Pagi itu seperti biasa saya datang ke ruangan operasi, sesuai panggilan Prof. Schwetlick jika ia membutuhkan saya. Ketika terburu-buru sampai ke ruangan operasi, Eugen salah satu teman saya mengatakan bahwa Prof. Schwetlick ingin saya membantu di ruangan operasi lain.. Dia bilang bahwa saya dipindah ke Ruangan 4 untuk operasi Stroma. Hmmm apa lagi itu Stroma. Saya belum mudeng. Agaknya file-file anatomi di otak saya sedang terkunci, tidak bisa mengingat pelajaran anatomi di semester lalu. Saya hanya berharap semoga ini bukanlah operasi yang sulit sehingga saya harus mengeluarkan tenaga penuh ketika membantu operasi.
Langsung saya bergegas mencuci tangan agar steril dan mengenakan baju operasi. Tak lama datanglah Frau Doktor Schaumann. Saya kenal beliau. Beliau termasuk salah satu Chirurgin yang ramah. Ternyata Frau Doktor datang bersama Herr Doktor Brückner. Ingatan saya mulai aktif kembali. Yaya... Herr Doktor Brückner adalah dokter kepala baru di bagian Viszeralchirurgie.
Setelah semua persiapan operasi selesai, operasi pun segera dilaksanakan. Di sebelah kanan pasien berdiri Frau Doktor Schaumann dan sebelah kirinya Herr Doktor Brückner. Saya berdiri siap siaga di bagian kepala pasien, menunggu datangnya perintah dari para dokter. ''Schnitt!'', kata Herr Doktor, menandakan bahwa dia sudah memulai untuk ''membuka'' kulit pasien. Satu persatu perintah pun datang pada saya. Awalnya saya diperintah menahan lapisan kulit agar tetap terbuka, lalu semakin lama ke lapisan yang semakin dalam. Saya masih meraba-raba ini adalah operasi apa. Tentang kata Stroma yang saya ingat ada hubungannya dengan jaringan ikat. Namun... masih banyak file-file di otak saya yang terkunci. Saya masih belum mengerti.
Selama operasi berjalan sering sekali Herr Doktor Brückner meminta alat yang dia sebut ''Stimulation''. Setiap alat ini menyentuh bagian operasi, muncul di layar komputer nama nama syaraf atau bahkan tidak sama sekali, misalnya :
''N. laryngeus reccurens erkannt'' - N. laryngeus reccurens terdeteksi.
''kein Nerv erkannt'' - tidak ada syaraf terdeteksi.
hmmm.. sepertinya saya sudah bisa menerka apa yang akan para dokter ini lakukan dengan hal yang berkaitan dengan syaraf laryngeus reccurens.
Operasi pun terus berjalan. Biasanya dalam operasi yang Prof. Schwetlick jalani, saya harus menahan lapisan otot dengan kait yang sangat keras bahkan sampai tangan, leher dan punggung saya sakit seharian. Untuk operasi yang ini saya tidak membutuhkan tenaga besar. Saya hanya cukup berdiri dan menahan lapisan kulit atau lemak agar tetap terbuka. Sayangnya muncul masalah baru, saya ngantuk... Sampai Frau Doktor Schaumann sempat menegur saya, ''Halten Sie, wie ich sie Ihnen geben und nicht schlafen.'' ''tolong tahan kaitnya sebagaimana saya kasih ke anda dan tolong jangan tidur.''
Satu setengah jam sudah operasi berlalu, sampai akhirnya ada satu struktur tubuh yang berhasil dikeluarkan oleh para dokter ini. Struktur yang saya kenal dan sering saya lihat di buku anatomi. Kelenjar tiroid! Oh... ternyata ini adalah operasi pengangkatan tiroid. Dan saya pun baru ngeh, ternyata yang Eugen maksud bukanlah Stroma tetapi Struma. Ya.. Struma adalah pembesaran kelenjar tiroid atau lebih kita kenal dengan penyakit gondok. Untung saja para dokter tidak tahu kalau saya sebenernya bingung sedang ikut melakukan operasi apa. ckckck sepertinya telinga saya harus dibuat lebih tajam agar bisa mengerti bahasa jerman dengan baik :D
Gießen, 19.10.2014
142-hari-sebelum-Physikum
No comments:
Post a Comment