Pages

Friday, April 24, 2015

Sisi Lain Kehidupan (1)

Puitis sekali judulnya hehe.. Judul itu saya pilih, karena sekarang saya mau berbagi pengalaman ketika bergabung bersama Dompet Dhuafa melihat situasi di tempat-tempat yang mungkin-tidak-pernah-terpikir-oleh-banyak-orang-untuk-dikunjungi. Tempat mana saja itu?

Lapas Wanita

Kesempatan pertama adalah mengunjungi Lapas Wanita di Tanggerang. Kira-kira bagaimanakah isinya? Bagaimana sikap para tahanan ketika melihat saya? Apakah saya akan dijaili mereka? Pertanyaan-pertanyaan ini ditambah melihat gedung yang dibatasi pagar sangat tinggi, membuat saya semakin penasaran dengan isinya. Saya pun masuk dan melapor kepada petugas penjaga di Lapas tersebut. Pak petugas lalu memberikan saya kartu tanda tamu dan mencap tangan saya. Ternyata tampak luar dan dalam sangatlah berbeda. Saya tidak menyangka bahwa lapas ini tampak biasa layaknya lingkungan komplek perumahan. Karena sebentar lagi para tahanan akan menunaikan solat dzuhur, saya pun pergi ke Musholla disana. 

sumber : http://www.jpnn.com/read/2010/01/22/56886/Hari-Pertama-Artalyta-Suryani-Menempati-Sel-Biasa-Lapas-Wanita-Tangerang-


Saya pun berkenalan dengan seorang wanita. Beliau tampak cantik, tutur katanya bijaksana. Mungkin beliau guru disini. Beliau memperkenalkan diri dan berkata bahwa ia dikenal oleh seluruh penghuni lapas dengan sebutan Bunda, karena dirinya selalu menjadi tempat curhat penghuni lapas. Tak lama datanglah 3 penghuni lapas lainnya. Kami pun memulai diskusi siang itu. Dari diskusi kami saya baru menyadari bahwa Bunda ini juga salah satu tahanan. Bukan guru atau pengajar di Lapas. Ternyata bayangan saya salah besar. Saya lanjut mendengarkan cerita mereka. Cerita mengenai ketidak nyamanan tinggal di lapas, walaupun diberi makan dan tempat tinggal gratis. Mereka merasa bahwa sebagian besar penghuni lapas bermuka dua, didepan baik namun dibelakang berkata lain. Hal itu yang sering membuat mereka tidak nyaman. Ditambah lagi perbedaan sikap tahanan yang ber-UANG dengan yang menengah kebawah seringkali membuat mereka jengkel. '"Semua tahanan kan sama aja ya Mba.. disini kita semua salah. Habis melakukan dosa. Kenapa mereka itu masih sombong aja.. padahal kita tidur pun di ruangan yang sama..", sahut salah satu wanita. 

Selesai solat dzuhur berjamaah, salah satu wanita menghampiri saya. "Mba.. aku satu tahun lagi pulang loh.. bisa ketemu anak dan suami", katanya dengan riang. Saya pun balik bertanya mengapa wanita ini harus ditahan. Wanita ini pun menjawab, ''Saya difitnah Mba.. disangka menggelapkan uang perusahaan.. yah disini mah.. bener ngelakuin atau engga, ditahan aja Mba. Mau ga mau harus terima. Da ga ada yang mau percaya juga..".

Tak lama datanglah pengumuman dari pengeras suara bahwa seluruh penghuni lapas diharuskan masuk ke kamar masing-masing untuk inspeksi. "Ada apa ini Mba?", tanya saya. "Ga tau.. mungkin ada laporan lagi Mba.. katanya sih semalem ada masalah di kamar bagian sana. Saya balik ke kamar dulu ya Mba, takut kena sanksi.", jawab wanita itu. Saya pun lalu berpamitan.

dan pada akhirnya pertemua singkat ini membuat saya belajar banyak. Belajar bersyukur. Melihat dari sisi lain kehidupan. Kehidupan berbeda dari wanita-wanita tangguh yang dibatasi oleh pagar tinggi, untuk melihat dunia luar.


No comments:

Post a Comment