Pages

Tuesday, August 18, 2015

Drama Coklat

Layaknya seorang wanita yang takut ditinggal oleh kekasihnya.. merasa gelisah jika kekasihnya pergi. Sama seperti yang saya rasakan hari ini ketika kerja. Bukan dengan kekasih, melainkan teman kerja saya, Salma (nama disamarkan) hehe. Pasalnya sudah 4 hari saya dan Salma bekerja bersama di mesin yang sama, yang SELALU ngadat. Julius nama mesin tersebut. Julius ini mengemas coklat-coklat kelinci Bunny dengan baju berwarna gold. Sayangnya ia seringkali ngadat, membuat saya dan Salma kewalahan. Saya juga makin kebakaran jenggot kalo Salma meninggalkan saya hanya untuk ke toilet atau istirahat 10 menit. Itu berarti ketika Julius rewel, saya harus memperbaikinya sendiri. Saya harus memasukkan coklat Bunny secara manual ke dalam cetakan dalam mesin berjalan secara cepat, bersamaan dengan itu saya juga harus memperhatikan coklat Bunny yang lain agar tidak menumpuk dan sebagainya.. Sementara mesin tidak boleh diberhentikan. Karena setiap waktu kerjanya, kami harus memproduksi coklat minimal 400kg. Seperti kebakaran jenggot. Rasanya ingin menangis sudah :(

Sudah dua hari juga kepala bidang bagian produksi "COKLAT MINIS" kami diwakili oleh orang lain. Mendengar obrolan dari para pekerja disini, mereka kurang senang dengan si ibu wakil ini. Entah kenapa, yang jelas semua terlihat "malas" dengannya. Benar saja.. ketika saya ketemu dan melemparkan senyuman,  ternyata dia hanya melihat saya dengan muka datar, namun tidak kepada pekerja lainnya. Tak lama Salma meminta izin kepadanya agar saya dan Salma diizinkan pergi sholat sebentar. Kalimat pertama yang keluar dari mulutnya datar namun sedikit sinis.

Ibu : "Wo wollt ihr denn beten?" - "Emang kalian mau ibadah dimana?"
Salma : "Da, hinter der Treppe." - "Disana, dibalik tangga."
Ibu : "Weiß du, dass es verboten ist?!", - "Kamu tau kalo itu ga boleh?!" , tanyanya dengan logat rusia yang kental. "Ich hatte einmal jemand mit der Tür geschlagen, da sie hinter der Treppe gebetet hat. Selber Schuld! Ich musste ja dringend auf Toilette. Hahahaha!!" - "Gue pernah nabrak orang kena pintu, pas dia lagi ibadah di belakang tangga. Ya, salah sendiri! gue kan mau buru-buru ke toilet hahahaha", tawanya terbahak-bahak.

Salma : "Egal Syifa.. kommt!" - "Bodo amat Syifa, ayo!", Salma pun langsung menarik tanganku  dan menghiraukan ibu tersebut yang sedang menertawakan hal yang sebenarnya sangat tidak lucu. Sekejap pikiran suudzon saya keluar, apakah ibu ini tidak suka dengan saya dan Salma. Mungkin karena kita berdua memakai jilbab. Entahlah.

Ketika kami selesai shalat, Salma berkata padaku.

Salma : "Egal Syifa, was die Kafiren zu uns machen. Allah wird immer bei uns Enscha Allah. Mach Dua, hoffentlich schaffen wir ein Beten Raum zu realisieren. Ein Chef von Lindt ist ja auch ein deutscher Muslim." - "Terserah Syifa, apa yang orang kafir lakuin ke kita, Allah akan selalu bareng kita InsyaAllah. Doakan semoga kita bisa merealisasikan satu ruangan khusus untuk solat. Salah satu bos disini juga seorang muslim asli Jerman."

Hari berikutnya di ruang istirahat. Ibu perwakilan itu berbisik kepada Nihad, salah satu pekerja disana. Tak lama 4 pasang mata tertuju kepada saya, disusul yang lain, yang ikut menoleh dan berbisik. Hä, ada apa ini, pikir saya ragu. 

Setelah itu Nihad pun menceritakan kepada kami apa yang terjadi. Ternyata si ibu tersebut menginvestigasi Nihad, apakah kemarin dia membantu saya dan Salma ketika memproduksi coklat. Pasalnya kemarin Julius memang ngadat terus, dan kami hanya berdua. Salma beserta saya, yang hanya seorang mahasisiwi dengan pengalaman kerja baru 3 hari. Ibu itu tidak percaya bahwa kita hanya berdua mengerjakannya. Karena ternyata kemarin kita berhasil memproduksi 470kg coklat!! Lebih dari yang seharusnya, dan belum pernah sebelumnya ada yang berhasil mengerjakan sebanyak ini.

"Na.. siehst du! Allah hilft uns, Alhamdulillah. Egal was die Kafiren sagt, hauptsache arbeiten wir ehrlich. Enscha Allah heute schaffen wir 600 kg!!" - "Nah liat kan.. Allah bantu kita. Terserah orang-orang kafir itu mau ngomong apa, yang penting kita kerja dengan jujur. InsyaAllah hari ini kita bis produksi 600kg!!", katanya dengan tawa sumringah.

"He.. eh..", saya tertawa pasrah. 600 kg badan saya jadi apa habis ini :")










Aachen, 18 Augustus 2015
sambil-menikmati-dinginnya-Aachen-hari-ini







1 comment: