Pages

Wednesday, November 26, 2014

Tinggal Bersama di WG

Haiiiii :) kali ini saya mau ceritain sedikit  pengalaman saya tinggal di sebuah WG & bertetangga dengan berbagai macam karakter orang.. semoga ga bosen bacanya ya ;)

Wohngemeinschaft (WG)

Wohngemeisnchaft dalam bahasa Indonesia artinya adalah tinggal bersama dalam satu rumah dengan beberapa orang lainnya, dimana tidak ada hubungan khusus antara satu sama lain. Biasanya kamar mandi dan dapur digunakan bersama. Tinggal di WG seperti ini adalah salah satu alternatif bagi para pelajar yang tidak suka tinggal sendiri. Juga bagi yang mau melatih bahasa jermannya biar ga cuma bisa bilang ''ach so..'' dan ''sowieso..'', tinggal di WG adalah salah satu cara melatih bahasa jerman. Tinggal bersama dengan orang lain, dengan latar belakang yang berbeda juga dapat meningkatkan rasa toleransi dan kebersamaan. 

Tinggal bersama???? Eits.. jangan salah arti dulu. Di jerman privasi, teritorialitas dan individualitas sangatlah tinggi. Bukan berarti tinggal bersama, tetangga kita jadi bisa seenaknya keluar masuk kamar kita. Tidak.. Bahkan bisa jadi kita tinggal bersama tapi bertemu hanya setiap weekend, itu pun kalo lagi masak di dapur atau keluar kamar mandi. Sisanya? mengendap masing-masing di kamarnya.. Ya ga separah itu sih, tapi dengan ''tinggal bersama'' kalian ga perlu takut. Asalkan dihindari tinggal bersama hanya berdua, apalagi dengan beda lawan jenis :))))

Pelajar indonesia disini juga banyak yang mendirikan WG. Tinggal bersama dengan teman-teman dekat. Bisa masak makanan indonesia kapanpun tanpa ada yang ngomel karena aroma masakannya yang menusuk dan bisa ngobrol sepuasanya dalam bahasa indonesia hehe. Tapi inget, yang berlebihan itu ga baik bukan? Jangan terlena dengan keenakan makanan indonesia dan keasyikan berbicara bahasa indonesia, nanti kebanyakan main dan curhatnya, kuliah kita ga maju-maju karena kendala bahasa dll. 

Saya sudah tiga kali merasakan tinggal di WG. Pertama ketika saya masih di Hannover. Sangat tidak nyaman. Pasalnya saya tinggal bersama dengan pelajar dari negara lain *nama negara di sensor*. Yang membuat saya tidak nyaman adalah kamar mandi yang selalu bau karena kebersihan yang tidak dijaga oleh mereka. Pernah saya sampai beberapa hari ga mandi, hanya karena closet kamar mandi yang mampet. Saya juga tidak pernah menaruh makanan di dalam kulkas karena makanan saya selalu hilang ada yang mencuri. Karena saat itu adalah musim dingin, daging ayam dan makanan beku lainnya saya gantungkan di luar jendela. Lumayan, freezer alam.. daripada dicuri orang? hehehe

Pengalaman kedua adalah di kota Halle. Untuk 3 bulan pertama saya tinggal bersama 1 pria dari negara Yaman dan 1 wanita dari Iran. Sebenarnya saya agak kurang nyaman untuk tinggal bersama pria, tapi apa mau dikata, saya tidak punya pilihan lain. Tinggal bersama dua orang dari negara lain adalah pengalaman baru bagi saya. Kami banyak bertukar cerita, pengalaman dan saling bercerita mengenai negara masing-masing. Mereka sangat baik. Sang wanita pun sangat apik merawat tanaman-tanaman di dapur, dia juga pintar mendekorasi ruangan sehingga rumah kami terlihat seperti rumah ala timur tengah. Sampai pada suatu malam terjadi pertengkaran antara mereka. Si wanita berteriak sejadi-jadinya, mengamuk dan berkata kasar pada si pria. Si pria tidak banyak mengeluarkan kata-kata namun sekejap mendorong si wanita ke luar rumah dan menguncinya dari luar. Alhasil si wanita makin menjadi dan mendobrak pintu rumah. Saya diam di dalam kamar. Takut. Bingung harus berbuat apa. Saya tidak tahu apa masalahnya, dan saya tidak mau tahu. Saya hanya ingin kabur saat itu juga. Sampai saya mendengar si pria menelpon polisi. 5 menit kemudia polisi pun datang dan pertengkaran pun mereda. Saya memanfaatkan waktu tersebut untuk keluar dari rumah dan menumpang tinggal di rumah teman saya lainnya. 1 bulan kamar saya tinggalkan. Saya tidak mau datang ke rumah itu lagi, saya benar-benar takut.



Dapur dekorasi tetangga dari Iran

Pengalaman yang terakhir adalah tinggal di Gießen. WG saya, yang saya tinggali sampai saat ini. Tidak terasa saya sudah tinggal hampir dua tahun disini. Hanya dengan kamar seluas 12 m2. Disini kita tinggal ber 15 orang. Banyak ya??? hehe. Setengah dari kami adalah orang jerman, sisanya dari indonesia, cina, vietnam, maroko dan arab. Tinggal bersama mereka cukup terbilang seru. Untuk kebersihan masih saya bilang kurang. Rasanya jika dapur dibersihkan, 2-3 jam sudah mulai berantakan lagi. Kamar mandi? ya... masih geht. Terus kenapa saya bilang seru? Seru karena disini kita tinggal bersama berbagai tipe orang. Ada yang sedang menjalani program master, tapi kelakuan seperti anak SMA. Ada yang kerjaannya urak-urakan banyak merokok, banyak minum sedikit belajar. Ada yang apik sekali. Ada juga wanita yang agresif, kerjaannya bikin pesta dan ribut rumah. Yang sering bikin jengkel adalah kalo mereka udah bikin party di dapur sampai menjelang subuh. Dapur sekejap seperti kapal pecah, botol bir berserakan dan asap rokok dimana-dimana :( Tapi sampe saat ini saya masih nyaman tinggal bersama mereka :D

Foto perpisahan dengan Anya

Kalian mungkin juga punya pengalaman tinggal di WG? :)

2 comments:

  1. Hi, saya ingin bertanya: (1) bagaiman cara mendapatkan informasi WG di sebuah kota di jerman (2) siapa yang mengelola WG? Univeristas atau perorangan (3) berapa rata-rata jumlah kamar dalam satu WG? (4) bagaimana sistim pembayarannya? Bulanan atau harian (5) apakah perabotannya sudah disediakan? (6) Apakah setiap penghuni memiliki kamar masing2? Terima kasih. Salam, Iman

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo :) saya coba jawab pertanyaannya ya..

      1. Informasi WG bisa dr internet misalnya WG-gesucht.de, bisa jg info dari koran, website universitas, juga iklan2 yg dipasang di papan informasi kampus.

      2. yg mengelola WG bevariasi, ada dari Universitas, perorangan (misalnya satu orang menyewakan rumahnya untuk dibuat WG), ada juga dari perusahaan rumah.

      3. Jumlah kamar bervariasi dari mulai 3-5 (untuk ukuran rumah), atau spt WG tempat tinggal saya ada 15 kamar.

      4. Sistem pembayarannya lebih sering menggunakan sistem transfer. Uang kita bisa ditarik langsung dari rekening, atau kita yang mengirimkannya tiap bulan kepada si penyewa.

      5. dalam WG bermacam-macam, ada yang perabotannya sudah disediakan, ada juga yang masih kosong sekali sehingga tempat tidur, lemari dsb harus kita beli sendiri. Bisa juga membeli perabotan yang si penyewa sudah sediakan.

      6. Ya, itu tergantung bagaimana bentuk rumah dan bagaimana persetujuan dengan si penyewa. Ada WG yang hanya memiliki 3 kamar, tapi bisa diisi oleh 5 orang. Namun hal itu harus dengan persetujuan si penyewa. Namun sebagian besar tipe WG adalah 1 kamar untuk 1 orang..

      Semoga membantu :)

      Delete