Pages

Wednesday, May 24, 2017

Nikmat & Syukur (1) - Kejangan


Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?


Kalimat ini mungkin sangat familiar dikalangan anak muda, terutama yang beragama islam. Biasa dikutip dalam tulisan, wadah diskusi atau sekedar sebagai caption foto makanan di media sosial :D Di balik itu semua, kalimat ini ternyata adalah firman Allah SWT yang tercantum dalam surat Ar-Rahman. Jika kita membaca artinya saja, tanpa mempelajari tafsirnya, mentadaburinya, sudah jelas dalam surat tersebut tercantum contoh nikmat-nikmat yang telah Sang Pencipta berikan, baik kita pernah sadari atau tidak, pernah mensyukurinya atau tidak.

Tema ‚Nikmat‘ dan ‚Syukur‘ ini akhirnya memberikan saya ilham untuk menulis lagi J Dengan tema yang khusus yaitu mengenai nikmat sehat. Tujuannya sederhana, agar kita (terutama saya pribadi) bisa lebih menyadari dan mensyukuri segala hal sekecil apapun yang sudah Allah SWT berikan, terlebih dari sisi kehidupan orang lain yang saya pelajari selama menjadi mahasiswa kedokteran.

Bahasan kali ini mengenai Krampfanfall - Seizure - atau Kejangan (sering juga dikenal sebagai epilepsi, ayan) dalam bahasa indonesia. Jika melihat orang yang tiba-tiba mengalami kejang di tempat umum, pada umumnya orang akan menyangka bahwa orang yang kejang tersebut dalam kondisi sakaratul maut. Tubuh yang kejang, badan yang seketika kaku, bola mata yang mengarah ke atas, mulut berbusa dan banyak contoh lainnya. Namun dalam hitungan detik atau menit bisa sadar kembali seperti kondisi awal. Kejangan terjadi akibat reaksi syaraf pusat yang berlebihan secara spontan. Serangan ini dapat bersifat umum atau juga lokal, hanya menyerang bagian-bagian syaraf pusat tertentu saja. 

Masih ingatkah kita tentang cerita seorang wanita teladan di zaman Rasulullah SAW yang teguh menjaga auratnya?  

Dikisahkan oleh Atha’ ibn Abu Rabah, beliau menuturkan : “Ibnu Abbas r.a berkata kepadaku, ‘Maukah aku tunjukkan padamu salah seorang wanita penghuni syurga? ‘Aku menjawab, ‘Ya, tentu saja.” Lalu ia berkata, ‘Dialah wanita berkulit hitam yang pernah menemui Rasulullah SAW dan berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan dan auratku terbuka karenanya. Karena itu mohonkanlah kepada Allah untuk kesembuhanku.

Rasulullah SAW menjawab, “Bila engkau sanggup, aku sarankan untuk bersabar menjalaninya, karena itu akan berbalas syurga. Namun bila engkau tetap menghendaki kesembuhan itu, aku akan mendoakan agar Allah menyembuhkan-mu.”. Maka wanita itu berkata, “Sebenarnya aku memilih untuk bersabar, tetapi auratku sering tersingkap karenanya. Karena itu doakanlah agar aku tidak seperti itu lagi (terbuka auratnya).” Lantas beliau pun mendoakannya.”

Terlepas dari hikmah cerita diatas mengenai kesabaran dan ketabahan yang dimiliki wanita tersebut, perlu kita sadari bahwa serangan kejangan ini tidak dapat dikontrol oleh penderitanya. Pernah kah terpikir, bagaimana jika kondisi tersebut terjadi pada diri kita? Bukan keinginan kita, dengan sekejap terbuka auratnya di tempat umum dan dilihat oleh banyak pasang mata.

Cerita lainnya mengenai seorang wanita yang mendapat serangan kejangan ketika sedang memasak di dapur. Wanita tersebut kehilangan fungsi motoriknya dalam beberapa detik dan dengan spontan menjatuhkan wajahnya ke dalam panci mendidih yang sedang ia masak. Keluarganya pun langsung membawanya ke rumah sakit akibat luka mendidih yang mengenai wajahnya.

Jika kejangan ini mengenai syaraf pusat penglihatan di bagian okzipital, orang akan mengalami kesulitan melihat, banyak cahaya dan blitz sekaligus yang datang pada matanya. Bagaimana jika ini terjadi ketika sedang bekerja? Orang juga bisa mendadak berbicara gagap, berbicara tanpa artikulasi yang benar jika kejangan menyerang bagian pusat bicara. Bayangkan jika hal ini terjadi ketika sedang wawancara melamar pekerjaan? Bisa merasa tiba-tiba kesemutan atau tertusuk dengan intensitas yang tinggi, rasa panas atau dingin pada tubuh yang berlebihan, jika kejangan ini menyerang bagian sensibilitas pada syaraf pusat. Atau bahkan jika menyerang bagian pusat ingatan - Hippocampus -, pasien bisa berlaku aneh dan bercerita sesuatu hal seakan pernah dialaminya, yang pada kenyataannya tidak pernah terjadi sama sekali.

Bayangkan rasanya menjadi orang-orang yang menderita penyakit ini. Mereka mungkin tidak dapat hidup tenang. Diliputi rasa takut yang besar karena tidak bisa memprediksi kapan kejangan itu akan datang. Di Jerman, orang dengan risiko tinggi kejangan seperti ini dilarang menyetir mobil, mungkin juga tidak bisa mendapatkan SIM selama risiko munculnya serangan tersebut masih tinggi. Mereka juga tidak boleh melakukan aktivitas berenang, untuk mencegah risiko tenggelam jika kejangan menyerang saat berenang.

Dan sekarang bayangkan nikmat apa yang sudah kita miliki.. Bayangkan hidup yang kita jalani sampai detik ini, aktivitas yang dilakukan sampai hari ini, apakah sangat terbatas dan dihantui rasa takut terhadap sesuatu? Apakah kita bisa mengontrol semua tindakan kita, gerakan tubuh kita, seperti yang kita inginkan? Tanpa perlu memikirkan berjuta kenikmatan lainnya yang sudah Allah SWT karuniakan kepada kita, sudahkah kita bersyukur atas nikmat yang kita miliki dan bersyukur tidak mengalami hal-hal seperti yang dialami saudara-saudara kita, para penderita penyakit tersebut?


Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS Ibrahim 7)


Gießen, 28. Syaban 1438
sambil-menunggu-datangnya-bulan-suci-Ramadhan

Thursday, February 9, 2017

Lupa (Daftar) Ujian?

''Syif.. hasil ujian Dermataologie udah keluar ya?''

''Iya.. lo lulus ga?''

''Hehe..... gue dapet email dari Dekanat, karena lupa daftar ujian. Jadi ujian gue yang ditulis kemaren ga keitung.''

''Laaahhh.. kebiasan deh!! dateng lah ke Dekanat, mohon-mohon biar diitung, jadi lo gausah nulis ulang.''

''Biarin aja lah... tinggal nulis ulang, ga masalah.''

*lalu saya bengong ko bisa-bisa nya dia santai begitu*


---------------------------------------------------------



''Gue pasrah aja deh sama ujian yang sekarang, gue ga sempet belajar farmakologi sama sekali. Gue salah liat tanggal sih,  dikira ujiannya baru hari Jumat.''



---------------------------------------------------------



''Syifa ambil semua ujian semester ini?''

''Iya, ambil aja lah. Semoga lulus semua, kan enak jadi liburan ga usah belajar sama sekali. Tinggal fokus bikin makalah sama praktikum.''

''Gue juga pengennya gitu.. tapi gue lupa daftar ujian Ortopedi, mana pendaftarannya udah tutup lagi.''

''Hmmm.. tapi ga lupa daftar ujian Chirurgi kan? ujiannya senin ini, lebih dulu dari Ortopedi.''

''Hah yg bener???!!! Kalo gitu gue kelewatan dua ujian dong!!!''

''Emangnya kenapa ga dari awal daftarin aja semua ujian.. kalo ga siap, tinggal batalin lagi.''

''Ga mau... takut lupa batalin, terus gue nulis tanpa persiapan lagi.''

''Ya kalo sekarang jadinya, udah persiapan tapi ga bisa nulis karena belum daftar kan?!''



---------------------------------------------------------


Lupa (daftar) ujian.

Cerita diatas cuma sepenggal dialog antara saya dengan tiga teman yang berbeda. Kenapa saya pengen bahas tema ini? Pertama, karena saya suntuk entah kenapa belajar ga bisa konsentrasi. Jadi yaa nulis aja hehe. Kedua, karena salah satu dialog baru terjadi tadi pagi sebelum kita ujian farmakologi. Ketiga, karena ini passiert immer wieder.

Menurut saya, lupa (daftar) ujian itu adalah kecerobohan yang amat sangat fatal. Gimana ga fatal, udah belajar tapi ga bisa nulis ujian. Emang sih kita belajar bukan hanya untuk ujian, melainkan juga untuk di dunia kerja nanti. Cuma kan tetep aja. Untuk kuliah kedokteran (mungkin juga jurusan lain) kita perlu mengulang-ulang terus tema yang akan diujikan biar nanti pas nulis ga ngeblank. Lagipula efeknya bisa berkepanjangan.. Kalo lupa daftarnya banyak, otomatis ujian yang harus digeser ke Termin berikutnya semakin banyak. Sementara kita bakal masuk ke semester baru. Ga jarang ada temen yang jadinya kewalahan saking numpuknya utang ujian. Akhirnya ambil jalan lain yaitu mundur satu atau dua semester. 

Sayang banget kan? Apalagi kita sebagai mahasiswa asing, yang selalu ditagih sama Ausländerbehörde - Kapan Anda lulus?! - bakal terus dikontrol kuliahnya sama mereka. Belum lagi buat kita-kita yang kuliah sambil kerja. Kalo harus mundur beberapa semester, berarti banting tulang kuliah sambil kerjanya harus diperpanjang lagi waktunya. Lebih lama lagi. Masih kuat?

Nah.. ayo deh kita coba minimalisir kecerobohan kecil yang bisa berakibat besar, seperti yang saya singgung ini. Caranya gimana? Kalo saya pribadi cuma punya satu solusi, yaitu atur Plan dengan baik.


1. Buku Agenda

Orang Jerman itu terkenal sangat terencana. Mau ajak main juga harus bikin janji dulu. Sebagian besar yang saya temui juga pasti punya buku agenda tahunan masing-masing seperti di gambar ini. Buku agendanya juga bentuknya bermacam. Dari yang ukuran normal sampai yang pas masuk saku dan gampang dibawa kemana-mana. 

Saya pernah peinlich banget, ketika lagi kumpul dengan teman-teman mahasiswa. Kita kumpul untuk bagi jadwal kerja selama satu bulan kedepan. Semuanya sudah siap mencatat waktu kerja masing-masing dalam agenda cantiknya, dan saya sibuk menyobek kertas dari buku kuliah saya karena dulu ga punya buku agenda seperti itu :'')

Nah, bisa nih kita coba tulis waktu-waktu penting di agenda ini. Misalnya jadwal ujian semester, kapan terakhir daftar ujian, kapan paling lambat bayar semesteran, kapan harus perpanjang buku perpus. Sampe rencana-rencana kecil misalnya ''Selasa janji buatin bakso'' atau apalah hehe.


2. Mobile Text Reminders







Wie es funktioniert, sag das Gerät selber. Udah pada tau lah ya gimana pakenya.. :D















3. Basteln Agenda Sendiri 




Kalo yang ini cara paling konvensional yang saya gunain. Maaf ada bebeknya di foto hehe. Es hat mir aber wirklich geholfen. Saya paling suka cara ini, karena saya jadi punya Übersicht atau bayangan di semester tersebut saya mau gimana, mau belajar santai atau belajar serius, mau ambil kerja parttime atau harus fokus belajar. Maksudnya gimana? Jadi misalnya saya bikin agenda untuk semester ini, dari Oktober 2016 sampai Februari 2017. Lalu saya tandai sejak awal waktu-waktu ujian saya. Terus diliat,  ''Oh ternyata di Februari cuma punya satu minggu free, setelahnya harus berjuang untuk ujian 7 mata pelajaran. Jadi kurang lebih dari awal Desember 2016 udah mulai belajar. Pertengahan Januari 2017 udah harus selesai semua materi, jadi di 2 minggu sisanya tinggal mengulang.''


Yang bikin makin ''mantap'' adalah, saya tempel jadwal ini di depan meja belajar. Jadi ya otomatis diliat terus tiap hari. Jadi kemungkinannya sedikiiiiit banget untuk bisa lupa daftar ujian, lupa kapan ujian, bayar tagihan ini itu dsb. Akan ngebantu banget buat proses persiapan ujian juga, jadinya am Ende ga harus SKS (Sistem Kebut Semalam.) Hitung-hitung belajar biar ga men-dzalimi tubuh sendiri juga, karena ga harus memforsis belajar hehe :)


Segitu dulu mungkin ya ide-ide dari saya untuk meminimalisir kecerobohan kita di dunia-mahasiswa-dalam-mempersiapkan-ujian. Sekalian jadi belajar juga untuk menjaga waktu, biar punya karakter Harishun 'ala Waqtihi (pandai menjaga waktu) dalam diri kita. Meskipun agak telat ya kayaknya, karena sebagian besar udah mulai liburan semester. Semoga tetap bermanfaat dan mohon doanya untuk kelancaran 6 ujian saya yang akan datang ;) Wassalamu'alaikum!






Gießen, 12 Jumadil Awal 1438
Jumuah Mubarak and have a wonderful day insyaAllah!



Thursday, January 12, 2017

Kinanti yang Tertukar

Kinanti Anindhita Putri.


Sekujur tubuhku sekejap terasa membeku, diam mematung ketika nama itu disebut. Tidak, aku tidak mengenal Anindhita! Ya, tapi aku mengenal Kinanti! Orang yang belum lama hadir dalam hidupku, seakan menyambut lembaran baru kehidupanku di Jerman ini. Si „Gadis Toko Asia” ini yang telah membuat kesan sangat mendalam pada pertemuan pertama. Gadis yang selalu ceria, cerdas dan penuh energi. Melihat gerak geriknya seakan energi positiv mengalir ke semua orang yang berada disekitarnya. Ternyata dia lah gadis pujaan sahabatku Fikri.



.........juga gadis milikku.



Langit tiba-tiba terasa mendung. Laparku pun hilang bersama waktu. Aroma ayam Kanun yang menggoda tidak lagi menarik perhatianku. Tujuanku ku belokkan ke arah rumah.



"Fik, gue ga jadi ikut makan ya. Gue makan di rumah aja", ujarku lesu.


"Yah kenapa Chan.. ini mumpung ada Clara dan Anindhita, lo beneran ga mau makan bareng kita?", sahut Fikri masih dengan nada cerianya.


"Engga deh danke.. Duluan ya semua, Assalamu’alaikum!"


"Waalaikumsalam……"



Ingin rasanya ku percepat langkah beribu-ribu kali agar aku segera sampai di rumah. Aku hanya ingin menyendiri. Entah mengapa aku membenci diriku saat ini. Kenapa aku harus menghindar dari Kinanti. Anindhita.. Kinanti.. ah siapapun itu namanya.. Aku khawatir sikapku padanya begini karena seseorang, atau bahkan aku memang memiliki perasaan yang lebih? Terpikir olehku untuk menelpon seseorang yang jika aku mendengar suaranya saja sudah menenangkan hatiku.



Tut... tut....

Tut... tut...

Kutekan tombol hijau dari Handphone ku berkali-kali namun tak ada yang menjawab dari seberang sana.



Ah iya, bodohnya aku. Sekarang masih jam 1 dini hari di Indonesia. Ibu pasti masih terlelap di atas kasurnya, biar aku tunggu sampai ibu terbangun untuk menunaikan shalat  malamnya. Sementara itu hatiku masih kalut. Aku mencoba berdamai dengan diriku sendiri. Ku buka kumpulan foto-foto 6 tahun lalu yang ada di laptopku. Kupandangi satu persatu setiap foto yang terpampang di layar laptop.  Tampak atmosfer kebahagian mengalir dari seseorang dalam foto-foto ini kedalam diriku. Tak menduga air matapun perlahan menetes dari sudut mataku.



Pukul 02.30 WIB


Tut... Tut...


"Assalamu’alaikum Ibu.. Ibu sudah bangun?"


"Waalikumsalam Nak.. sudah.. ada apa ko kamu tumben telfon Ibu dini hari begini? Kamu baik-baik aja?"


"Alhamdulillah Chandra sehat ko Bu.. Maaf ya Chandra telfon Ibu jam segini, Chandra lupa disana masih dini hari."


"Gapapa.. ada apa? Ayo cerita sama Ibu.."


"Chandra kangen sama Rahmawati Bu……………………….", ujarku dengan suara lirih.



Akhirnya malam itu pun menjadi sesi curhat antara aku dan Ibu. Dengan perlahan aku ceritakan kepada Ibu apa yang terjadi padaku beberapa hari terakhir ini. Bahwa aku bertemu seorang gadis bernama Kinanti. Sosok yang memang baru ku kenal, meskipun memori dan hati ku berkata lain. Berawal dari peristiwa toko asia, pembicaraan di Trem, cerita Fikri dan semua yang ada dalam benakku tentang Kinanti, aku coba luapkan pada Ibu.



“Wajah Kinanti yang sangat lugu dan jujur mengingatkan Chandra pada dek Rahma. Chandra jadi inget satu kejadian. Ibu inget ga, pas dulu kita mau bikin surprise untuk ulangtahun ayah ke 53? Dengan polosnya dek Rahma membocorkan rencana kita sampe akhirnya surprise pun gagal dan ayah tertawa kegirangan.”



“Kinanti juga punya lesung pipit dan pipi yang kemerah-merahan persis seperti dek Rahma. Pokoknya sosoknya, sikapnya dan cara bicaranya semuanyaa benar-benar mengingatkan Chandra sama dek Rahma. Kalo aja dia masih hidup mungkin dia akan tumbuh menjadi gadis cantik seperti Kinanti ya Bu…“



“Setiap bertemu Kinanti, muncul perasaan Chandra ingin selalu ada didekatnya dan melindunginya. Karena Chandra melihat ada sosok dek Rahma dalam dirinya. Chandra ga mau kejadian itu terulang kedua kalinya. Ini semua salah Chandra Bu.. Ini semua salah Chandra.........“ ujarku terisak.



“Chandra yang paling bertanggung jawab atas kematian dek Rahma..  Ibu.. kalo aja saat kecelakaan itu Chandra ada di dekat dek Rahma, pasti dek Rahma ga akan…………….“



“Sssst… Sudah Nak sudah… mau sampai kapan kamu merasa bersalah seperti ini. Kehidupan dan kematian itu sudah ada yang mengatur. Kamu masih ingat pesan Ibu?“



"Dalam setiap memutuskan urusan setiap hamba-hamba-Nya, Tuhan selalu memiliki alasan yang seringkali Ia sembunyikan, yang baru Ia beritahu kepada kita suatu hari nanti. Ada alasan mengapa kita dipertemukan dengan seseorang. Ada alasan mengapa kita dipisahkan dengan seseorang. Mengapa kita diizinkan memiliki. Mengapa kita dibiarkan kehilangan. Pun alasan mengapa kita ditakdirkan berjalan hingga ke tempat yang jauh. Tuhan selalu punya alasan. Dan alasan itu selalu baik. Tugas kita hanya berbaik sangka atas setiap keputusan-keputusan itu, karena kita tidak tahu, sementara Allah Maha Tahu. Ia Maha Adil. Dan Ia akan selalu menjaga keseimbangan yang ada di dunia."



Ibu mengulang pesannya.. pesan yang belum lama juga aku sampaikan pada Kinanti di Trem tempo lalu.


Sungguh.. suara Ibu yang halus di sebrang sana membuat hatiku yang kalut perlahan-lahan menjadi tenang..



“Sudah ya Nak, jangan terus merasa seperti ini. Sampai-sampai kamu memandang sosok Kinanti sebagai dek Rahma.. Mungkin kamu bisa menyayangi sosok Kinanti seperti kamu menyangi dek Rahma, namun dengan cara yang berbeda. Ya toh….?“, goda ibu padaku.



“Ah ibu… jadi kapan dek Laras menikah? Bilangin calonnya harus menghadap Chandra dulu ya!!“, tegasku mengalihkan pembicaraan.



---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Sementara itu di waktu yang sama, di kota yang sama.


Seorang gadis duduk termenung menatap rembulan yang malam itu bersinar lebih terang dari biasanya. Seakan ingin terus menemani malam sang gadis.


“Kenapa ya ko tadi Mas itu pergi gitu aja… “


“Padahal aku senang sekali melihatnya. Tak sabar menunggu kalimat motivasi-motivasi lain yang aku dapat darinya.“


“Belum juga ku bayar hutangku padanya.“




Tak lama kemudian Handphone si gadis pun berbunyi. Nomor tak dikenal.

"Hallo... wer ist das?" tanya Kinanti ragu.
"Hallo... siapa ini?"




Gießen, 12.01.2017



---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


#Menalifiksi adalah sebuah antologi cerita pendek karya anggota Forum Lingkar Pena Jerman. Ini adalah cerita kedua atau yang kami sebut simpul kedua.



#Menalifiksi FLP Jerman simpul kedua


1. Kehilangan – Dida Hayaza
2. Seseorang  – Dieni Rachmawati
3. Gadis Toko Asia –  Achmad Lutfi
4. Chandra, Kinanti  – Tyas Mekar Sari
5. Prasangka – Nirmanita Kartikarini
6. Anindhita? – Syarifah Faradiba
7. Kinanti yang Tertukar - Syifa Maisani Lestari

Sunday, December 4, 2016

Kekuatan Doa - Ujian EKG

http://s.ndimg.de/image_gallery/new_netdoktor/43/ekg-593_id_87885_353843.jpg

''Kommt schnell! Ihr müsst euch beeilen, ihr seid ja schon zu spät!'' - ''Ayo cepet.. kalian harus cepet, kalian tuh udah telat!'', sahut seorang Tutor yang saya tidak tahu namanya.

Saya hanya bisa panik sembari berjalan cepat menaiki tangga ke lantai 4 Uni Klinik tempat saya ujian. Dalam hati bingung, seharusnya para tutor sudah tau kalau saya dan Jonas akan telat datang ujian karena kami sebelumnya ada Seminar Ethik.

Sampailah kami di ruangan dokter stase Kardiologi. Dokter yang lain sedang sibuk membahas pasien. Saya dan Jonas hanya terdiam sambil mengamati sekitar.

''Zieht euch euer Kittel an und danach gehen wir direkt zu den Patienten'' - ''Cepat kenakan jas kalian lalu kita pergi ke pasien kita'', kata Mas Tutor itu dengan gaya paniknya.

Saya pun menyahut dengan suara bersalah, ''Sorry.. ich habs nicht dabei.'' - ''Maaf.. saya ga bawa.''

Mas Tutor itu langsung menampakkan wajah bt nya. Dan menggerutu kenapa saya bisa tidak membawa jas dokter. Saya pun membela diri, beralasan bahwa tidak ada informasi sebelumnya. Sampai akhirnya datang mahasiswa Koas berpakaian seragam biru dan mengajak saya langsung ke kamar pasien. 

''Alles gut.. tenang aja.'', kata orang itu sambil meminjamkan jas nya kepada saya. Selama perjalanan menuju kamar pasien, saya hanya bisa melantunkan doa dalam hati.

اللهُمَّ لا سَهْلَ إلا مَا جَعَلتَهُ سَهْلا وَ أنتَ تَجْعَلُ الحزْنَ إذا شِئْتَ سَهْلا
Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah.

Saya ulangi doa itu terus menerus. Ya iyalah gimana ga panik. Mau ujian lisan depan Oberarzt (dokter spesialis), datang ujian telat, lalu kena semprot tutor lagi. Udah semua lengkap bikin hormon adrenalin dan cortison naik.

Masuk ke ruangan pasien, saya diminta langsung berkenalan dengan pasien tersebut dan melakukan anamnesa. Sebelum memulai, berharap Allah SWT memudahkan lidah saya untuk mengeluarkan bahasa Jerman yang dimengerti sama pasiennya :''

''Hallo Herr Schäfer, Lestari ist mein Name, die Studentin an der Uni.'' - ''Hallo Tuan Schäfer, nama saya Syifa, mahasiswi dari Uni.'', ujar saya membuka percakapan. Ternyata percakapan pun berjalan mengalir begitu saja. Tuan Schäfer sangat ramah, saya kira beliau akan malas bercerita melihat kondisinya yang sangat lemah, berbaring di tempat tidur dengan penuh kabel pada tubuhnya yang terpasang ke monitor. Dari percakapan, saya berharap Tuan Schäfer memberi bocoran pada saya penyakit yang ia miliki. Setidaknya itu memudahkan saya dan menyingkat waktu yang saya butuhkan untuk mendiagnosa EKG nya nanti. Sayangnya harapan hanya harapan, menghilang ke udara bagaikan kepulan asap dari otot yang di-setrum pada saat operasi :D Saya pun meminta izin untuk membuka baju bagian atasnya, agar saya dapat memasang elektroda-elektroda EKG pada bagian dadanya. 

Elektroda EKG sudah dipasang, muncul masalah baru. Saya bingung pake alat EKG nya, karena berbeda dari alat EKG yang pernah saya gunakan ketika pratikum di rumah sakit lain. Panik lagi :( , tangan mulai gemetar. Kesal dalam keadaan seperti ini kenapa sulit menenangkan diri. Alhamdulillah, lewat mahasiswa Koas itu Allah memberikan bantuan lagi. Dia membantu menunjukkan cara menggunakan alat tersebut, dan akhirnya alat tersebut mulai membaca aktivitas jantung Tuan Schäfer.

Setelah selesai, seharusnya saya melanjutkan anamnesa dengan Tuan Schäfer. Tapi Mas Tutor yang panik itu menjemput saya dan mengajak langsung ke ruang ujian.

''Syifa maaf, saya hektik sekali. Karena para dokter itu memajukan jam ujian. Kamu dan Jonas yang harusnya telat hanya sebentar. jadi tertinggal banyak. Sejujurnya kamu ga ada waktu lagi buat menilai hasil EKG yang kamu punya. Tapi saya jadikan kamu urutan nomor ujian terakhir. Agar kamu masih punya waktu untuk menilai dan mendiagnosa penyakit dari EKG yang kamu punya.''

Mendengar kalimat itu otak saya terasa berhenti berpikir. ''Yaudah lah.. emang jalannya begini..'' ujar saya dalam hati berusaha menenangkan diri, sambil terus mengulang doa mujarab saya jika sedang ujian. Tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Sedang yang susah bisa Engkau jadikan mudah. 

Saya lalu masuk ke ruangan ujian yang sudah dipenuhi oleh 15 mahasiswa lainnya. Ada yang masih sibuk menilai EKG yang dipunya, mengambil penggaris, mengukur jarak setiap cm yang ada dalam EKG dengan jangka dan sebagainya. Adapula yang sudah duduk santai sambil memainkan hp. Tidak memiliki banyak waktu, saya langsung duduk dan membentangkan kertas EKG yang saya miliki dan mulai mengamati setiap kurva yang tertulis. Saya senyum-senyum sendiri. Hehe.. dapat yang mudah alhamdulillah. Tanpa mengamati dengan jelas, mengukur frekuensi, melihat Lagetyp, dan bentuk dari setiap gelombang dalam kertas tersebut saya sudah bisa menebak dan mendiagnosa penyakitnya. 

Ketika Oberarzt, dokter penguji datang, Mas Tutor segera menghampiri saya sambil berkata, ''Keine Sorge, du bist die Letzte.'' - ''Jangan khawatir, kamu terakhir kok''. Saya pun melempar senyum tenang dan berkata, ''Egal.. ich bin sowieso fertig.'' - ''Terserah.. toh saya sudah selesai.''

Sampai giliran saya tiba. Dokter penguji mengambil kursi sebelah saya, dan saya ulangi doa dalam hati agar Allah memudahkan lidah saya mengucapkan bahasa Jerman dengan baik. Kali ini, saya sudah mulai tenang.

''Ja, das ist EKG von Herrn Schäfer.. 87 Jahre Alt. Ein Sinusrhytmus mit der Frequenz 45, also Sinusbradykard. RR-Abstand regelmäßig, die P-Welle sind normwertig. PQ-Zeit ist verbreitet um die 250 ms .............................................................dst........dst....... ja, er hat AV-Block I.Grad und bifaszikulärer Block.'', saya menjelaskan tentang EKG yang saya miliki.

''Super.. Sehr gut! Super eklärt'' - ''Super.. bagus. Penjelasan yang bagus.'' sahut dokter penguji itu dengan singkat sambil pergi menuju ke mahasiswa lainnya. 

Saya pun hanya dapat berkata dalam hati, Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah. Memang salah satu kekuatan terbesar seorang muslim adalah Doa. Tidak ada yang dapat menghalangi semua kehendak-Nya. Sepanik dan sesulit apapun ''Ujian'' itu :D Allah SWT pun sangat senang mendengar hamba-Nya yang memohon kepada-Nya. Hari itu, saya pulang dengan perasaan senang..







Gießen, 5 Rabiul Akhir 1438
Menulis-disela-lelah-belajar-persiapan-ujian-esok-

Wednesday, October 12, 2016

What makes the Hajj so unique?

Selama perjalanan Mekkah-Madinah saya suka sekali mengambil foto-foto menarik dari seragam para jamaah haji. Terutama dari Indonesia! Ga heran kenapa orang Indonesia auffällig banget di mata orang-orang Arab dan jamaah Haji lainnya. Selain orang Indonesia yang katanya ga neko-neko, mereka memang banyak dimana-mana, badannya imut-imut tapi bergerombol, dengan seragam yang unik-unik pula :')

*Alle Fotos wurden von mir aufgenommen, außer das letzte Bild* :D





































Thursday, September 29, 2016

Tips Persiapan Haji

Karena masih hangat biar ga lupa, dan juga karena masih liburan jadi masih banyak waktu luang hehe insyaAllah kali ini saya akan memberikan tips-tips persiapan haji versi Syifa. Jadi tips ini sangat subjektif, jangan dijadikan tolak ukur. Tapi mostly orang-orang menyarankan hal yang sama (terutama untuk persiapan rohani).


  • Teruntuk teman-teman yang ingin berangkat haji dai Indonesia, mulailah nabung dari sekarang. Kalo tabungannya udah keliatan ada 5 juta, 10 juta, 25 juta segera daftar haji. Jangan sampai ditunda karena ingat daftar tunggu di Indonesia sangat lama. Saya yang baru kepikiran untuk berhaji di usia 20 tahun, alhamdulillah berkesempatan berangkat di usia 23 tahun. Jika di usia 20 tahun saja saya langsung daftar di Indonesia, maka kemungkinan saya baru berangkat di usia 35 tahun (karena daftar tunggu wilayah Bogor yang kurang lebih 15 tahun lamanya). Tapi tetap jangan sampai memaksa nabung untuk berhaji, namun keluarga kita di rumah ada yang kelaparan atau kesakitan dan dibiarkan begitu saja.

  • Sebelum pergi haji, banyak-banyaklah bertaubat, luruskan niat, pamit-an kepada keluarga dan orang-orang terdekat, lunaskan segala hutang baik uang maupun janji, dan yang penting jangan sampai meninggalkan perkara yang belum selesai. Dikhawatirkan kita tidak fokus untuk beribadah karena memikirkan perkara tersebut.

  • Latihan, kalo bisa dari 6 bulan sebelumnya untuk menjaga hati. Jauhi hati dari prasangka buruk, mudah mengeluh dan latihan bersabar.

  • Selalu berpikir positif dan berprasangka baik kepada Allah SWT. Setiap akan berangkat ke tanah Haram pasti sering mendengar pengalaman-pengalaman buruk atau mistis yang terjadi pada jamaah haji. Belum tentu semua itu akan terjadi juga pada kita. Jangan terfokus pada hal itu. Saya pribadi ketika di tanah Haram mencoba melupakan cerita pengalaman buruk orang dan lebih mencoba berkonsentrasi untuk terus berbaik sangka. Setiap ada pikiran buruk yang muncul, cepat-cepatlah beristigfar. 

  • yang belum hidup sehat, dari 6 bulan sebelumnya mulailah hidup sehat. Olahraga yang teratur, makan makanan yang sehat dan berserat tinggi, biasakan jalan kaki kemana-mana karena haji itu bukan hanya ibadah rohani tapi juga ibadah fisiki. setiap harinya kita akan jalan lebih dari 2km, percaya deh. Apalagi kalo jarak hotel nya jauh, itu juga harus diperhitungkan :)

  • Hati-hati dalam berucap, bahkan walaupun hanya dalam hati. Jaga lisan, jaga pikiran dan jaga mata. Khusus untuk jamaah wanita jangan terlalu banyak kontak mata misalnya dengan pedagang ketika sedang berbelanja. Karena ada beberapa pedagang yang suka menggoda. Misalnya bilang ''Saya belum punya istri, kamu sudah punya suami belum..'' Kalo mau lebih aman lagi pakai saja cadar. Fungsi cadar untuk saya agar tidak diperhatikan oleh laki-laki, juga melindungi dari cahaya matahari, meskipun sudah pake sunblock hehe.

  • Jika rencana berangkat dari Jerman dan sebelumnya sempat pulang ke Indonesia, saran saya vaksin meningitis di Indonesia saja. Dengan alasan biaya yang lebih murah (sekitar 300ribu). Alamatnya bisa cari di internet, salah satunya di bandara Soetta. Untuk vaksin meningitis di Jerman dikenakan biaya sekitar 50 - 80€ dan setau saya tidak di cover oleh asuransi karena bukan termasuk vaksin wajib di jerman.

  • Khusus jamaah wanita jika berencana meminum pil anti haid, segera konsultasikan ke Frauenarzt/dokter kandungan minimal dari 3 bulan sebelumnya. Agar proses penundaan bisa berjalan lancar. Jangan lupa rutin untuk mencatat jadwal haid untuk diinfokan ke dokter tsb.

  • Sebelum berangkat haji sering-sering membaca atau mendengarkan tentang sirah nabawiyah. Agar momen ibadahnya bisa lebih khusyuk. Bisa dengar sirah nabawiyah disini https://www.youtube.com/watch?v=WRo8vgVSMaA. Agar bisa memaknai setiap ibadah rukun dan wajib haji bisa juga melihat video manasik haji dari Kemenag https://www.youtube.com/watch?v=QfOIL4pa2-o. Disitu akan dijelaskan apa hikmah yang bisa kita ambil dari tiap-tiap ibadah. Memang sulit untuk menghayatinya, misalnya ibadah Sa'i. Kenapa saya bilang sulit? karena kondisinya sekarang antara bukit Safa dan Marwah itu sangat nyaman. Beralaskan lantai, atmosfer yang dingin karena kipas angin. Sementara dulu Siti Hajar berlari-lari kecil berputar antara bukit Safa dan Marwah di atas tanah yang tandus dan cuaca yang amat panas. 

  • Gunakan waktu sebelum berangkat haji sebaik-baiknya untuk mempelajari dengan detail rukun dan wajib haji. Catat tempat-tempat mana saja yang mustajab untuk berdoa. Kenali setiap bagian yang ada di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Jangan sampai ketika sedang tawaf tidak tau, bangunan apa yang berbentuk seperti kubah emas itu? Padahal adalah Maqam Ibrahim. Ketika terdorong-dorong orang sampai masuk ke Hijr Ismail, tidak mengerti kenapa semua orang berebut shalat disana. Padahal ternyata shalat di dalam Hijr Ismail seperti shalat di dalam Kabah. Gunakan waktu untuk persiapan sebaik mungkin, agar ibadah kita pun bisa maksimal :)

Persiapan dalam Koper (mostly untuk wanita)
  • Peralatan Kebersihan
Pentiliner, Pembalut, Detergen (tanpa parfum), Tisu toilet, Tisu wajah (tanpa parfum), Sabun  mandi (tanpa parfum), Shampo (tanpa parfum), Sunblock (tanpa parfum), dan Deodoran (tanpa parfum). Kenapa saya memilih yang tanpa parfum? Karena dalam keadaan Ihram kita dilarang menggunakan wangi-wangian. Meskipun memang kita tidak selamanya dalam keadaan Ihram. Jadi teman-teman juga bisa membawa sabun dan shampo dengan wangi-wangian jika mau.


  •  Peralatan Kesehatan



Minyak kayu putih, Handsanitizer, Primolut (pil anti haid), Plester, Obat masuk angin, Pelembab bibir, Krim pereda sakit otot dan sendi,  Betadin, Supplement vitamin (yang penting adalah vitamin C untuk imunitas tubuh), Face shield (untuk membantu jika ada orang yang membutuhkan napas buatan (krn saya anak kedokteran hehe) agar tidak kontak langsung dengan alat pernapasan orang yang sakit tsb.


  •  Minuman Hangat (maaf bukan promosi)
                            



  • Pelindung Panas dan Cahaya Matahari
Topi, Semprotan air untuk menyegarkan wajah, Kipas, Cadar (tidak ada di foto), Permen pereda sakit tenggorokkan

  • Universal Adaptor
Untuk berjaga-jaga karena beberapa Hotel menggunakan colokan berkaki tiga.

  • Kamera Digital, Hairdryer, Colokan (bisa janjian dengan teman sekamar)
                            

  • Anti Slip Socks
Untuk menghindari terpeleset karena kita banyak berjalan di atas lantai ketika berada di dalam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
  • Buku doa-doa untuk ibadah haji dan Buku dzikir
                            


  • Gunting kuku, Gunting, Alat Jahit
                            


Kebutuhan lainnya yang tidak sempat terabadikan dalam foto :

  1. Sepatu (harus yang nyaman untuk dipakai berjalan banyak). Jika akan membeli sepatu baru, sebaiknya sudah di coba dari 3 minggu sebelumnya.
  2. Sendal jepit
  3. Tas selempang
  4. Kaca mata beserta tali nya
  5. Payung
  6. Obat-obat an seperti antibiotik, obat batuk, obat flu
  7. Masker
  8. Kantong plastik (20-30 liter)
  9. Gamis 4-5 potong (pengalama pribadi tidak perlu membawa terlalu banyak. Karena di Hotel ada fasilitas mencuci baju. Selain itu agar ada alasan untuk membeli beberapa Abaya disana :D)
  10. Mukena
  11. Pakaian dalam +/- 10 potong. Pengalaman saya tidak perlu terlalu sering mengganti baju (bisa dua - tiga kali pakai baru di cuci), yang terpenting adalah selalu mengganti pakaian dalamnya. Sehingga kita perlu membawa banyak pakaian dalam.
  12. Baju tidur
  13. Khimar 5-6 potong
  14. Manset tangan
  15. Bantal leher
  16. Kantong kecil untuk melempar jumroh
  17. Botol minum
  18. Pemanas air (bisa janjian dengan teman sekamar)
  19. Mini lunch box (agar bisa diisi misalnya dengan kurma, lalu dibagi-bagikan ke orang sekitar ketika berada di Masjid. Bersedekah dengan hal-hal kecil :) )
  20. Timbangan koper
  21. Tali (ini bermanfaat untuk membuat jemuran dadakan di dalam kamar mandi hehe)
  22. Gantungan baju
  23. Sajadah tipis
  24. Handuk
  25. Sapu tangan
  26. Powerbank
  27. Al-Quran 

Semua yang saya list ini tentunya berdasarkan kebutuhan saya pribadi. Teman-teman bisa menambah atau mengurangi sesuai yang diperlukan. Memang tidak semua yang saya bawa terpakai, namun saya lebih suka berjaga-jaga daripada kekurangan. Semoga tips persiapan haji ini bermanfaat ya.


Wassalamu'alaikum

Gießen, 29.09.2016
dari-yang-merindukan-tanah-Haram
yang-minta-didoakan-agar-bisa-segera-pergi-ke-tanah-Haram-lagi-bersama-keluarga-dan-keluarga-baru-kelak :)

Tuesday, September 27, 2016

Menunaikan Ibadah Haji dari Jerman



Melaksanakan ibadah haji, yang termasuk rukun islam ke-5 ini sangatlah istimewa. Kenapa? Karena ibadah ini tidak bisa dilakukan dimana saja layaknya shalat 5 waktu, harus dilakukan di waktu tertentu dan juga tidak sembarang orang bisa melakukan ibadah ini. Dibutuhkan kesiapan jasmani dan rohani, uang yang tidak sedikit, ketersediaan waktu dan juga niat yang benar-benar lurus hanya untuk Allah SWT semata. 

Untuk muslim yang berdomisili di negara minoritas muslim seperti Jerman, ada banyak kelebihan yang didapat jika berhaji dari Jerman. 

1. Tidak Ada Daftar Tunggu

Berbeda dari Indonesia dimana perbandingan antara calon jamaah haji dan kuota yang tersedia sangat jauh. Berhaji dari Jerman masih menganut asas ''daftar tahun ini, berangkat tahun ini juga.'' Dikarenakan perbandingan antara calon jamaah haji dan kuota yang tersedia masih 1:1. Sehingga tidak ada jamaah haji yang masuk ke daftar tunggu. 

Penyelenggaraan ibadah haji dari Jerman difasilitasi oleh biro perjalanan Haji dan Umroh atau masjid-masjid yang memiliki fasilitas program haji. Jadi jika salah satu biro perjalan sudah terisi full oleh pendaftar haji, calon jamaah haji tinggal mencai biro perjalanan lainnya yang masih menyediakan tempat untuk mendaftarkan haji. 

Sementara di Indonesia untuk ONH plus yang membayar sampai kisaran 100-150 juta saja masih harus menunggu kurang lebih 2-5 tahun untuk bisa berangkat haji.

2. Biaya

Biaya yang dibutuhkan untuk berangkat haji dari Jerman untuk tahun 2016 sekitar 4200€ - 4800€. Perbedaan harga ini terletak pada perbedaan fasilitas yang disediakan oleh masing-masing biro perjalanan. Namun setiap tahun biayanya selalu naik. Jika dibandingkan dengan travel yang sama tahun 2014 sekitar 4400€, tahun 2015 4500€ dan tahun 2016 ini 4800€. Program yang ditawarkan pun hanya ada dua, yaitu program haji panjang (25 hari) dan program haji pendek (10-15 hari) dengan biaya dan fasilitas yang sama. Tidak ada perbedaan yang signifikan seperti di Indonesia antara ONH biasa dan ONH plus.

Untuk para mahasiswa, bisa dibayangkan analogi nya kita kerja ''nguli'' di pabrik dengan UMR 1200€ per bulan. Kira-kira butuh berapa lama mengumpulkan uang untuk pergi berhaji. Jadi jika biasanya kerja sambilan agar punya uang untuk bisa jalan-jalan ke negara lain, mungkin sekarang tujuannya bisa diluruskan sedikit untuk jalan-jalan sambil beribadah :)

Biaya haji ini memang lebih mahal jika dibandingkan dengan ONH reguler di Indonesia. Namun harga berbicara sesuai dengan fasilitas yang jamaah dapatkan selama proses ibadah.

3. Fasilitas yang Sangat Baik

Rata-rata hotel yang ditawarkan oleh biro perjalanan haji lokasinya dekat dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, berbeda jika dibandingkan dengan jamaah haji reguler Indonesia yang sampai harus mengendarai Bus agar bisa sampai ke Masjidil Haram. Biro perjalanan haji saya menyediakan hotel bintang 3 di Mekkah yang letaknya 450m ke Masjidil Haram, dan hotel bintang 5 di Madinah yang cukup ditempuh dengan jalan kaki 5 menit ke Masjid Nabawi.

Selain itu fasilitas yang disediakan di Mina misalnya, tenda difasilitasi dengan tambahan kipas angin. Bahkan saya mengintip tenda tetangga dari biro perjalanan lain yang menyediakan kasur empuk untuk masing-masing jamaahnya.

4. Pengurusan yang Tidak Rumit

Calon jamaah haji cukup menyerahkan semua dokumen yang diminta setelah itu menunggu kabar jika visa sudah keluar. Saking simple-nya, saya pribadi sampai khawatir karena dokumen saya yang sudah diserahkan dari bulan Mei tidak ada kabar kelanjutannya. Sebenarnya jika dokumen sudah lengkap dan sesuai persyaratan, kita tidak perlu khawatir. Cukup duduk manis, berdoa dan meluruskan niat sampai waktu yang dinantikan tiba :D

Beberapa kekurangan jika berangkat haji dari Jerman :

1. Lama Perjalanan

Seperti yang sudah saya tuliskan di atas, proses ibadah haji yang tersedia hanya ada dua yaitu haji panjang (25 hari) dan haji pendek (10-15 hari). Dibandingkan dengan haji reguler dari Indonesia yang lamanya 40 hari, tentu berhaji dari Jerman dirasa sangat sedikit waktunya. Namun dalam poin ini mungkin juga ada yang berbeda pendapat, dan lebih suka dengan waktu yang singkat misalnya karena faktor anak dan keluarga yang ditinggalkan dsb.

2. Terbatasnya Bahasa

Bahasa yang disediakan para biro perjalanan ini biasanya hanya bahasa Jerman, Turki dan Arab. Untuk calon jamaah haji indonesia yang tidak bisa berbahasa Jerman, Turki atau Arab patut berbangga hati. Karena mulai tahun 2013 FORKOM (Forum Komunikasi Muslim di Jerman) bekerja sama dengan biro perjalanan BALCOK, memfasilitasi bimbingan haji berbahasa Indonesia.

3. Perbedaan Madzhab

Dalam poin ini sebenarnya bukanlah termasuk kekurangan yang berarti. Namun hal ini patut untuk dipertimbangkan oleh para calon jamaah haji yang akan berangkat dari Jerman, agar tidak dibuat bingung dengan adanya perbedaan ini. Berdasarkan pengalaman pribadi misalnya, biro perjalanan haji yang saya pakai adalah milik keluarga keturunan Turki. Sehingga jamaahnya pun juga banyak yang berasal dari Turki, dimana mereka bermadzhab Hanafi dan mayoritas orang Indonesia bermadzhab Syafi'i. Dalam prakteknya ketika puncak haji tiba, jamaah biro perjalanan haji saya terbagi menjadi beberapa kelompok (arab, turki dan indonesia) dan kami melakukan ibadah terpisah-terpisah dikarenakan perbedaan pendapat mengenai Mabit di Mina, Mudzdalifah, waktu melempar Jumroh dsb. Sementara hal ini mungkin tidak akan ditemukan dalam rombongan haji Indonesia.

4. Makanan yang Tersedia

Makanan yang disediakan oleh hotel dan biro perjalanan biasanya adalah makanan arab atau turki. Dengan porsi yang cukup banyak dengan variasi pilihan makanan yang cukup banyak. Hal ini terkadang tidak cocok untuk beberapa jamaah haji Indonesia yang terbiasa makan sambal dan sayur asem hehe. Sehingga tidak sedikit jamaah yang extra jajan mencari makanan rasa Indonesia. Jika disini ada salah satu jamaah haji forkom 2016 yang baca blog saya, pasti bisa senyum-senyum sendiri teringat dengan menu terong dan sosinya :D


Jadi untuk teman-teman yang berdomisili di Eropa, ditambah lagi usia yang masih muda, sekarang adalah waktu yang tepat untuk merencanakan ibadah haji. Karena tinggal di Eropa adalah salah satu kesempatan yang besar yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Kita tidak tahu apakah di tahun-tahun mendatang masih berlaku asas ''bayar tahun ini, berangkat tahun ini'', mengingat pertumbuhan muslim di Eropa yang terus meningkat. Bagi yang sudah berniat semoga Allah mampukan untuk segera menunaikan ibadah haji dan diluruskan niatnya hanya untuk Allah semata. Bagi yang belum berpikir untuk berhaji, semoga tulisan saya ini bermanfaat dan bisa termotivasi untuk melaksanakan rukun islam yang ke-5 ini.

InsyaAllah jika ada kesempatan lain saya akan ceritakan pengalaman seputar ibadah haji lainnya :)




Wassalam,
hamba-Mu yang merindukan tanah Haram.
2 hari setelah kepulangannya dari Madinah, kota kekasih-Mu.