi. Tugas saya saat itu menyiapkan kardus-kardus kosong untuk diisi coklat yang sudah jadi. Saya juga harus menempelkan Etikett pada coklat yang sudah ditimbang dan siap dipaketkan. Tidak rumit, namun kecepatan sangat diperlukan. 

Setelah dua jam bekerja, saya dipindahkan ke bagian lain. Yaitu, Flasche aussortieren. Ini adalah salah satu kerjaan yang "agak" gabut hehe aber macht totzdem Spaß. Saya harus mengecek satu per satu coklat yang berbentuk botol Bir. Ketelitian dibutuhkan untuk meng-eliminasi coklat yang tidak dibungkus rapi atau sudah rusak. Setelah kerjaan saya selesai, kepala bagian melihat hasil kerja saya dan ternyata SALAH :" hehe. Jadi ternyata masih banyak coklat yang menurut mereka "jelek" tapi masih saya masukkan dalam kategori "bagus". Alhasil saya harus mengulangi kerjaan tersebut sampe Feierabend (waktu kerja selesai) tiba. Pada akhirnya saya baru mengetahui. Tidak heran kenapa coklat yang masuk kategori bagus harus benar-benar bagus, ideal dan mendekati sempurna. Karena harga 6 biji coklat (1 biji hanya sebesar ibu jari) seharga 13 Euro atau sekitar 190.000 rupiah :" Sayangnya saya tidak bisa mencoba coklat mahal ini karena ia mengandung alkohol.

:)


Aachen, 06.08.2015

Wednesday, July 29, 2015

Sampai nanti, Anankku!

Bis später, Baby!
Social freezing, beruhigt in die Zukunft.

Judul ini tertera pada sebuah artikel dalam salah satu majalah jerman. ''Jelas saya ingin memiliki anak, namun tidak sekarang". Seperti itu lah berpikirnya sebagian besar wanita di Eropa saat ini. Antara waktunya yang tidak pas karena alasan pekerjaan yang tidak memungkinkan memiliki anak, atau karena memang belum menemukan pasangan ''yang tepat''. Alasan-alasan tersebut dapat membuat keinginan memiliki anak ditempatkan pada pilihan terakhir. 

Namun banyak wanita yang tidak berpikir bahwa kesuburan menurun seiring bertambahnya umur (ab Anfang 30). Sel telur tersebut akan menempel pada rahim namun tidak akan berkembang pada tahap berikutnya. 

Faktor umur, juga faktor lainnya seperti makanan, rokok, obsesitas etc. memungkinkan kerusakan pada Kromosom. Hal tersebut mengakibatkan penurunan produksi sel telur.

Pada usia 34 tahun, sekitar 40% sel telur sudah tidak memiliki Kromosom yang normal. Dengan itu sulit untuk Embryo tumbuh dan berkembang. Proses penuaan ini dapat dihentikan, salah satu caranya adalah dengan diambilnya sel telur ketika wanita masih dalam usia kesuburan. Sel telur ini disimpan dalam cairan Nitrogen pada -197 derajat, dan akan digunakan nanti ketika wanita tersebut sudah siap untuk memiliki anak. Cara ini sebenarnya sudah dilakukan beberapa tahun lalu untuk sperma pria. Di Jerman, proses ini memakan biaya sekitar 4000€ untuk biaya penanganan dan obat. Pasien yang memiliki asuransi kesehatan ''gesetzlich'' cukup membayar 50% dari biaya tersebut. 

Menarik! Namun saya tidak setuju dengan menunda proses kehamilan ini apalagi dengan alasan kerja dsb. Bagaimana pendapat kalian? :)



Sumber : Kinderwunschzentrum Darmstadt

Tuesday, July 28, 2015

Praktikum di Bagian Penyakit Dalam, Darmstadt


Assalamu'alaikum!! Lass mich heut über mein Innere-Kurs in Darmstadt erzählen :D

Di akhir semestr 5 ini, kami para mahasiswa wajib untuk mengikuti "Klopfkurs". Yaitu Praktikum di bagian Inneremedizin atau penyakit dalam. Setiap mahasiswa diberi kesempatan memilih 3 tempat yang diinginkan. Pilihannya yaitu di kota Giessen, Wetzlar, Friedbeg, Bad Homburg, Bad Hersfeld, Darmstadt, Berlin juga di Swedia. Beberapa klinik menyediakan juga tempat menginap untuk para mahasiswanya.

Pada akhirnya saya terdampar di kota Darmstadt. Saya bersama 5 teman lainnya melakukan praktikum ini di Alice-Hospital Darmstadt, di bawah bimbingan Prof. Dr. Heidt.

Hari pertama praktikum kami sudah dibuat capek dengan Laufenrunde. Awalnya kami diminta berkumpul di Ärztehaus pukul 07.50. Setelah itu kami dilempar ke bangsal 1B untuk bertemu dengan Prof. Heidt. Kami dioper lagi ke bangsal 4, karena katanya beliau ada disana. Sampai akhirnya kami disuruh ke bagian CPU (Chest Pain Unit) dimana Prof. Heidt sebenarnya berada. Setelah masing-masing memperkenalkan diri, kami pun memulai aktivitas kami, mengikuti Prof. Heidt untuk melakukan Visite. Menarik!! Suasana baru dengan aura baru. Kami memasuki kamar pasien satu per satu, mendengarkan obrolan Prof. Heidt dengan pasiennya. Mengamati bagaimana cara beliau berkomunikasi dsb. Prof. Heidt senang bercanda. Hampir setiap pasien dibuatnya bercanda, namun ada juga pasien yang terlalu serius dan menganggap perlakuan Prof.Heidt adalah sebuah pelecehan. Ketika mendatangi pasien banyak hal seru yang terjadi, misalnya Prof. Heidt akan menunjukkan mimik senang atau bertingkah seperti bersyukur kepada Tuhan dengan tangan ke atas jika melihat pasien yg "menarik" untuk kami periksa. Menarik disini berarti, pasien tersebut memiliki penyakit yang bagus untuk kami (para mahasiswa) pelajari. Misalnya katup mitral stenosis, insufisiensi mitral, COPD, efusi pleura.

Dalam praktikum ini kami belajar melakukan anamnesa pada pasien sesungguhnya. Kami dibolehkan melakukan pemeriksaan tubuh seperti auskultasi dan palpasi paru, jantung dan organ perut, memeriksaan fungsi 12 syaraf kranial, reflex otot dan status nada pada bagian kanan dan kiri tubuh pasien.Prof. Heidt adalah mentor kami disini, beliau adalah dokter spesialis penyakit jantung dan pembulu darah. 

Di hari kedua praktikum, Prof. Heidt menunjukkan kepada kami proses memasang katether pada pembuluh darah arteri femoralis. Beliau mengizinkan kami untuk ikut dalam ruangan operasi dan melihat proses dari beliau menyiapkan segala peralatan, membius lokal dan memasukkan benang ke arteri femoralis tersebut. Ketika benang sudah sampai ke daerah yang dituju, monitor sudah siap menunjukkan gambar Arteri femoralis itu bersama cabang-cabangnya. Lewat monitor ini kita bisa mengetahui apakah ada pengecilan atau penutupan aliran pembuluh darah pada lokasi tersebut. 

Pada hari-hari berikutnya kami diajak ke ruangan radiologi untuk melihat proses CT / Tomografi terkomputasi pada jantung. Kami juga diajak pergi ke Elisabeth Stift dimana disana terdapat mesin angiografi terbaru dan terbaik di Jerman. Sayangnya saya tidak berani untuk mengambil gambar. Satu hal yang tidak kalah menarik, adalah ketika saya memberikan defibrilasi pada salah satu pasien wanita yang menderita Aritmia atau gangguan detak jantung. Pasien sebelumnya diberikan bius oleh Prof. Heidt sehingga ia tidak sadarkan diri. Setelah itu Prof. Heidt memberi aba-aba dengan suara lantang agar tubuh saya tidak menyentuh kulit pasien ataupun tempat tidur pasien. Alhasil jantung saya juga jadi berdenyut lebih cepat dari sebelumnya. Saya sedikit panik karena hal ini baru untuk saya. Prof. Heidt memberikan aba-aba untuk memulai, lalu saya & teman saya memberikan ''sengatan listrik'' pada dada pasien tersebut secara bersamaan. Dan.. Bummmm!!! Tubuh pasien seperti loncat seketika. Pasien seperti tersedak namun kembali tidak sadarkan diri. Sepertinya bukan hanya si pasien saja yang terkena schock pada saat itu, namun saya juga haha :D

Sampai pada akhirnya waktu seminggu terlewati. Praktikum kami selesai dan kami ber-enam pulang kembali ke Gießen dengan membawa sejuta bekal pengalaman juga pengetahuan baru :)))





Gießen, 28.07.2015
sambil-menikmati-Gießen-yang-mulai-dingin


Sunday, July 5, 2015

Buka Puasa Bersama Muslim & Non-Muslim

Pada tanggal 4 Juli 2015 kemarin, IGG e.V, masjid Buchara dan IRH membuat acara berjudul "Sichtbare Integration miteinander und gemeinsam für Toleranz und Frieden in Gießen" - Integrasi satu sama lain, toleransi dan kedamaian bersama di Gießen. Acara ini diawali oleh sambutan dari masing-masing organisasi islam. Terlihat juga sambutan dari perwakilan kota Gießen juga dari organisasi kristen di Gießen. Acara pun dimeriahkan juga oleh penampilan anak-anak kecil yang menyanyi lagu islam dalam bahasa jerman di depan panggung acara. Acara diakhiri dengan buka puasa & makan bersama pada pukul 21.45.

















Friday, July 3, 2015

Hikmah Wanita Haid Dilarang Shalat & Berpuasa

Siang hari kemarin saya dilanda rasa lapar yang memuncak, ditambah rasa haus yang tak tertahankan. Hari itu matahari sedang semangat menyinari bumi bagian eropa. Karena saya sedang berhalangan sehingga tidak berpuasa, saya bergegas ke dapur untuk memasak. Tak lama tetangga saya yang orang jerman pun masuk ke dapur. 

Aryo : "Hej.. kochst du schon für heute Abend??" - Hei.. udah masak aja buat nanti malem?
Saya : ''Mmm.. Nein.. ich faste heut nicht.." - mmm.. engga.. saya ga puasa hari ini.
Aryo : "Warum denn? zu heiß? :D" - Kenapa emang? kepanasan ya? :D
Saya : "Haha nö... wenn die Frauen ihre Tage haben, dürfen sie nicht fasten" - Haha bukan, kalo perempuan lagi kedatangan bulan, mereka ga boleh puasa.
Aryo : "Na toll.. aber Harry muss immer fasten" - "ya.. tapi Harry (menunjuk tetangga saya yg muslim) harus selalu puasa.
Saya : "Männer müssen immer..." - laki-laki harus selalu puasa..

Berawal dari percakapan itu saya jadi bertanya-tanya.. Iya juga ya.. apa alasannya perempuan yang sedang haid ga boleh solat dan puasa. Sayang, pertanyaan saya dalam hati ini lebih menunjukkan keraguan daripada keingintahuan. Sedangkal itu ilmu saya, sehingga belum apa-apa sudah meragukan ketetapan yang sudah Allah SWT berikan.

Rasa penasaran yang memuncak membuat saya terdorong mencari tahun tentang hal tersebut. Dan... Alhamdulillah Allah SWT memberikan jawabannya..

Apa benar wanita yang sedang haid itu tidak suci?

Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim : 

“Dari Aisyah r.a ia berkata: “Nabi Muhammad SAW berkata kepadaku, “Berikan kepadaku sajadah kecil dari masjid!”, lalu aku berkata, “Tapi aku sedang haid”, maka Nabi berkata, “Sesungguhnya haidmu bukan pada tanganmu”.

Dari hadits ini dapat kita pahami bahwa tubuh wanita haid itu tidak najis. Yang kotor dan najis hanyalah darah haid tersebut.  Darah haid yang keluar itu tidak menjadikan seluruh tubuh wanita menjadi najis.

Mengapa wanita haid dilarang shalat & puasa? 

Dari Abi Said Al-Khudhri ra. bahwa Nabi SAW bersabda kepada para wanita... "Bukankah para wanita bila mendapat haidh tidak boleh shalat dan puasa? Para wanita itu menjawab, Benar. Itulah yang dimaksud dengan kurangnya agama mereka."

Jika dilihat dari segi kesehatan, sangatlah masuk akal mengapa wanita haid dilarang shalat dan berpuasa. Ketika sedang haid, wanita akan kehilangan banyak darah sehingga rentan mengalami anemia dan kehilangan zat besi bersama keluarnya darah haid. Kehilangan banyak darah berarti juga kehilangan banyak sel darah putih. Dimana sel darah putih sangat penting untuk menjaga imunitas tubuh. Ketika tentara penjaga pertahanan tubuh ini berkurang, tubuh akan rentan terhadap berbagai penyakit. 

Nah.. gerakan shalat seperti rukuk dan sujud membuat dinding-dinding rahim berkontraksi dan mengakibatkan meningkatnya peredaran darah ke rahim. Darah tersebut nantinya akan dikeluarkan sebagai darah menstruasi. Semakin banyak melakukan rukuk dan sujud menyebabkan semakin banyaknya sel rahim dan indung telur menyerap darah. Hal itu akan membuat wanita haid banyak kehilangan darah dan mudah lelah. Tidak lupa juga bersama darah menstruasi hormon yang penting untuk wanita akan ikut terbuang, sehingga kadar emosi wanita haid akan naik dan turun. 

Wanita haid juga dilarang berpuasa agar tetap dapat menjaga asupan gizi yang ada dalam tubuh. Tidak terbayang kan jika wanita sudah kehilangan banyak darah, ditambah tidak bisa minum dan makan? Wanita akan rentan terkena anemia, juga dehidrasi akibat hilangnya banyak cairan dalam tubuh. Karena itu wanita yang sedang haid dianjurkan untuk banyak minum air putih dan menjaga asupan gizinya seperti makanan yang kaya akan zat besi & magnesium, tinggi protein, tinggi serat, juga buah-buahan. 

Lewat hal ini kita dapat mengetahui hikmah besar, mengapa wanita haid dilarang shalat dan berpuasa. Kita harus yakin bahwa semua ketentuan yang Allah SWT berikan, pasti memiliki manfaat untuk makhluk-Nya.



Sunday, June 28, 2015

Ramadan in Gießen (Maroko, Bosnia & Afghanistan)

Malam itu cahaya matahari masih menerangi langit kota Gießen. Sekitar pukul 21.00 saya bersiap-siap untuk pergi ke Masjid Buhara, masjid milik Turki. Tentunya bersiap-siap untuk Iftar dan shalat magrib berjamaah disana. Setiap weekend, masjid turki ini ramai oleh para jamaahnya yang sebagian besar tentunya orang Turki. Beberapa orang tua tidak bisa berbahasa Jerman, hanya bahasa Turki. Sehingga seringkali kita berbicara menggunakan bahasa tubuh. Namun para remajanya sangat fasih berbahasa jerman dan turki. Ya, sebagian besar dari mereka lahir dan besar di Jerman. 

Malam ini tapi berbeda dari biasanya. Hanya sedikit jamaah wanita yang datang ke masjid. Bahkan di tempat ibadah wanita hanya ada dua wanita yang sedang duduk di sudut belakang masjid, dan satu lainnya sedan shalat. Saya pun mengucapkan salam kepada dua wanita tersebut dan bergegas untuk shalat sunnah. 

Setelah selesai shalat, wanita lain yang sebelumnya sedang shalat menghampiri saya. Mengucapkan salam dan memeluk saya. Ternyata dia adalah Nira, teman baru saya dari Maroko. Kami memang baru berkenalan sekitar 3 hari yang lalu. Namun rasanya kami sudah seperti saudara dekat. Nira bercerita pada saya bahwa akhir-akhir ini dia tidak berani pergi ke masjid dan menetap sampai shalat tarawih. Pasalnya shalat tarawih selesai sangat larut, sekitar pukul setengah 1. Beberapa waktu lalu ia dan temannya tertinggal bus yang harusnya ia naiki untuk sampai ke rumah. Lalu datang seorang pria jerman yang sedang mabuk dan memukul salah satu teman Nira. Mereka pun ketakutan namun juga melakukan perlawanan. Si pria mabuk ini bekata dengan keras bahwa wanita berkerudung harus pergi, pulang ke negara asal. Miris.. saya mendengar ceritanya. Sampai akhirnya polisi datang dan membawa pria mabuk tersebut ke kantor polisi. Memang... sebagian besar penduduk Jerman tidak rasis terhadap suatu kelompok agama, negara atau apapun. Namun tetap saja penduduk yang nicht ausgebildet (tidak berpendidikan) dan tukang mabuk masih banyak di sini dan melakukan tindakan sangat tidak wajar.

Waktu berbuka sebentar lagi tiba. Saya dan Nira bergegas pergi ke halaman belakang masjid. Disana ada tenda tempat kita berbuka puasa. Sebelum keluar masjid, dua wanita lain yang duduk di sudut belakang memberhentikan kami. Lalu salah satu dari mereka bertanya, "Entschuldigung.. wo kann man hier fastenbrechen?" - Permisi.. dimana kita bisa buka puasa?. Ternyata dua wanita ini baru pertama kali datang ke masjid ini. Saya dan Nira pun mengajak mereka ke halaman bersama.

Setelah berkenalan, ternyata dua wanita ini berasal dari Bosnia. Edita adalah si ibu, dan wanita satu nya adalah anaknya. Melihat percakapan Edita bersama anaknya yang menggunakan bahasa inggris, saya sangat penasaran dibuatnya. Ternyata Edita baru 1 tahun tinggal di Jerman. Sebelumnya ia bersama suaminya yang berasal dari Algeria dan 3 anak perempuannya tinggal di USA selama 15 tahun. Semakin seru perbincangan, saya pun mengetahui bahwa Edita bekerja di Alloheim, panti jompo tempat saya bekerja sekitar setahun yang lalu. Saya seperti membuka memori lagi.. Kenangan selama bekerja disana.. mengurus anak-anak dan orang tua yang sudah tidak bisa hidup normal. Saya bertanya pada Edita mengenai keadaan mereka. Alex, Katty, Herr "Küschi" dan lainnya.. Ah, saya masih ingat mereka.. 

Waktu sudah menunjukkan pukul 22.15. Saya harus bergegas untuk pulang, karena bus terakhir saya datang pukul 22.22. Edita cepat-cepat memberikan nomor hp nya pada saya, karena dia ingin mengundang saya & teman-teman untuk berbuka puasa bersama hari Minggu ini di masjid arab. Dia tahu bahwa saya masih pelajar dan tidak punya kendaraan pribadi. Sementara transportasi di Minggu malam selalu sulit. Sehingga dia menawarkan untuk menjemput & mengantar saya pulang selepas berbuka puasa di masjid malam nanti. Saya tersenyum riang..

Di perjalanan pulang, saya harus transit di Berliner Platz untuk bisa naik Bus yang menuju arah rumah saya.. 15 menit saya bersama teman saya duduk di halte. Bersama dengan "kawula muda" Jerman yang sedang bersiap memulai malam minggu mereka. Selagi menunggu bus, datang seorang pria dan satu wanita menghampiri kami. Mereka menyapa menggunakan bahasa yang tidak kami kenali. Sedikit mirip bahasa arab, namun juga sepertinya bukan? Si pria pun mencoba menggunakan bahasa inggrisnya yang kami pun tetap sulit mengerti. Ah.. ternyata mereka adalah pengungsi yang datang dari Afghanistan. Mereka ingin pergi ke tempat penampungan yang ada di daerah Rödgen sana. Dengan komunikasi yang sangat terbatas, kami pun membantu mereka menemukan bus untuk pergi ke penampungan pengungsi disana. Kasihan, mereka terlihat sangat lelah. Tidak terbayang  juga bagaimana sulitnya bagi mereka harus terpaksa mengungsi ke negara yang bahasa dan budaya nya saja sudah berbeda. Namun apadaya, mereka tidak punya pilihan lain selain mengungsi. Negara mereka sekarang tidak bisa disebut ''rumah''.

Semoga Allah menguatkan hati-hati kami, hati-hati kaum muslimin dimanapun berada. Aaamiinn...







Perpustakaan Universitas Gießen
28 Juni 2015
*doakan saya untuk ujian semester ini :D*