Siang hari kemarin saya dilanda rasa lapar yang memuncak, ditambah rasa haus yang tak tertahankan. Hari itu matahari sedang semangat menyinari bumi bagian eropa. Karena saya sedang berhalangan sehingga tidak berpuasa, saya bergegas ke dapur untuk memasak. Tak lama tetangga saya yang orang jerman pun masuk ke dapur.
Aryo : "Hej.. kochst du schon für heute Abend??" - Hei.. udah masak aja buat nanti malem?
Saya : ''Mmm.. Nein.. ich faste heut nicht.." - mmm.. engga.. saya ga puasa hari ini.
Aryo : "Warum denn? zu heiß? :D" - Kenapa emang? kepanasan ya? :D
Saya : "Haha nö... wenn die Frauen ihre Tage haben, dürfen sie nicht fasten" - Haha bukan, kalo perempuan lagi kedatangan bulan, mereka ga boleh puasa.
Aryo : "Na toll.. aber Harry muss immer fasten" - "ya.. tapi Harry (menunjuk tetangga saya yg muslim) harus selalu puasa.
Saya : "Männer müssen immer..." - laki-laki harus selalu puasa..
Berawal dari percakapan itu saya jadi bertanya-tanya.. Iya juga ya.. apa alasannya perempuan yang sedang haid ga boleh solat dan puasa. Sayang, pertanyaan saya dalam hati ini lebih menunjukkan keraguan daripada keingintahuan. Sedangkal itu ilmu saya, sehingga belum apa-apa sudah meragukan ketetapan yang sudah Allah SWT berikan.
Rasa penasaran yang memuncak membuat saya terdorong mencari tahun tentang hal tersebut. Dan... Alhamdulillah Allah SWT memberikan jawabannya..
Apa
benar wanita yang sedang haid itu tidak suci?
Hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim :
“Dari
Aisyah r.a ia berkata: “Nabi Muhammad SAW berkata kepadaku, “Berikan kepadaku
sajadah kecil dari masjid!”, lalu aku berkata, “Tapi aku sedang haid”, maka Nabi
berkata, “Sesungguhnya haidmu bukan pada tanganmu”.
Dari hadits
ini dapat kita pahami bahwa tubuh wanita haid itu tidak najis. Yang kotor dan najis hanyalah darah haid tersebut. Darah
haid yang keluar itu tidak menjadikan seluruh tubuh wanita menjadi najis.
Mengapa wanita haid dilarang shalat & puasa?
Dari Abi
Said Al-Khudhri ra. bahwa Nabi SAW bersabda kepada para wanita...
"Bukankah para wanita bila mendapat haidh tidak boleh shalat dan puasa?
Para wanita itu menjawab, Benar. Itulah yang dimaksud dengan kurangnya agama
mereka."
Jika dilihat dari segi kesehatan, sangatlah masuk akal mengapa wanita haid dilarang shalat dan berpuasa. Ketika sedang haid, wanita akan kehilangan banyak darah sehingga rentan mengalami anemia dan kehilangan zat besi bersama keluarnya darah haid. Kehilangan banyak darah berarti juga kehilangan banyak sel darah putih. Dimana sel darah putih sangat penting untuk menjaga imunitas tubuh. Ketika tentara penjaga pertahanan tubuh ini berkurang, tubuh akan rentan terhadap berbagai penyakit.
Nah.. gerakan shalat seperti rukuk dan sujud membuat dinding-dinding rahim berkontraksi dan mengakibatkan meningkatnya peredaran darah ke rahim. Darah tersebut nantinya akan dikeluarkan sebagai darah menstruasi. Semakin banyak melakukan rukuk dan sujud menyebabkan semakin banyaknya sel rahim dan indung telur menyerap darah. Hal itu akan membuat wanita haid banyak kehilangan darah dan mudah lelah. Tidak lupa juga bersama darah menstruasi hormon yang penting untuk wanita akan ikut terbuang, sehingga kadar emosi wanita haid akan naik dan turun.
Wanita haid juga dilarang berpuasa agar tetap dapat menjaga asupan gizi yang ada dalam tubuh. Tidak terbayang kan jika wanita sudah kehilangan banyak darah, ditambah tidak bisa minum dan makan? Wanita akan rentan terkena anemia, juga dehidrasi akibat hilangnya banyak cairan dalam tubuh. Karena itu wanita yang sedang haid dianjurkan untuk banyak minum air putih dan menjaga asupan gizinya seperti makanan yang kaya akan zat besi & magnesium, tinggi protein, tinggi serat, juga buah-buahan.
Lewat hal ini kita dapat mengetahui hikmah besar, mengapa wanita haid dilarang shalat dan berpuasa. Kita harus yakin bahwa semua ketentuan yang Allah SWT berikan, pasti memiliki manfaat untuk makhluk-Nya.