Akhir-akhir ini semakin banyak pertanyaan yang masuk ke E-Mail mengenai kuliah di Jerman, atau kuliah kedokteran di Jerman. Senang sekali, ini pertanda bahwa blog saya ''ada yang baca'' hehe dan semoga memang bermanfaat dan memotivasi untuk kuliah disini. Karena memang itu tujuan saya menulis pengalaman hidup di blog ini.
Tapi saya sedih.. banyak pertanyaan masuk -yang-sebenarnya-bisa-ditemukan-dengan-mudah-di-Internet. Ataupun hanya-perlu-usaha-sedikit untuk mendapatkan informasinya. Dulu saya juga buta tentang informasi kuliah disini. Tanpa ada basic bahasa jerman, saya membaca website resmi tentang pendidikan jerman langsung. Copy-paste lewat google translate menjadi penolong saya saat itu. Sempat juga saya mendatangi rumah para alumni jerman yang kontaknya saya temui di internet ataupun teman sekitar. Sampai mengarungi panas dan macetnya Jakarta, naik bajaj yang harganya di mahalin, dan pulang dengan kereta terakhir ke Bogor.
Terlihat ribet, tapi proses itu ternyata membawa banyak pengalaman baru yang ga akan kita dapatkan di tempat lain. Kasarnya, kita ga akan dapat pengalaman itu kalo kita hanya -pasif bertanya, minta dijelaskan, minta diceritakan, minta dicarikan, minta diuruskan-.
Jadi.. ayo kita lebih proaktif lagi! Info di website-website resmi Jerman berbahasa indonesia spt website kedutaan Jerman, DAAD Jakarta, atau Goethe Institut sudah sangat lengkap. Semua informasi yang kita butuhkan ada disana. Kalau memang mantap untuk kuliah di Jerman, dan ragu soal nilai, atau punya pertanyaan lebih, bisa juga datang langsung dan konsultasi ke kantor DAAD Jakarta. Malahan info yang mereka keluarkan resmi dan akurat loh, daripada bertanya ke saya :) Karena saya hanya memberikan informasi sesuai pengetahuan dan pengalaman pribadi saja. Apalagi saya bukan agen pendidikan yang dibayar oleh teman-teman, jadi ga bisa balas E-Mail secepat mungkin hehe.
So.. saya minta maaf jika pertanyaan yang masuk seperti ''Dokumen yang dibutuhin apa aja kak?''. ''Persyaratannya apa aja ya?''. ''Butuh TOEFL berapa?'' dsb ga saya balas. Karena saya ga mau teman-teman jadi pasif dan terbiasa disuapi informasi tanpa mencari terlebih dahulu.
.
.
.
.
.
.
Jangan sampe juga teman-teman tanya saya kantor DAAD alamatnya dimana ya :D
Ada yang nanya alamat rumah kak Syifa gak kalo di email?
ReplyDelete