Sebenarnya kejadian ini terjadi tahun lalu, ketika saya
sedang menikmati liburan musim panas di Indonesia. Ceritanya berawal dari ajakan Mba Nana untuk
menjadi tamu di forum keputrian mahasiswi UI.
Sedikit cerita tentang Mba
Nana, nama lengkap beliau adalah Radiana Antarianto. Beliau adalah dosen di FKUI dan kami berkenalan ketika Mba Nana sedang menjalani program S3 nya. Mba Nana adalah kaka saya di Hannover, beliau mengenali saya banyak hal diminggu-minggu
awal saya tinggal di Jerman. Teringat perbincangan saya tentang mendidik anak
di negeri minoritas bersama Mba Nana dan suaminya Mas Jahar, membuat saya
memiliki pandangan-pandangan baru tentang eropa. Mba Nana juga pernah mengajak
saya berkeliling MHH (Medizinische
Hochschule Hannover) dan Uni Kliniknya, saat itu adalah kali pertama saya
melihat kehidupan rumah sakit di Jerman.
Kembali ke
cerita awal, karena ajakan Mba Nana saya datang ke forum keputrian
tersebut. Kami diminta untuk sharing mengenai pengalaman kami di Jerman, seputar
kehidupan dan seputar kuliah kedokteran. Agak gugup campur senang sih bisa
berbicara di depan para mahasiswi Fakultas Kedokteran UI. Rasanya
keinginan saya untuk bisa mengenyam pendidikan disana pun belum hilang.
Setelah acara pun selesai, malu-malu tapi mau, saya berkenalan
dengan para mahasiswi tersebut dan bertanya apakah saya boleh mengikuti kuliah
mereka. Kebetulan sekali, saat itu mereka akan mengikuti kuliah Biokimia. Saya
pun langsung ditarik oleh mereka ke ruangan kuliah. Ketika memasuki ruangan
saya merasa semua mahasiswa mengamati saya. Mungkin aneh melihat muka baru
disini. Saya pun langsung mengambil tempat duduk dekat teman-teman baru saya.
Satu dua menit pertama saya hanya mengamati situasi kuliah. Melihat mahasiswa
paling depan yang serius mendengarkan dosennya berbicara, namun ada juga mahasiswa yang jiwa dan raga nya sudah terpisah alias tidak bisa berkonsentrasi
lagi. Hmmm... sama persis seperti
disini, pikir saya. Saya pun mencoba berkonsentrasi mendengan apa yang dosen
terangkan pada hari itu. Tapi
gak bisa... saya belum belajar pelajaran biokimia.. dan.. Oh My God.. bahasanya
berubah semua. Saya merasa aneh mendengar kata Asam amino.. Saya belum bisa
langsung mengerti bahwa yang dimaksud adalah Aminosäure dalam bahasa jerman. Saya merasa asing dengan bahasa sendiri. Langsung
pikiran saya melanglang buana. Bagaimana jika kelak saya bekerja di Indonesia,
bagaimana saya bisa beradaptasi terhadap semuanya. Beradaptasi disipun rasanya
tidak pernah selesai, nanti saya harus kembali beradaptasi dengan lingkungan
sendiri. Akhirnya saya pun membuat rencana untuk
datang ke toko buku dan membaca beberapa buku kedokteran dalam bahasa
indonesia.
Tak terasa kuliah pun selesai. Saya lanjut berkenalan dengan
mahasiswa dan mahasiswi lainnya dan bertukar kontak satu sama lain. Ketika saya dan Nay, kenalan baru saya berjalan
ke luar ruangan, ibu dosen yang membawa kuliah biokimia tadi menyapa kami. Beliau pun bertanya tentang ini dan
itu, nama asing yang tidak saya mengerti. Saya mengira-mengira sepertinya yang
disebutkan itu adalah nama acara atau organisasi di Fakultas Kedokteran UI. Selama
obrolan berlangsung, saya hanya melemparkan senyuman dan menganggukan kepala,
berusaha mengikuti alur pembicaran.
Lalu tiba-tiba ibu dosen pun bertanya kepada saya, “Kalo
kamu ikut organisasi apa?“.
Haha rasanya saya ingin menertawakan diri sendiri, merasa
bodoh ada disini.
Karena saya tidak punya alasan lain, saya pun menjawab,
“Hehe.. maaf dok... saya disini sedang kunjungan aja.. mau liat rasanya kuliah
di FKUI“.
Tak diragukan lagi sang dosen pun bertanya dimana saya
kuliah.
“Loh.. memangnya kamu kuliah dimana?“ tanya ibu dosen
tersebut.
“Saya kuliah di Jerman dok.. hehe.. disini ga keterima jadi
kuliah kesana deh..‘‘, jawab saya sambil cengengesan.
“Oalaaaah... kalo saya tau dari awal, hati-hati kamu kena
bayaran karena ikut kuliah disini.“ jawab ibu dosen itu sambil tertawa.
Haaaah lega rasanya, ternyata ibu dosen itu tidak marah
karena saya mengikuti kuliahnya. Bahkan beliau sepertinya penasaran tentang sistem perkuliahan di Jerman. Akhirnya saya pun bisa benar-benar mengikuti alur pembicaran
bersama ibu dosen tersebut. Sampai akhirnya saya berpamitan karena harus
mengejar kereta pulang ke Bogor. Senang sekali akhirnya saya bisa merasakan
kuliah di Fakultas Kedokteran UI, merasakan duduk bersama mahasiswa lainnya,
walaupun tidak lebih dari dua jam. Alhamdulillah.. status saya sekarang juga sebagai
mahasiswa kedokteran, meskipun bukan di Universitas yang seperti awal saya
impikan.
Gießen, 14.10.2014
147-hari-sebelum-Physikum
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletehallo kak, saya ingin mengambil pendidikan kedokteran di jerman, saya masih sprachkurs saat ini di Berlin Sudan 5 bulan, kak apasih bedanya medizin di universitätsmedizin dengan medizin di medizinische Hochschule??
ReplyDeletedanke :)
Halo :) itu sama aja ko cuma beda istilah hehe. Semangat terus ya semoga dilancarkan untuk sampai masuk ke kedokteran ;)
Delete