Pages

Wednesday, December 31, 2014

Salju

http://dreamatico.com/snow/1/

Malangnya nasib si Salju..
ketika ia datang, semua mengelu-elukannya

Namun,
ketika ia sudah bersahabat dengan tanah
semua melupakannya

Layaknya manusia,
yang ketika terlahir ke dunia
tangisannya sebagai rasa haru bahagia

dan setelah kematiannya..
setelah bercampur dengan tanah..
siapa yang masih ingat?

Frankfurt, 31.12.2014

Friday, December 26, 2014

Buku Informasi Studi di Jerman




Setelah satu tahun buku ini diterbitkan, akhirnya saya baru bisa membacanya plus testimonial pengalaman pribadi saya mengenai pengurusan studi di Jerman. Agak kaget karena tulisan saya ternyata dimuat sampai 3 halaman! hehe.. 

Übrigens.. seperti judulnya, buku ini mengumpulkan berbagai macam Informasi mengenai studi di Jerman. Diantaranya adalah gambaran umum mengenai Jerman, persiapan studi, apa itu Studienkolleg, apa pentingnya Studienkolleg, bagaimana cara mendaftarnya, bagaimana persiapan menuju perguruan tinggi, perbedaan Universität & Fachhochschule, info beasiswa, hal-hal yang harus dilakukan ketika berada di Jerman, apa yang harus dilakukan setelah selesai studi di Jerman, daftar penerjemah tersumpah dan masih banyak info lainnya..




Buku ini bisa dikatakan sebagai buku pedoman agar tidak ''tersesat'' di Jerman :)) So... selamat membaca!! 

Spesifikasi Buku
Judul : Informasi Studi di Jerman
Penulis : WUSKI Team
Penerbit : World University Service Komite Indonesia
Tebal buku : 230 Halaman
Kontak : WUSKI Indonesia




Gießen, 26.12.2014
sambil menghabiskan tegukan terakhir Good Day Mocacinno

Saturday, December 13, 2014

Tetangga Sebelah & Menikah



Malam itu saya tiba-tiba mendapatkan pesan Whatsapp dari tetangga sebelah, Lennart. Intinya dia cuma mau tanya apakah musik dia mengganggu saya, terlebih ketika tengah malam. Ternyata ada hal yang lebih menarik dari pembicaraan musik. Dia bertanya, apakah foto bayi di Profpict Whatsapp saya itu adalah anak saya. 

Saya bertanya balik, ''Apa saya terlihat seperti sudah menikah?''

Mungkin dia merasa aneh dengan pertanyaan saya tersebut. Dia pun menjawab pertanyaan saya, dengan pertanyaan lain, ''Kenapa harus menikah dulu untuk bisa menjadi ibu? Orang kan juga bisa punya anak tanpa harus menikah dulu...''

Aha.. saya baru menangkap arah pembicaraan dia. Saya lupa bahwa saya sedang berbicara dengan mereka, yang hidup di negara bebas, dan bahwa menikah bukanlah hal yang wajib. Pembicaraan kami lewat Whatsapp pun berlanjut. Mengalir dengan tema agama.. 

Sepertinya hal tersebut membuat dia benar-benar penasaran. Saya kira pembicaraan kami sudah selesai. Ketika di dapur, dia melanjutkan lagi tema ini. Saya pusing dibuatnya. Kalau saja saya bisa menjelaskan ke dia dengan bahasa indonesia, atau kalau saja saya bisa lancar berbahasa jerman sampai-sampai bisa menerangkan tema rumit ini dengan sederhana. 

Sampai pada titik pembicaraan kami, dia mengakui bahwa menikah adalah pilihan terbaik daripada hanya ''Zusammenleben'' atau tinggal bersama. Namun jika orang menikah, dan nantinya harus bercerai, proses itu sangatlah rumit menurutnya. Sehingga dia-dan sebagian besar orang jerman- memilih untuk hanya tinggal bersama tanpa terikat hukum. Sampai satu hal mengganjal dalam hati nya. Bagaimana kita bisa tau, bahwa pasangan kita saat itu adalah yang terbaik? Dia lebih cenderung memilih-dengan merasakan tinggal bersama-sehingga tau apakah wanita yang bersamanya adalah cocok untuknya.

Saya pun bertanya pada diri sendiri. Lalu bagaimana jika cinta itu dipertemukan karena cinta kepada Yang-Maha-Pencipta, Yang-Maha-Kuasa? Sehingga ke-tidak-cocokkan bukanlah hal yang berarti, dia hanya sebatas penghias kehidupan?



Wednesday, November 26, 2014

Tinggal Bersama di WG

Haiiiii :) kali ini saya mau ceritain sedikit  pengalaman saya tinggal di sebuah WG & bertetangga dengan berbagai macam karakter orang.. semoga ga bosen bacanya ya ;)

Wohngemeinschaft (WG)

Wohngemeisnchaft dalam bahasa Indonesia artinya adalah tinggal bersama dalam satu rumah dengan beberapa orang lainnya, dimana tidak ada hubungan khusus antara satu sama lain. Biasanya kamar mandi dan dapur digunakan bersama. Tinggal di WG seperti ini adalah salah satu alternatif bagi para pelajar yang tidak suka tinggal sendiri. Juga bagi yang mau melatih bahasa jermannya biar ga cuma bisa bilang ''ach so..'' dan ''sowieso..'', tinggal di WG adalah salah satu cara melatih bahasa jerman. Tinggal bersama dengan orang lain, dengan latar belakang yang berbeda juga dapat meningkatkan rasa toleransi dan kebersamaan. 

Tinggal bersama???? Eits.. jangan salah arti dulu. Di jerman privasi, teritorialitas dan individualitas sangatlah tinggi. Bukan berarti tinggal bersama, tetangga kita jadi bisa seenaknya keluar masuk kamar kita. Tidak.. Bahkan bisa jadi kita tinggal bersama tapi bertemu hanya setiap weekend, itu pun kalo lagi masak di dapur atau keluar kamar mandi. Sisanya? mengendap masing-masing di kamarnya.. Ya ga separah itu sih, tapi dengan ''tinggal bersama'' kalian ga perlu takut. Asalkan dihindari tinggal bersama hanya berdua, apalagi dengan beda lawan jenis :))))

Pelajar indonesia disini juga banyak yang mendirikan WG. Tinggal bersama dengan teman-teman dekat. Bisa masak makanan indonesia kapanpun tanpa ada yang ngomel karena aroma masakannya yang menusuk dan bisa ngobrol sepuasanya dalam bahasa indonesia hehe. Tapi inget, yang berlebihan itu ga baik bukan? Jangan terlena dengan keenakan makanan indonesia dan keasyikan berbicara bahasa indonesia, nanti kebanyakan main dan curhatnya, kuliah kita ga maju-maju karena kendala bahasa dll. 

Saya sudah tiga kali merasakan tinggal di WG. Pertama ketika saya masih di Hannover. Sangat tidak nyaman. Pasalnya saya tinggal bersama dengan pelajar dari negara lain *nama negara di sensor*. Yang membuat saya tidak nyaman adalah kamar mandi yang selalu bau karena kebersihan yang tidak dijaga oleh mereka. Pernah saya sampai beberapa hari ga mandi, hanya karena closet kamar mandi yang mampet. Saya juga tidak pernah menaruh makanan di dalam kulkas karena makanan saya selalu hilang ada yang mencuri. Karena saat itu adalah musim dingin, daging ayam dan makanan beku lainnya saya gantungkan di luar jendela. Lumayan, freezer alam.. daripada dicuri orang? hehehe

Pengalaman kedua adalah di kota Halle. Untuk 3 bulan pertama saya tinggal bersama 1 pria dari negara Yaman dan 1 wanita dari Iran. Sebenarnya saya agak kurang nyaman untuk tinggal bersama pria, tapi apa mau dikata, saya tidak punya pilihan lain. Tinggal bersama dua orang dari negara lain adalah pengalaman baru bagi saya. Kami banyak bertukar cerita, pengalaman dan saling bercerita mengenai negara masing-masing. Mereka sangat baik. Sang wanita pun sangat apik merawat tanaman-tanaman di dapur, dia juga pintar mendekorasi ruangan sehingga rumah kami terlihat seperti rumah ala timur tengah. Sampai pada suatu malam terjadi pertengkaran antara mereka. Si wanita berteriak sejadi-jadinya, mengamuk dan berkata kasar pada si pria. Si pria tidak banyak mengeluarkan kata-kata namun sekejap mendorong si wanita ke luar rumah dan menguncinya dari luar. Alhasil si wanita makin menjadi dan mendobrak pintu rumah. Saya diam di dalam kamar. Takut. Bingung harus berbuat apa. Saya tidak tahu apa masalahnya, dan saya tidak mau tahu. Saya hanya ingin kabur saat itu juga. Sampai saya mendengar si pria menelpon polisi. 5 menit kemudia polisi pun datang dan pertengkaran pun mereda. Saya memanfaatkan waktu tersebut untuk keluar dari rumah dan menumpang tinggal di rumah teman saya lainnya. 1 bulan kamar saya tinggalkan. Saya tidak mau datang ke rumah itu lagi, saya benar-benar takut.



Dapur dekorasi tetangga dari Iran

Pengalaman yang terakhir adalah tinggal di Gießen. WG saya, yang saya tinggali sampai saat ini. Tidak terasa saya sudah tinggal hampir dua tahun disini. Hanya dengan kamar seluas 12 m2. Disini kita tinggal ber 15 orang. Banyak ya??? hehe. Setengah dari kami adalah orang jerman, sisanya dari indonesia, cina, vietnam, maroko dan arab. Tinggal bersama mereka cukup terbilang seru. Untuk kebersihan masih saya bilang kurang. Rasanya jika dapur dibersihkan, 2-3 jam sudah mulai berantakan lagi. Kamar mandi? ya... masih geht. Terus kenapa saya bilang seru? Seru karena disini kita tinggal bersama berbagai tipe orang. Ada yang sedang menjalani program master, tapi kelakuan seperti anak SMA. Ada yang kerjaannya urak-urakan banyak merokok, banyak minum sedikit belajar. Ada yang apik sekali. Ada juga wanita yang agresif, kerjaannya bikin pesta dan ribut rumah. Yang sering bikin jengkel adalah kalo mereka udah bikin party di dapur sampai menjelang subuh. Dapur sekejap seperti kapal pecah, botol bir berserakan dan asap rokok dimana-dimana :( Tapi sampe saat ini saya masih nyaman tinggal bersama mereka :D

Foto perpisahan dengan Anya

Kalian mungkin juga punya pengalaman tinggal di WG? :)

Friday, November 21, 2014

Jalan Pagi di Akhir Pekan ala Jerman

Kalo kalian orang Jakarta mungkin pernah melakukan jogging di hari Sabtu atau Minggu, terus pergi ke Monas sekalian cari sarapan. Atau kalian yang orang Bogor, jogging atau bersepeda di hari Minggu ke daerah Sempur habis itu makan bubur ayam di taman kencana, terus liat kijang di Kebun Raya. Asik ya! Ternyata di Jerman bisa juga loh..

Di kota Frankfurt misalnya kalian bisa jalan pagi sekalian coba makanan hangat ala Jerman. Setiap hari Sabtu disini ada pasar pagi. Lokasi pasar ini sangat strategis, di daerah Zeil. Zeil adalah daerah pusat perbelanjaan di Frankfurt. Sepanjang jalanan berjejer toko-toko merk terkenal seperti Fossil, Zara, H&M, Douglas dsb. Nah pasar pagi ini berada tepat di sebrang H&M dan Deutsche Bank. Jadi yang mau sekalian cuci mata pun bisa kesini J

Pasar pagi ini dimulai sekitar pukul 08.00 pagi. Ada apa aja di pasar pagi? Disini kalian bisa nemuin berbagai macam jenis makanan dan minuman dari mulai Hefekloß (ini enak banget!), susu hangat, yoghurt, buttermilch, berbagai macam keju, ikan, ayam panggang, sayaur mayur juga ada beberapa bunga yang dijual disana. Semua makanan yang dijual disini dibuat langsung oleh mereka. Misalnya susu yang mereka jual, mereka ambil langsung dari sapi yang mereka ternak. Jadi tanpa tambahan bahan kimia atau lainnya ;)





Ini misalnya! Ini namanya Hefekloß, Bapau namanya dalam versi Indonesia. Walaupun semacam bubur ayam dan lontong sayur ga ada disini, Hefekloß juga tetep bisa manjain lidah kita :3 Ada banyak variasi rasa misalnya Vanilla, Mohn with Butter, Himbeere atau Kirsche. Hefekloß ini enaknya dimakan selagi hangat. Harganya juga masih terjangkau kok, 2,5€ untuk 1 porsinya!

Kalo udah kenyang, kita bisa lanjut berkunjung ke Flohmarkt. Floh = kutu, markt = pasar, dalam bahasa Indonesia maksudnya Pasar Loak. Flohmarkt ini berada di pinggir sungai Main, ga jauh lokasinya dari pasar pagi. Kalo kita pinter, kita bisa nemuin barang-barang bagus dan antik dengan harga yang murah banget! Asalkan mau sabar aja nyarinya hehe. Ada banyak hal yang bisa kita temuin di Flohmarkt misalnya baju-baju, jaket, sepatu. Disini juga banyak yang menjual sepeda, peralatan rumah, buku juga koleksi CD dan DVD yang kalian ga bisa temuin lagi di toko.








Ga jauh beda kan sama jalan paginya di Indonesia? Kalo mau agak beda sedikit, di pagi yang dingin tambah makan eskrim! 


Thursday, November 20, 2014

Malam ini langit Gießen terasa berbeda..
Setidaknya untuk diriku..

Banyak sekali hal yang kupikirkan
Banyak juga yang kuamati
Aku menanti sesuatu...




Gießen, 20.11.2014
Jumma Mubarak!


Friday, November 7, 2014

Tips Cepat Mengerti Teks Bahasa Jerman ala Syifa


Coba kalian bayangin kalo kalian tiba-tiba harus membaca dan mengerti teks yang ada di gambar. Lebih serunya lagi, ga cuma satu halaman tapi 400 halaman dengan waktu kurang dari 1 bulan. Ya .. seperti inilah buku mahasiswa kedokteran, hukum, bwl dan lainnya. Banyak teks, dan hampir semua adalah informasi penting yang harus dimengerti dan dihafal.

Teks diatas masih terbilang sedikit, karena masih ada beberapa gambar yang terpampang. Seringkali mahasiswa asing yang kuliah di jerman (termasuk saya) sulit memahami teks tersebut dalam waktu yang cepat. Tidak hanya teks, bahkan ketika kuliah juga berkomunikasi dengan teman kuliah. Permasalahannya klasik : masalah bahasa.

Ada beberapa fakta yang perlu kita ketahui berdasarkan pengamatan ala Syifa mengenai dunia-perkuliahan-di Jerman :

1. Mahasiswa jerman membaca rata-rata 2 - 3 kali teks kuliah sampai mereka mengerti apa maksudnya.
2. Jika teman kuliah bisa menjawab pertanyaan dosen dengan baik, berarti dia sudah mempersiapkan tema kuliah sehari sebelumnya, atau dia adalah mahasiswa semester atas yang ga naik kelas, atau keluarganya adalah keturunan dokter (contoh kasus mahasiswa kedokteran) hehehehe
3. Ketika datang kuliah, informasi baru yang kita dapat sekitar 20%, ditambah membaca dirumah 30%, berdiskusi dengan teman 30%, latihan mandiri 20%
4. Hanya sedikit mahasiswa yang bisa melakukan kegiatan No.3 karena banyak faktor penghalang seperti : Malas bangun pagi, malas datang ke Vorlesung (kuliah), kerja, kurangnya motivasi belajar.

Terus gimana caranya kita bisa mengerti pelajaran dengan cepat?


Cara belajar setiap orang berbeda-beda. Pertama saya akan membagi tips membaca teks bahasa jerman yang super banyak ala Syifa


1. Di awal semester tandai tanggal-tanggal ujian yang akan diambil di semester tersebut.
2. Kenali pelajaran-pelajaran yang paling lemah dan sulit untuk dikuasai.
3. Ketika sudah mengenali pelajarannya, cari Lehrbuch (buku pelajaran) yang paling geeignet (pas) untuk digunakan
4. Lihat ada berapa halaman dalam buku tersebut yang harus kita pelajari, dan berapa lama waktu yang kita miliki sampai dua minggu sebelum ujian.
5. Bagi banyaknya halaman dengan waktu yang dimiliki. Misalnya 400 halaman : 25 hari =  16 halaman per hari.
6. Mulai membaca 16 halaman setiap harinya. Jika pada suatu hari hanya mampu 10 halaman, akumulasikan sisanya ke hari berikutnya, 6 + 16 = 22. Anggap ini sebagai Bestrafung (hukuman). Jika dalam satu hari kalian dapat menyelesaikan 16 halaman, dan masih memiliki waktu & tenaga untuk melanjutkan ke halaman berikutnya, lakukan! Sehingga di hari berikutnya kalian tidak perlu membaca 16 halaman lagi, anggaplah hal ini sebagai Belohnung (hadiah) atas usaha kalian.
7. Hal yang terpenting dari cara membaca ini adalah kedisiplinan mempertahankan jadwal membaca. Tapi jangan lupa bahwa istirahat juga tidak kalah penting. Cobalah untuk membaca 1,5 jam, lalu istirahat 10 Menit. (kalo yang ini saya juga masih belajar :D)
8. Sebaiknya sisa waktu yang masih ada kalian gunakan untuk mengulang cepat pelajaran tersebut. Karena ketika kita membaca ulang pelajaran yang telah dipelajari, akan tetap muncul berbagai informasi baru, meskipun dari buku yang sama. 



Tips untuk mudah mengerti teks bahasa jerman ala Syifa :


1. Baca halaman pertama. Ga ngerti? Normal. Coba terlebih dahulu membaca teks paragraf pertama dan tebak arti kata yang sulit, menurut analisa diri sendiri. Jika sudah dapat arti kasarnya, coba cek di kamus. Jangan membiasakan diri untuk sering membuka kamus, karena nantinya kita sulit paham maksud dari kalimat tersebut.

2. Kita pasti merasa lelah karena banyak sekali kata baru yang belum kita kenal dan mau tidak mau harus kita mengerti. Intinya jangan putus asa! Secara ga sadar, lambat laun kemampuan-memahami-suatu-teks kita akan meningkat. Pada awalnya butuh waktu 5 menit sampai mengerti arti dari suatu kalimat, seiring berjalannya waktu pasti akan semakin cepat.

3. Banyak-banyaklah membaca artikel bahasa jerman di waktu luang, agar perpustakaan kata-kata baru di otak kita semakin banyak. Dengan kata lain kita mempermudah diri sendiri untuk memahami materi kuliah.

Sekarang saya berada di semester 4 dan sampai saat ini pun saya masih belum bisa memahami 100% apa yang dosen terangkan di kelas. Jadi.. buat kalian para Erstis ga perlu panik karena tidak mengerti pelajaran di kampus. Semua membutuhkan proses. Jika kita mau berusaha, pasti ada jalan!

CMIIW!

Gießen, 07.11.2014
Setelah-pusing-belajar-fisiologi

Thursday, November 6, 2014

Operasi Pengangkatan Rahim

Pagi ini alhamdulillah dapet telfon lagi dari Rumah Sakit St. Josefs, panggilan kerja.. Pulang kuliah saya bergegas ke rumah sakit agar tidak terlambat memulai operasi. Ternyata........ jadwal operasi digeser. Pasalnya ada pendarahan pada pasien sebelumnya. 1 jam saya menunggu tanpa melakukan apa-apa. Sampai akhirnya saya iseng masuk ke ruangan 5, dimana operasi pengangkatan rahim sedang berjalan.

Dari kecil Enin (panggilan untuk nenek) sudah menyarankan agar saya menjadi dokter kandungan. Ditambah juga dukungan orang tua dan lingkungan yang membuat saya memang terpikir untuk mengambil spesialis obstetri & ginekologi ini. Sayangnya saya belum punya kesempatan untuk mencicipi dunia ginekologi, baik didalam kuliah maupun ketika praktikum. Dan hari ini adalah pertama kalinya saya memasuki dunia ini!

Dokter Yahya namanya, beliau sebagai operator operasi pengangkatan rahim hari ini. Perasaan pertama ketika melihat jalannya operasi adalah...... takjub dan ngilu.. Saya benar-benar takjub melihat satu bagian tubuh wanita yang begitu kecilnya, sekarang terlihat seperti satu ruangan besar. Secara perlahan dokter Yahya mengeluarkan organ yang memiliki struktur sangat tebal dari ''ruangan'' tersebut. Karena tebalnya struktur tersebut melebihi besar pintu ''ruangan'' nya, dokter Yahya menggunting struktur tersebut menjadi tiga bagian kecil agar mudah dikeluarkan. Saya mengenali struktur itu, itu adalah rahim! Dalam bahasa jerman adalah Gebärmutter. Sungguh saya ngilu melihat proses pengeluarannya! Ngilu melihat darah yang mengalir dari ''ruangan'' itu, juga melihat bagaimana pintu ''ruangan'' tersebut ditahan oleh banyak kait agar tetap terbuka. 

Lagi-lagi pikiran saya saat itu melayang. Teringat beberapa waktu lalu Ambu (panggilan untuk ibu) juga menjalani operasi pengangkatan rahim. Bukan teringat proses operasinya, karena saya memang tidak berada disamping Ambu saat itu. Saya teringat proses ketika akan dan setelah menjalani operasi.

Pagi itu sekitar pukul 4 pagi waktu jerman, saya mendapat pesan singkat dari Khansa, adik saya ''Teh..! Ambu bentar lagi mau mulai operasinya.. doain ya supaya lancar..'' Spontan saya tidak bisa menahan perasaan sedih saya saat itu. Saya menangis.. sedih karena tidak bisa berada disana ketika Ambu akan menjalani operasi. Khansa pun sibuk sekolah, sehingga Apa (panggilan untuk ayah) terpaksa harus sendiri menemani Ambu. Langsung saya mengirimkan pesan singkat ke Apa. Mencoba menenangkan Apa agar tidak merasa panik dan gelisah. 

Beberapa jam kemudian saya mendapat pesan singkat lagi dari Apa, ''Teh.. operasinya ga berjalan mulus. Rahim Ambu melekat bersama dengan usus, jadi dokternya harus panggil dokter lain untuk bantu memisahkan usus dengan rahimnya.'' Persásaan saya semakin sedih ga karuan. Tak lama, saya mendapat pesan singkat lagi. Kali ini dari Khansa. ''Teteh... operasinya udah selesai! Ini foto rahimnya Ambu. Kaya ayam KFC ya!''. Komentar lucu nya Khansa membuat hati saya menjadi lega lagi... Khansa pun mengirim pesan lanjutan kepada saya. ''Oh iya teh.. tau ga.. tadi dokter bilang usus Ambu nempel sama rahim dan harus dipisahin. Terus dokternya minta persetujuan Apa. Gak lama Apa nangis dan langsung pergi sebentar ninggalin ruang tunggu..''

Membaca pesan singkat dari Khansa tersebut membuat saya ingin meneteskan air mata lagi. Sedih tidak bisa disamping Ambu, juga tidak bisa menemani Apa. Terbayang sudah bagaimana tertekannya Apa ketika harus mengurus Ambu sendirian. Lebih sedihnya lagi posisi saya yang sering melihat jalannya operasi, tapi tidak ada ketika keluarga sendiri yang akan menjalankan operasi. Meskipun begitu saya tetap besyukur karena operasi Ambu berjalan dengan lancar. Ambu juga hanya membutuhkan waktu 2 minggu sampai bisa beraktivitas kembali.

Lamunan saya pun kembali ke ruang operasi pagi itu. Salah satu perawat memberi isyarat bahwa saya harus mulai bersiap-siap untuk membantu di ruangan operasi yang lain. Dan saya pun meninggalkan dokter Yahya bersama tim bedahnya, juga meninggalkan ruangan tersebut bersama lamunan saya menjadi Gynäkologin.

Gießen, 06.11.2014
Ketika-sedang-kehilangan-motivasi-belajar 

Friday, October 24, 2014

Bewerbung fürs Humanmedizin Sommersemester 2015

Masih sama seperti dua tahun lalu, ada 9 Universitas yang membuka fakultas kedokteran di semester musim panas 2015 ini.
1. Berlin-Charité
2. Erlangen / Nürnberg
3. Gießen
4. Göttingen
5. Köln
6. Mainz
7. Münster
8. Tübingen
9. Würzburg
Perlu diingat bahwa pendaftaran Uni Göttingen TUTUP LEBIH AWAL dibanding universitas lainnya (31 Oktober 2014). Jadi sebaiknya persiapkan dokumen pendaftaran dari sekarang dan mendaftar secepatnya. Kebanyakan dari kita baru akan menulis FSP sekitar akhir bulan November. Kita bisa melampirkan keterangan dari Studienkolleg bahwa kita baru akan menulis FSP pada tanggal sekian ...... dan akan nachreichen FSP Zeugnisnya.

http://www.uni-goettingen.de/de/51427.html#noneu


Untuk Uni Mainz mereka punya persyaratan khusus untuk Ausländer, yaitu Anerkennung der Vorbildungnachweise. Kita cukup mengirimkan fotokopi rapor kita, lalu dalam waktu sekitar 1-3 bulan mereka akan mengirimkan Anerkennung ini. Anerkennung ini dikenakan biaya sekitar 50€. Sangat disarankan agar mengurus Anerkennung ini DARI SEKARANG. Karena pengalaman saya, dokumen ini datang satu hari setelah Bewerbungsfrist habis. Jadi... lebih cepat lebih baik 

http://www.studium.uni-mainz.de/bewerberinnen-mit-auslaendischen-zeugnissen/

Ah ja.... sebelum FSP-Phase dimulai, ada baiknya juga sambil santai mengumpulkan semua dokumen yang diperlukan untuk mendaftar Uni. Barangkali dokumen terjemahan kita kurang dsb, sehingga kita masih punya cukup waktu untuk mengurusnya. Falls harus diurus di Indonesia.
Jika ada waktu senggang, iseng-iseng buka Website Universitas masing-masing, siapa tau ada persyaratan khusus dari mereka. Karena beberapa Universitas memiliki persyaratan yang berbeda-beda.

Zu­al­ler­letzt wünsche ich euch schönes Wochenende!!

Gießen, 24.10.2014
137-hari-sebelum-Physikum

*P.S maaf kalo bahasanya agak campur-campur :)

Sunday, October 19, 2014

Thyreoidektomie

Pagi itu seperti biasa saya datang ke ruangan operasi, sesuai panggilan Prof. Schwetlick jika ia membutuhkan saya. Ketika terburu-buru sampai ke ruangan operasi, Eugen salah satu teman saya mengatakan bahwa Prof. Schwetlick ingin saya membantu di ruangan operasi lain.. Dia bilang bahwa saya dipindah ke Ruangan 4 untuk operasi Stroma. Hmmm apa lagi itu Stroma. Saya belum mudeng. Agaknya file-file anatomi di otak saya sedang terkunci, tidak bisa mengingat pelajaran anatomi di semester lalu. Saya hanya berharap semoga ini bukanlah operasi yang sulit sehingga saya harus mengeluarkan tenaga penuh ketika membantu operasi.

Langsung saya bergegas mencuci tangan agar steril dan mengenakan baju operasi. Tak lama datanglah Frau Doktor Schaumann. Saya kenal beliau. Beliau termasuk salah satu Chirurgin yang ramah. Ternyata Frau Doktor datang bersama Herr Doktor Brückner. Ingatan saya mulai aktif kembali. Yaya... Herr Doktor Brückner adalah dokter kepala baru di bagian Viszeralchirurgie. 

Setelah semua persiapan operasi selesai, operasi pun segera dilaksanakan. Di sebelah kanan pasien berdiri Frau Doktor Schaumann dan sebelah kirinya Herr Doktor Brückner. Saya berdiri siap siaga di bagian kepala pasien, menunggu datangnya perintah dari para dokter. ''Schnitt!'', kata Herr Doktor, menandakan bahwa dia sudah memulai untuk ''membuka'' kulit pasien. Satu persatu perintah pun datang pada saya. Awalnya saya diperintah menahan lapisan kulit agar tetap terbuka, lalu semakin lama ke lapisan yang semakin dalam. Saya masih meraba-raba ini adalah operasi apa. Tentang kata Stroma yang saya ingat ada hubungannya dengan jaringan ikat. Namun... masih banyak file-file di otak saya yang terkunci. Saya masih belum mengerti.

Selama operasi berjalan sering sekali Herr Doktor Brückner meminta alat yang dia sebut ''Stimulation''. Setiap alat ini menyentuh bagian operasi, muncul di layar komputer nama nama syaraf atau bahkan tidak sama sekali, misalnya :

''N. laryngeus reccurens erkannt'' - N. laryngeus reccurens terdeteksi.
''kein Nerv erkannt'' - tidak ada syaraf terdeteksi.

hmmm.. sepertinya saya sudah bisa menerka apa yang akan para dokter ini lakukan dengan hal yang berkaitan dengan syaraf laryngeus reccurens. 

Operasi pun terus berjalan. Biasanya dalam operasi yang Prof. Schwetlick jalani, saya harus menahan lapisan otot dengan kait yang sangat keras bahkan sampai tangan, leher dan punggung saya sakit seharian. Untuk operasi yang ini saya tidak membutuhkan tenaga besar. Saya hanya cukup berdiri dan menahan lapisan kulit atau lemak agar tetap terbuka. Sayangnya muncul masalah baru, saya ngantuk... Sampai Frau Doktor Schaumann sempat menegur saya, ''Halten Sie, wie ich sie Ihnen geben und nicht schlafen.'' ''tolong tahan kaitnya sebagaimana saya kasih ke anda dan tolong jangan tidur.'' 

Satu setengah jam sudah operasi berlalu, sampai akhirnya ada satu struktur tubuh yang berhasil dikeluarkan oleh para dokter ini. Struktur yang saya kenal dan sering saya lihat di buku anatomi. Kelenjar tiroid! Oh... ternyata ini adalah operasi pengangkatan tiroid. Dan saya pun baru ngeh, ternyata yang Eugen maksud bukanlah Stroma tetapi Struma. Ya.. Struma adalah pembesaran kelenjar tiroid atau lebih kita kenal dengan penyakit gondok. Untung saja para dokter tidak tahu kalau saya sebenernya bingung sedang ikut melakukan operasi apa. ckckck sepertinya telinga saya harus dibuat lebih tajam agar bisa mengerti bahasa jerman dengan baik :D

Gießen, 19.10.2014

142-hari-sebelum-Physikum

Tuesday, October 14, 2014

Menyusup Kuliah di Fakultas Kedokteran UI

Sebenarnya kejadian ini terjadi tahun lalu, ketika saya sedang menikmati liburan musim panas di Indonesia.  Ceritanya berawal dari ajakan Mba Nana untuk menjadi tamu di forum keputrian mahasiswi UI. Sedikit cerita tentang Mba Nana, nama lengkap beliau adalah Radiana Antarianto. Beliau adalah dosen di FKUI dan kami berkenalan ketika Mba Nana sedang menjalani program S3 nya. Mba Nana adalah kaka saya di Hannover, beliau mengenali saya banyak hal diminggu-minggu awal saya tinggal di Jerman. Teringat perbincangan saya tentang mendidik anak di negeri minoritas bersama Mba Nana dan suaminya Mas Jahar, membuat saya memiliki pandangan-pandangan baru tentang eropa. Mba Nana juga pernah mengajak saya berkeliling MHH (Medizinische Hochschule Hannover) dan Uni Kliniknya, saat itu adalah kali pertama saya melihat kehidupan rumah sakit di Jerman.

Kembali ke cerita awal, karena ajakan Mba Nana saya datang ke forum keputrian tersebut. Kami diminta untuk sharing mengenai pengalaman kami di Jerman, seputar kehidupan dan seputar kuliah kedokteran. Agak gugup campur senang sih bisa berbicara di depan para mahasiswi Fakultas Kedokteran UI. Rasanya keinginan saya untuk bisa mengenyam pendidikan disana pun belum hilang.

Setelah acara pun selesai, malu-malu tapi mau, saya berkenalan dengan para mahasiswi tersebut dan bertanya apakah saya boleh mengikuti kuliah mereka. Kebetulan sekali, saat itu mereka akan mengikuti kuliah Biokimia. Saya pun langsung ditarik oleh mereka ke ruangan kuliah. Ketika memasuki ruangan saya merasa semua mahasiswa mengamati saya. Mungkin aneh melihat muka baru disini. Saya pun langsung mengambil tempat duduk dekat teman-teman baru saya. Satu dua menit pertama saya hanya mengamati situasi kuliah. Melihat mahasiswa paling depan yang serius mendengarkan dosennya berbicara, namun ada juga mahasiswa yang jiwa dan raga nya sudah terpisah alias tidak bisa berkonsentrasi lagi. Hmmm...  sama persis seperti disini, pikir saya. Saya pun mencoba berkonsentrasi mendengan apa yang dosen terangkan pada hari itu. Tapi gak bisa... saya belum belajar pelajaran biokimia.. dan.. Oh My God.. bahasanya berubah semua. Saya merasa aneh mendengar kata Asam amino.. Saya belum bisa langsung mengerti bahwa yang dimaksud adalah Aminosäure dalam bahasa jerman. Saya merasa asing dengan bahasa sendiri. Langsung pikiran saya melanglang buana. Bagaimana jika kelak saya bekerja di Indonesia, bagaimana saya bisa beradaptasi terhadap semuanya. Beradaptasi disipun rasanya tidak pernah selesai, nanti saya harus kembali beradaptasi dengan lingkungan sendiri. Akhirnya saya pun membuat rencana untuk datang ke toko buku dan membaca beberapa buku kedokteran dalam bahasa indonesia.

Tak terasa kuliah pun selesai. Saya lanjut berkenalan dengan mahasiswa dan mahasiswi lainnya dan bertukar kontak satu sama lain.  Ketika saya dan Nay, kenalan baru saya berjalan ke luar ruangan, ibu dosen yang membawa kuliah biokimia tadi menyapa kami. Beliau pun bertanya tentang ini dan itu, nama asing yang tidak saya mengerti. Saya mengira-mengira sepertinya yang disebutkan itu adalah nama acara atau organisasi di Fakultas Kedokteran UI. Selama obrolan berlangsung, saya hanya melemparkan senyuman dan menganggukan kepala, berusaha mengikuti alur pembicaran.

Lalu tiba-tiba ibu dosen pun bertanya kepada saya, “Kalo kamu ikut organisasi apa?“.

Haha rasanya saya ingin menertawakan diri sendiri, merasa bodoh ada disini.

Karena saya tidak punya alasan lain, saya pun menjawab, “Hehe.. maaf dok... saya disini sedang kunjungan aja.. mau liat rasanya kuliah di FKUI“.

Tak diragukan lagi sang dosen pun bertanya dimana saya kuliah.

Loh.. memangnya kamu kuliah dimana?“ tanya ibu dosen tersebut.

Saya kuliah di Jerman dok.. hehe.. disini ga keterima jadi kuliah kesana deh..‘‘, jawab saya sambil cengengesan.

Oalaaaah... kalo saya tau dari awal, hati-hati kamu kena bayaran karena ikut kuliah disini.“ jawab ibu dosen itu sambil tertawa.

Haaaah lega rasanya, ternyata ibu dosen itu tidak marah karena saya mengikuti kuliahnya. Bahkan beliau sepertinya penasaran tentang sistem perkuliahan di Jerman. Akhirnya saya pun bisa benar-benar mengikuti alur pembicaran bersama ibu dosen tersebut. Sampai akhirnya saya berpamitan karena harus mengejar kereta pulang ke Bogor. Senang sekali akhirnya saya bisa merasakan kuliah di Fakultas Kedokteran UI, merasakan duduk bersama mahasiswa lainnya, walaupun tidak lebih dari dua jam. Alhamdulillah.. status saya sekarang juga sebagai mahasiswa kedokteran, meskipun bukan di Universitas yang seperti awal saya impikan.


Gießen, 14.10.2014

147-hari-sebelum-Physikum

Saturday, October 11, 2014

Latihan Anamnesis

Quelle : http://www.meine-gesundheitsakademie.de/
''Herr Wimmel!!'', saya memanggil nama pasien tersebut, ''bitte setzen Sie sich'' (Silahkan anda duduk).

Hari ini saya mendapat pasien baru. Bukan sekedar baru, karena pasien ini adalah pasien pertama saya. Pasien pertama saya selama saya menginjakkan kaki dalam pendidikan dokter. Ya.. pada hari itu kami melakukan latihan anamnesis. Kami akan dihadapkan oleh seorang pasien yang kami belum ketahui keluhannya. Disana akan dilihat bagaimana kemampuan kami berkomunikasi dengan pasien.

Pria itu pun masuk ke ruangan praktek saya. Saya menjabat tangannya dan mempersilahkan ia duduk. Anamnesa pun dimulai..

''Ja Herr Wimmel, was kann ich für Sie tun?'' (ya Pak Wimmel, ada yang bisa saya bantu?), tanyaku pada pasien. 

''Sie müssen mir helfen, Frau Doktor. Ich weiß es nicht... seit ein Paar Wochen kann ich nicht richtig schlafen... ich brauche unbedingt Ihre Hilfe'' (Anda harus membantu saya bu dokter.. Saya ga tau... sudah beberapa minggu saya tidak bisa tidur nyenyak.. Saya sangat butuh bantuan anda), keluh Pak Wimmel.

Hmmmm... jantung saya mulai berdetak tidak karuan.. Saya grogi.. 16 pasang mata sedang mengamati saya. Mengamati cara saya berkomunikasi dengan pasien. Mungkin syaraf-syaraf di otak saya saat itu sedang sibuk mengumpulkan kosakata bahasa jerman dan mencoba menyusunnya dalam sebuah kalimat. Lalu syaraf yang lain memberontak, mengeluh kenapa tidak menggunakan bahasa indonesia saja yang jauh lebih gampang. Saya pun pasrah.. jalani saja..

Saya mulai mengumpulkan data-data pasien tersebut.. Bagaimana kondisi nya ketika tertidur, sesak napas atau tidak. Apakah tidurnya terbagi-bagi sehingga ia harus terbangun di tengah malam. Pak Wimmel juga bercerita tentang pekerjaannya, bahwa ia sering mendapatkan tekanan dari bos nya. Namun ketika saya bertanya lebih dalam, ia merasa bahwa tekanan dalam pekerjaan tidak mempengaruhi kualitas tidurnya.

Seketika saya merasa sedang menjadi detektif. Seperti detektiv Conan, komik kesukaan saya. Otak saya berputar memikirkan kemungkinan lainnya. Saya melanjutkan pertanyaan mengenai situasi keluarga. Pak Wimmel bercerita bahwa dia sudah bercerai dengan istrinya. Sejak perpisahaan itu ia tidak berhubungan baik lagi dengan mantan istrinya. NAH!!! Hati saya bergembira. Ini lah sebabnya Pak Wimmel tidak bisa tidur. Ia stress atau depresi karena telah pisah dengan istrinya. Saya pun bersemangat dan bertanya lebih dalam.

''Seit wann haben Sie sich mit ihrer Frau getrennt, wenn ich wissen darf?'' (Sejak kapan anda bercerai dengan istri anda, jika saya boleh tau?) , tanyaku semangat.

''Das war schon lange her Frau Doktor, 10 Jahren..'' (Itu sudah lama bu dokter.. kira-kira 10 tahun yang lalu), jawab Pak Wimmel.

Hati saya kembali menciut. Tidaaakkkkkk...!! Ingin rasanya pergi dari ruangan ini. Bingung mencari alasan dari kesulitan tidurnya Pak Wimmel. Sayangnya saya tidak boleh melakukan hal itu. Saya meneruskan kembali anamnesa. Bertanya mengenai hubungan Pak Wimmel dengan anaknya, bertanya apakah Pak Wimmel perokok, mengkonsumsi alkohol atau gemar meminum kopi. Saya juga bertanya apakah lingkungan sekitar rumahnya berisik. Semua pertanyaan sudah saya lontarkan kepada Pak Wimmel. Dan selanjutnya saya pun terdiam. Skakmat. Resah tidak tahu harus melakukan apa..

Sampai Pak Wimmel pun kembali membuka mulutnya..

''Frau Doktor.. Ich habe aber noch Mutter.......'' (Bu dokter.. tapi saya juga masih punya ibu..), kata Pak Wimmel dengan suara pelan.

''äähhmmm..'', saya berdeham menandakan bahwa saya ingin mendengar ceritanya lebih lanjut.

Pak Wimmel pun melanjutkan ceritanya. Bercerita bahwa akhir-akhir ini sang ibu sering masuk rumah sakit. Dokter pun menyarankan agar ibunya dipindahkan ke panti jompo. Masalahnya Pak Wimmel tidak punya cukup uang untuk membiayai ibunya di panti jompo. Dan sejak saat itu Pak Wimmel sulit untuk tertidur.

Dalam hati saya ingin berterima kasih sedalam-dalamnya kepada Pak Wimmel karena telah membantu saya mendiagnosa faktor kesulitan tidurnya. Setelah itu saya pun memberikan saran-saran bagaimana agar Pak Wimmel mudah tertidur di malam hari dan selanjutnya saya kirimkan Pak Wimmel kepada ahli terapi untuk mengatasi depresinya.

Anamnesa pun selesai, diagnosa akibat depresi pun ditemukan. Saya berharap Pak Wimmel keluar ruangan praktek saya dengan perasaan yang lebih baik dari sebelumnya.

Semenjak latihan anamnesis ini.. Saya menyadari betapa sulitnya berkomunikasi dengan pasien. Betapa sulitnya jika bahasa kami tidak menyatu. Jika perasaan si dokter tidak bisa ikut mengalir bersama perasaan si pasien. Betapa sulitnya membuat pasien percaya, untuk dapat menceritakan semua keluhannya kepada dokter. Dan betapa sulitnya memahami pasien, yang datang dengan penuh harap, bahwa kita dapat membantu menyembuhkan penyakitnya..



Gießen, 11.10.2014
dua-hari-sebelum-ujian-psikologi

Thursday, October 2, 2014

Magang di RS Dompet Dhuafa

Sumber : http://www.rumahsehatterpadu.or.id/wp-content/uploads/2012/12/Gipgip.gif
Pada liburan musim panas tahun 2013 lalu saya berkesempatan mengisi liburan dengan magang di RS Dompet Dhuafa. Sebelumnya saya belum pernah mendengar tentang rumah sakit ini. Setelah membaca sejarah dibangunnya rumah sakit ini, membuat saya semakin penasaran untuk cepat magang disana. Uniknya ternyata rumah sakit ini bukan bernama Rumah Sakit Dompet Dhuafa melainkan Rumah Sehat Dompet Dhuafa. ya... siapa yang mau berbaring lama di rumah ''sakit''? Dan kenapa namanya Dompet Dhuafa? Karena rumah sakit ini hanya melayani pasien yang kurang mampu. Biayanya pun ditanggung semua oleh rumah sakit. Bagaimana kita tahu bahwa orang tersebut benar-benar miskin atau hanya berpura-pura? Ketika pasien datang ke rumah sakit, pasien akan diminta data lengkap beserta alamatnya. Setelah itu tim lapangan akan meninjau langsung rumah pasien dan lingkungan rumah pasien, juga bertanya pada tetangga sekitar. Sehingga penipuan insyaAllah dapat dihindari.

Ada banyak cerita yang ingin saya bagi kepada teman-teman semua..

Hari pertama saya magang, saya tidak tahu harus melakukan apa. Mungkin rumah sakit di Indonesia memang tidak terbiasa menerima mahasiswa kedokteran yang baru menginjak semester 2. Karena memang di Indonesia tidak ada peraturan seperti itu. Alhamdulillah semua staff disini baik sekali. Saya diajak oleh salah satu perawat untuk berkeliling rumah sakit dan diperkenalkan juga oleh perawat dan dokter disana. Rumah sakit ini masih sederhana, namun menurut saya untuk ukuran sederhana sudah sangat maksimal. Jangan membayangkan rumah sakit untuk orang kurang mampu sangat kotor dan bau. Disini tidak sama sekali. Kebersihan dan higienitas sangat di perhatikan. Ruangan untuk pasien laki-laki dan perempuan dipisah. Juga untuk anak-anak. Selama seminggu pertama bisa dibilang saya hanya mengikuti perawat. Mengamati kegiatan mereka. Terkadang juga ngobrol bersama pasien dan keluarga pasien. 

Ada satu cerita ketika saya berkenalan dengan keluarga Bapak A. Bapak A tebaring lemas di tempat tidur. Beliau mengidap penyakit Hepatitis C. Saya pun hanya bisa mengobrol dengan istrinya. Istri Bapak A sangat tertarik sekali mengetahui saya adalah mahasiswa kedokteran dari Jerman. Saya pun dengan senang berbagi cerita dengan beliau. Selang beberapa hari, saya mendapati istri Bapak A sedang duduk di depan kamar pasien. Beliau tersenyum melihat saya. Namun terlihat dari raut wajahnya bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Saya pun menyapa beliau dan langsung pergi. Tak disangka, salah satu perawat mengatakan bahwa ternyata Bapak A baru saja meninggal. Tiba-tiba saya teringat baru saja istri bapak A tersenyum kepada saya. Baru juga beberapa hari yang lalu saya bertemu beliau bersama istri dan mengobrol bersama. Dan ternyata sang istri tersenyum ketika suaminya telah dinyatakan meninggal. Ada juga kejadian ketika saya melihat langsung proses penjemputan ajal seorang ibu. Dimana keluarga nya hanya bisa menangisi kepergiang sang ibu. Proses ketika frekuensi nafas yang dalam sekejap hilang membuat badan saya terasa lemas. Entah kenapa.. mungkin ini kali pertamanya saya merasakan ajal memang sangatlah dekat.

Cerita lain ketika saya sedang berkeliling di ruangan atas.. Tiba-tiba ada suara imut menyapa saya ''Halo teteh.....''. Saya pun langsung mendekatinya. Namanya Reyhan. Umurnya mungkin sekitar 3 tahun (maaf.. saya jelek dalam menebak umur hehe). Anak ini terlihat sangat ceria sekali. Benar saja.. neneknya bercerita kepada saya, bahwa Reyhan suka sekali menyapa orang yang dia lihat. Dokter dan perawat semua dia sapa denga panggilan Aa dan Teteh.. Malangnya Reyhan sudah yatim piatu dan hanya tinggal dengan neneknya. Nenek sayang sekali pada Reyhan. Menjaga selama Reyhan dirawat di rumah sakit. Saya melihat luapan cinta dari sang nenek pada cucunya..

bersama Reyhan :D
Reyhan & Rifat
Si kecil satu lagi bernama Rifat. Umurnya belum genap setahun. Rifat baru saja menjalani operasi di RSCM dan hari itu Rifat harus kembali ke RSCM untuk melakukan kontrol selanjutnya. Rifat dikirim ke RSCM oleh RS Dompet Dhuafa untuk menjalani operasi, biaya pun tetap ditanggung oleh RS Dompet Dhuafa.

Ada juga saat dimana saya merasa malaaaas sekali untuk pergi magang. Malas karena udaranya yang panas dan lembab juga polusi yang jarang saya temui disini. Tapi karena dorongan ibu saya, saya tetap pergi magang walaupun sudah telat 1 jam. Sesampainya di rumah sakit, saya kaget. Terdapat spanduk besar yang bertuliskan ''Friendship Visit Warmest Welcome H.E George Witschel'' dan banyak juga siswa berseragam putih biru berdiri berjejer dengan alat musik traditional. Ternyata hari ini ada kunjungan orang penting, pikir saya. Mengingat saya datang terlambat, saya pun bergegas pergi ke ruang jaga inap dan memulai melakukan tugas saya. Tak lama kemudian, datang seorang laki-laki mamakai kemeja batik sangat rapi dan meminta saya untuk ikut menerima kunjungan tamu. Saya heran kenapa saya juga harus ikut.. Ternyata... Bagai mendapat durian runtuh.. Tamu yang datang hari itu adalah Duta Besar Jerman dan saya diminta untuk membantu menjelaskan baik dalam bahasa jerman dan indonesia.. Melewati kerumunan orang, saya pun berdiri di sebelah Pak Dubes dan Pak Parni Hadi dan ikut berkeliling memperkenalkan rumah sakit kepada tamu hari itu. Pak Parni Hadi adalah salah satu pendiri Dompet Dhuafa Republika ini. Senang sekali rasanya saya bisa duduk dan berbincang bersama tokoh-tokoh penting pada hari itu. Saya juga bisa menunjukkan bahwa mahasiswa Indonesia pun mampu bersaing di Eropa untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

Sumber : http://www.rumahsehatterpadu.or.id/photonews/kunjungan-duta-besar-jerman/
Sumber : http://www.rumahsehatterpadu.or.id/photonews/kunjungan-duta-besar-jerman/


Sumber : http://www.rumahsehatterpadu.or.id/photonews/kunjungan-duta-besar-jerman/

Sumber : http://www.rumahsehatterpadu.or.id/photonews/kunjungan-duta-besar-jerman/

Tidak hanya mengunjungi rumah sakit, Pak Dubes juga diajak mengunjungi sekolah SMART Ekselensia Indonesia. Sekolah ini adalah sekolah yang didirikan juga oleh Dompet Dhuafa untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak Indonesia. SMART Ekselensia adalah sekolah asrama yang bebas biaya, juga akselerasi SMP-SMA 5 tahun. Ketika memasuki sekolah ini dan berkenalan dengan adik-adik di SMART Ekselensia, saya hanya bisa berdecak kagum melihat prestasi mereka, keaktifan mereka ketika diajak berbincang dengan Pak Dubes juga kemampuan bahasa inggris mereka yang tidak bisa diragukan lagi. Berkenalan dengan mereka rasanya seperti ada pompa semangat baru dalam hidup saya. 




Papan pengumuman ekstrakulikuler di SMART Ekselensia

Cerita lain ketika praktikum adalah ketika saya membantu khitanan. Ya pada hari RS Dompet Dhuafa mengadakan program khitanan massal dan terdaftar sekitar 100 anak. Pengalaman lucu ketika salah satu ''bocah'', perawakannya yang gemuk membuat saya gemas sekali melihatnya. Dia terlihat tenang dan santai. Saya pun menyapa nya dan membantu mengalihkan ketakutannya untuk di khitan. Anak ini pun ketawa ketawa dan bercanda bersama kami. Lucunya ketika sudah siap berbaring, dia mendengar teriakan dari kasur sebelah. Teriakan temannya karena sakit di khitan. Dia pun ikut menjerit dan memaksa tidak mau di khitan hanya karena mendengar jeritan temannya. Ada juga cerita unik lainnya. Biasanya mereka menangis dan menjerit tidak mau dikhitan. Ada seorang anak yang menangis dan berteriak ''ya Allah... ya Allah ampuni dosaku ya Allah.. aku janji ga nakal lagi.. ya Allah jangan marah sama aku ya Allah.. aku mau nurut sama Bapak''.. hehehe saya berpikir hebat sekali ayahnya mendidik anak ini. 



Suasana khitanan masal di RS Dompet Dhuafa

Dan terakhir saya berterima kasih juga kepada RS Dompet Dhuafa yang telah memberikan kesempatan saya melihat jalannya operasi. Dua operasi yang saya lihat yaitu operasi tulang paha atas dan operasi bibir sumbing. 




Teringat pesan direktur RS Dompet Dhuafa, dokter Kukun, bahwa menjadi dokter bukanlah pekerjaan yang mudah. Akan banyak tekanan datang pada kita dari keluarga dan lingkungan. Orang akan melihat status sosial kita. Mempertanyakan status sosial dokter yang sehari-harinya menaiki kendaraan umum bukan kendaran pribadi. Apalagi status saya sebagai dokter lulusan jerman. Akan banyak tekanan dan sindiran jika kenyataan tidak sama dengan ekspektasi mereka. Dan dokter yang bekerja di Dompet Dhuafa adalah dokter-dokter pilihan. Karena jika hanya berorientasi uang, dokter akan tergoda untuk bekerja di rumah sakit mewah di luar sana. Tapi bekerja disini, mendapatkan gaji hanyalah sebagai bonus, gaji kita sebenarnya adalah pahala yang insyaAllah datang dari Allah SWT.

Inilah pengalaman saya di RS Dompet Dhuafa. Terima kasih banyak karena telah memberikan saya banyak pengalaman yang berarti selama saya magang disini. 


Wednesday, October 1, 2014

Hessen juga cantik, kok!



Hessen adalah salah satu negara bagian di Jerman. Hessen termasuk negara bagian yang cukup padat, dengan ibu kota di Wiesbaden dan dengan salah satu kota terpadatnya Frankfurt am Main. Hessen memiliki luas sekitar 21.114,94 km2. Letaknya yang berada di tengah membuat Hessen sebagai kota favorit untuk dikunjungi. 

Berhubung tiket transportasi saya gratis di negara bagian Hessen ini, saya sempat menjelajahi beberapa kota dan menikmati keindahan alamnya.

  •  KASSEL










  • FULDA




  • GIEßEN


  • DARMSTADT


  • FRANKFURT am MAIN


So, kapan teman-teman main ke Hessen? :)