Pages

Sunday, December 4, 2016

Kekuatan Doa - Ujian EKG

http://s.ndimg.de/image_gallery/new_netdoktor/43/ekg-593_id_87885_353843.jpg

''Kommt schnell! Ihr müsst euch beeilen, ihr seid ja schon zu spät!'' - ''Ayo cepet.. kalian harus cepet, kalian tuh udah telat!'', sahut seorang Tutor yang saya tidak tahu namanya.

Saya hanya bisa panik sembari berjalan cepat menaiki tangga ke lantai 4 Uni Klinik tempat saya ujian. Dalam hati bingung, seharusnya para tutor sudah tau kalau saya dan Jonas akan telat datang ujian karena kami sebelumnya ada Seminar Ethik.

Sampailah kami di ruangan dokter stase Kardiologi. Dokter yang lain sedang sibuk membahas pasien. Saya dan Jonas hanya terdiam sambil mengamati sekitar.

''Zieht euch euer Kittel an und danach gehen wir direkt zu den Patienten'' - ''Cepat kenakan jas kalian lalu kita pergi ke pasien kita'', kata Mas Tutor itu dengan gaya paniknya.

Saya pun menyahut dengan suara bersalah, ''Sorry.. ich habs nicht dabei.'' - ''Maaf.. saya ga bawa.''

Mas Tutor itu langsung menampakkan wajah bt nya. Dan menggerutu kenapa saya bisa tidak membawa jas dokter. Saya pun membela diri, beralasan bahwa tidak ada informasi sebelumnya. Sampai akhirnya datang mahasiswa Koas berpakaian seragam biru dan mengajak saya langsung ke kamar pasien. 

''Alles gut.. tenang aja.'', kata orang itu sambil meminjamkan jas nya kepada saya. Selama perjalanan menuju kamar pasien, saya hanya bisa melantunkan doa dalam hati.

اللهُمَّ لا سَهْلَ إلا مَا جَعَلتَهُ سَهْلا وَ أنتَ تَجْعَلُ الحزْنَ إذا شِئْتَ سَهْلا
Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah.

Saya ulangi doa itu terus menerus. Ya iyalah gimana ga panik. Mau ujian lisan depan Oberarzt (dokter spesialis), datang ujian telat, lalu kena semprot tutor lagi. Udah semua lengkap bikin hormon adrenalin dan cortison naik.

Masuk ke ruangan pasien, saya diminta langsung berkenalan dengan pasien tersebut dan melakukan anamnesa. Sebelum memulai, berharap Allah SWT memudahkan lidah saya untuk mengeluarkan bahasa Jerman yang dimengerti sama pasiennya :''

''Hallo Herr Schäfer, Lestari ist mein Name, die Studentin an der Uni.'' - ''Hallo Tuan Schäfer, nama saya Syifa, mahasiswi dari Uni.'', ujar saya membuka percakapan. Ternyata percakapan pun berjalan mengalir begitu saja. Tuan Schäfer sangat ramah, saya kira beliau akan malas bercerita melihat kondisinya yang sangat lemah, berbaring di tempat tidur dengan penuh kabel pada tubuhnya yang terpasang ke monitor. Dari percakapan, saya berharap Tuan Schäfer memberi bocoran pada saya penyakit yang ia miliki. Setidaknya itu memudahkan saya dan menyingkat waktu yang saya butuhkan untuk mendiagnosa EKG nya nanti. Sayangnya harapan hanya harapan, menghilang ke udara bagaikan kepulan asap dari otot yang di-setrum pada saat operasi :D Saya pun meminta izin untuk membuka baju bagian atasnya, agar saya dapat memasang elektroda-elektroda EKG pada bagian dadanya. 

Elektroda EKG sudah dipasang, muncul masalah baru. Saya bingung pake alat EKG nya, karena berbeda dari alat EKG yang pernah saya gunakan ketika pratikum di rumah sakit lain. Panik lagi :( , tangan mulai gemetar. Kesal dalam keadaan seperti ini kenapa sulit menenangkan diri. Alhamdulillah, lewat mahasiswa Koas itu Allah memberikan bantuan lagi. Dia membantu menunjukkan cara menggunakan alat tersebut, dan akhirnya alat tersebut mulai membaca aktivitas jantung Tuan Schäfer.

Setelah selesai, seharusnya saya melanjutkan anamnesa dengan Tuan Schäfer. Tapi Mas Tutor yang panik itu menjemput saya dan mengajak langsung ke ruang ujian.

''Syifa maaf, saya hektik sekali. Karena para dokter itu memajukan jam ujian. Kamu dan Jonas yang harusnya telat hanya sebentar. jadi tertinggal banyak. Sejujurnya kamu ga ada waktu lagi buat menilai hasil EKG yang kamu punya. Tapi saya jadikan kamu urutan nomor ujian terakhir. Agar kamu masih punya waktu untuk menilai dan mendiagnosa penyakit dari EKG yang kamu punya.''

Mendengar kalimat itu otak saya terasa berhenti berpikir. ''Yaudah lah.. emang jalannya begini..'' ujar saya dalam hati berusaha menenangkan diri, sambil terus mengulang doa mujarab saya jika sedang ujian. Tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Sedang yang susah bisa Engkau jadikan mudah. 

Saya lalu masuk ke ruangan ujian yang sudah dipenuhi oleh 15 mahasiswa lainnya. Ada yang masih sibuk menilai EKG yang dipunya, mengambil penggaris, mengukur jarak setiap cm yang ada dalam EKG dengan jangka dan sebagainya. Adapula yang sudah duduk santai sambil memainkan hp. Tidak memiliki banyak waktu, saya langsung duduk dan membentangkan kertas EKG yang saya miliki dan mulai mengamati setiap kurva yang tertulis. Saya senyum-senyum sendiri. Hehe.. dapat yang mudah alhamdulillah. Tanpa mengamati dengan jelas, mengukur frekuensi, melihat Lagetyp, dan bentuk dari setiap gelombang dalam kertas tersebut saya sudah bisa menebak dan mendiagnosa penyakitnya. 

Ketika Oberarzt, dokter penguji datang, Mas Tutor segera menghampiri saya sambil berkata, ''Keine Sorge, du bist die Letzte.'' - ''Jangan khawatir, kamu terakhir kok''. Saya pun melempar senyum tenang dan berkata, ''Egal.. ich bin sowieso fertig.'' - ''Terserah.. toh saya sudah selesai.''

Sampai giliran saya tiba. Dokter penguji mengambil kursi sebelah saya, dan saya ulangi doa dalam hati agar Allah memudahkan lidah saya mengucapkan bahasa Jerman dengan baik. Kali ini, saya sudah mulai tenang.

''Ja, das ist EKG von Herrn Schäfer.. 87 Jahre Alt. Ein Sinusrhytmus mit der Frequenz 45, also Sinusbradykard. RR-Abstand regelmäßig, die P-Welle sind normwertig. PQ-Zeit ist verbreitet um die 250 ms .............................................................dst........dst....... ja, er hat AV-Block I.Grad und bifaszikulärer Block.'', saya menjelaskan tentang EKG yang saya miliki.

''Super.. Sehr gut! Super eklärt'' - ''Super.. bagus. Penjelasan yang bagus.'' sahut dokter penguji itu dengan singkat sambil pergi menuju ke mahasiswa lainnya. 

Saya pun hanya dapat berkata dalam hati, Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah. Memang salah satu kekuatan terbesar seorang muslim adalah Doa. Tidak ada yang dapat menghalangi semua kehendak-Nya. Sepanik dan sesulit apapun ''Ujian'' itu :D Allah SWT pun sangat senang mendengar hamba-Nya yang memohon kepada-Nya. Hari itu, saya pulang dengan perasaan senang..







Gießen, 5 Rabiul Akhir 1438
Menulis-disela-lelah-belajar-persiapan-ujian-esok-

Wednesday, October 12, 2016

What makes the Hajj so unique?

Selama perjalanan Mekkah-Madinah saya suka sekali mengambil foto-foto menarik dari seragam para jamaah haji. Terutama dari Indonesia! Ga heran kenapa orang Indonesia auffällig banget di mata orang-orang Arab dan jamaah Haji lainnya. Selain orang Indonesia yang katanya ga neko-neko, mereka memang banyak dimana-mana, badannya imut-imut tapi bergerombol, dengan seragam yang unik-unik pula :')

*Alle Fotos wurden von mir aufgenommen, außer das letzte Bild* :D





































Thursday, September 29, 2016

Tips Persiapan Haji

Karena masih hangat biar ga lupa, dan juga karena masih liburan jadi masih banyak waktu luang hehe insyaAllah kali ini saya akan memberikan tips-tips persiapan haji versi Syifa. Jadi tips ini sangat subjektif, jangan dijadikan tolak ukur. Tapi mostly orang-orang menyarankan hal yang sama (terutama untuk persiapan rohani).


  • Teruntuk teman-teman yang ingin berangkat haji dai Indonesia, mulailah nabung dari sekarang. Kalo tabungannya udah keliatan ada 5 juta, 10 juta, 25 juta segera daftar haji. Jangan sampai ditunda karena ingat daftar tunggu di Indonesia sangat lama. Saya yang baru kepikiran untuk berhaji di usia 20 tahun, alhamdulillah berkesempatan berangkat di usia 23 tahun. Jika di usia 20 tahun saja saya langsung daftar di Indonesia, maka kemungkinan saya baru berangkat di usia 35 tahun (karena daftar tunggu wilayah Bogor yang kurang lebih 15 tahun lamanya). Tapi tetap jangan sampai memaksa nabung untuk berhaji, namun keluarga kita di rumah ada yang kelaparan atau kesakitan dan dibiarkan begitu saja.

  • Sebelum pergi haji, banyak-banyaklah bertaubat, luruskan niat, pamit-an kepada keluarga dan orang-orang terdekat, lunaskan segala hutang baik uang maupun janji, dan yang penting jangan sampai meninggalkan perkara yang belum selesai. Dikhawatirkan kita tidak fokus untuk beribadah karena memikirkan perkara tersebut.

  • Latihan, kalo bisa dari 6 bulan sebelumnya untuk menjaga hati. Jauhi hati dari prasangka buruk, mudah mengeluh dan latihan bersabar.

  • Selalu berpikir positif dan berprasangka baik kepada Allah SWT. Setiap akan berangkat ke tanah Haram pasti sering mendengar pengalaman-pengalaman buruk atau mistis yang terjadi pada jamaah haji. Belum tentu semua itu akan terjadi juga pada kita. Jangan terfokus pada hal itu. Saya pribadi ketika di tanah Haram mencoba melupakan cerita pengalaman buruk orang dan lebih mencoba berkonsentrasi untuk terus berbaik sangka. Setiap ada pikiran buruk yang muncul, cepat-cepatlah beristigfar. 

  • yang belum hidup sehat, dari 6 bulan sebelumnya mulailah hidup sehat. Olahraga yang teratur, makan makanan yang sehat dan berserat tinggi, biasakan jalan kaki kemana-mana karena haji itu bukan hanya ibadah rohani tapi juga ibadah fisiki. setiap harinya kita akan jalan lebih dari 2km, percaya deh. Apalagi kalo jarak hotel nya jauh, itu juga harus diperhitungkan :)

  • Hati-hati dalam berucap, bahkan walaupun hanya dalam hati. Jaga lisan, jaga pikiran dan jaga mata. Khusus untuk jamaah wanita jangan terlalu banyak kontak mata misalnya dengan pedagang ketika sedang berbelanja. Karena ada beberapa pedagang yang suka menggoda. Misalnya bilang ''Saya belum punya istri, kamu sudah punya suami belum..'' Kalo mau lebih aman lagi pakai saja cadar. Fungsi cadar untuk saya agar tidak diperhatikan oleh laki-laki, juga melindungi dari cahaya matahari, meskipun sudah pake sunblock hehe.

  • Jika rencana berangkat dari Jerman dan sebelumnya sempat pulang ke Indonesia, saran saya vaksin meningitis di Indonesia saja. Dengan alasan biaya yang lebih murah (sekitar 300ribu). Alamatnya bisa cari di internet, salah satunya di bandara Soetta. Untuk vaksin meningitis di Jerman dikenakan biaya sekitar 50 - 80€ dan setau saya tidak di cover oleh asuransi karena bukan termasuk vaksin wajib di jerman.

  • Khusus jamaah wanita jika berencana meminum pil anti haid, segera konsultasikan ke Frauenarzt/dokter kandungan minimal dari 3 bulan sebelumnya. Agar proses penundaan bisa berjalan lancar. Jangan lupa rutin untuk mencatat jadwal haid untuk diinfokan ke dokter tsb.

  • Sebelum berangkat haji sering-sering membaca atau mendengarkan tentang sirah nabawiyah. Agar momen ibadahnya bisa lebih khusyuk. Bisa dengar sirah nabawiyah disini https://www.youtube.com/watch?v=WRo8vgVSMaA. Agar bisa memaknai setiap ibadah rukun dan wajib haji bisa juga melihat video manasik haji dari Kemenag https://www.youtube.com/watch?v=QfOIL4pa2-o. Disitu akan dijelaskan apa hikmah yang bisa kita ambil dari tiap-tiap ibadah. Memang sulit untuk menghayatinya, misalnya ibadah Sa'i. Kenapa saya bilang sulit? karena kondisinya sekarang antara bukit Safa dan Marwah itu sangat nyaman. Beralaskan lantai, atmosfer yang dingin karena kipas angin. Sementara dulu Siti Hajar berlari-lari kecil berputar antara bukit Safa dan Marwah di atas tanah yang tandus dan cuaca yang amat panas. 

  • Gunakan waktu sebelum berangkat haji sebaik-baiknya untuk mempelajari dengan detail rukun dan wajib haji. Catat tempat-tempat mana saja yang mustajab untuk berdoa. Kenali setiap bagian yang ada di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Jangan sampai ketika sedang tawaf tidak tau, bangunan apa yang berbentuk seperti kubah emas itu? Padahal adalah Maqam Ibrahim. Ketika terdorong-dorong orang sampai masuk ke Hijr Ismail, tidak mengerti kenapa semua orang berebut shalat disana. Padahal ternyata shalat di dalam Hijr Ismail seperti shalat di dalam Kabah. Gunakan waktu untuk persiapan sebaik mungkin, agar ibadah kita pun bisa maksimal :)

Persiapan dalam Koper (mostly untuk wanita)
  • Peralatan Kebersihan
Pentiliner, Pembalut, Detergen (tanpa parfum), Tisu toilet, Tisu wajah (tanpa parfum), Sabun  mandi (tanpa parfum), Shampo (tanpa parfum), Sunblock (tanpa parfum), dan Deodoran (tanpa parfum). Kenapa saya memilih yang tanpa parfum? Karena dalam keadaan Ihram kita dilarang menggunakan wangi-wangian. Meskipun memang kita tidak selamanya dalam keadaan Ihram. Jadi teman-teman juga bisa membawa sabun dan shampo dengan wangi-wangian jika mau.


  •  Peralatan Kesehatan



Minyak kayu putih, Handsanitizer, Primolut (pil anti haid), Plester, Obat masuk angin, Pelembab bibir, Krim pereda sakit otot dan sendi,  Betadin, Supplement vitamin (yang penting adalah vitamin C untuk imunitas tubuh), Face shield (untuk membantu jika ada orang yang membutuhkan napas buatan (krn saya anak kedokteran hehe) agar tidak kontak langsung dengan alat pernapasan orang yang sakit tsb.


  •  Minuman Hangat (maaf bukan promosi)
                            



  • Pelindung Panas dan Cahaya Matahari
Topi, Semprotan air untuk menyegarkan wajah, Kipas, Cadar (tidak ada di foto), Permen pereda sakit tenggorokkan

  • Universal Adaptor
Untuk berjaga-jaga karena beberapa Hotel menggunakan colokan berkaki tiga.

  • Kamera Digital, Hairdryer, Colokan (bisa janjian dengan teman sekamar)
                            

  • Anti Slip Socks
Untuk menghindari terpeleset karena kita banyak berjalan di atas lantai ketika berada di dalam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
  • Buku doa-doa untuk ibadah haji dan Buku dzikir
                            


  • Gunting kuku, Gunting, Alat Jahit
                            


Kebutuhan lainnya yang tidak sempat terabadikan dalam foto :

  1. Sepatu (harus yang nyaman untuk dipakai berjalan banyak). Jika akan membeli sepatu baru, sebaiknya sudah di coba dari 3 minggu sebelumnya.
  2. Sendal jepit
  3. Tas selempang
  4. Kaca mata beserta tali nya
  5. Payung
  6. Obat-obat an seperti antibiotik, obat batuk, obat flu
  7. Masker
  8. Kantong plastik (20-30 liter)
  9. Gamis 4-5 potong (pengalama pribadi tidak perlu membawa terlalu banyak. Karena di Hotel ada fasilitas mencuci baju. Selain itu agar ada alasan untuk membeli beberapa Abaya disana :D)
  10. Mukena
  11. Pakaian dalam +/- 10 potong. Pengalaman saya tidak perlu terlalu sering mengganti baju (bisa dua - tiga kali pakai baru di cuci), yang terpenting adalah selalu mengganti pakaian dalamnya. Sehingga kita perlu membawa banyak pakaian dalam.
  12. Baju tidur
  13. Khimar 5-6 potong
  14. Manset tangan
  15. Bantal leher
  16. Kantong kecil untuk melempar jumroh
  17. Botol minum
  18. Pemanas air (bisa janjian dengan teman sekamar)
  19. Mini lunch box (agar bisa diisi misalnya dengan kurma, lalu dibagi-bagikan ke orang sekitar ketika berada di Masjid. Bersedekah dengan hal-hal kecil :) )
  20. Timbangan koper
  21. Tali (ini bermanfaat untuk membuat jemuran dadakan di dalam kamar mandi hehe)
  22. Gantungan baju
  23. Sajadah tipis
  24. Handuk
  25. Sapu tangan
  26. Powerbank
  27. Al-Quran 

Semua yang saya list ini tentunya berdasarkan kebutuhan saya pribadi. Teman-teman bisa menambah atau mengurangi sesuai yang diperlukan. Memang tidak semua yang saya bawa terpakai, namun saya lebih suka berjaga-jaga daripada kekurangan. Semoga tips persiapan haji ini bermanfaat ya.


Wassalamu'alaikum

Gießen, 29.09.2016
dari-yang-merindukan-tanah-Haram
yang-minta-didoakan-agar-bisa-segera-pergi-ke-tanah-Haram-lagi-bersama-keluarga-dan-keluarga-baru-kelak :)

Tuesday, September 27, 2016

Menunaikan Ibadah Haji dari Jerman



Melaksanakan ibadah haji, yang termasuk rukun islam ke-5 ini sangatlah istimewa. Kenapa? Karena ibadah ini tidak bisa dilakukan dimana saja layaknya shalat 5 waktu, harus dilakukan di waktu tertentu dan juga tidak sembarang orang bisa melakukan ibadah ini. Dibutuhkan kesiapan jasmani dan rohani, uang yang tidak sedikit, ketersediaan waktu dan juga niat yang benar-benar lurus hanya untuk Allah SWT semata. 

Untuk muslim yang berdomisili di negara minoritas muslim seperti Jerman, ada banyak kelebihan yang didapat jika berhaji dari Jerman. 

1. Tidak Ada Daftar Tunggu

Berbeda dari Indonesia dimana perbandingan antara calon jamaah haji dan kuota yang tersedia sangat jauh. Berhaji dari Jerman masih menganut asas ''daftar tahun ini, berangkat tahun ini juga.'' Dikarenakan perbandingan antara calon jamaah haji dan kuota yang tersedia masih 1:1. Sehingga tidak ada jamaah haji yang masuk ke daftar tunggu. 

Penyelenggaraan ibadah haji dari Jerman difasilitasi oleh biro perjalanan Haji dan Umroh atau masjid-masjid yang memiliki fasilitas program haji. Jadi jika salah satu biro perjalan sudah terisi full oleh pendaftar haji, calon jamaah haji tinggal mencai biro perjalanan lainnya yang masih menyediakan tempat untuk mendaftarkan haji. 

Sementara di Indonesia untuk ONH plus yang membayar sampai kisaran 100-150 juta saja masih harus menunggu kurang lebih 2-5 tahun untuk bisa berangkat haji.

2. Biaya

Biaya yang dibutuhkan untuk berangkat haji dari Jerman untuk tahun 2016 sekitar 4200€ - 4800€. Perbedaan harga ini terletak pada perbedaan fasilitas yang disediakan oleh masing-masing biro perjalanan. Namun setiap tahun biayanya selalu naik. Jika dibandingkan dengan travel yang sama tahun 2014 sekitar 4400€, tahun 2015 4500€ dan tahun 2016 ini 4800€. Program yang ditawarkan pun hanya ada dua, yaitu program haji panjang (25 hari) dan program haji pendek (10-15 hari) dengan biaya dan fasilitas yang sama. Tidak ada perbedaan yang signifikan seperti di Indonesia antara ONH biasa dan ONH plus.

Untuk para mahasiswa, bisa dibayangkan analogi nya kita kerja ''nguli'' di pabrik dengan UMR 1200€ per bulan. Kira-kira butuh berapa lama mengumpulkan uang untuk pergi berhaji. Jadi jika biasanya kerja sambilan agar punya uang untuk bisa jalan-jalan ke negara lain, mungkin sekarang tujuannya bisa diluruskan sedikit untuk jalan-jalan sambil beribadah :)

Biaya haji ini memang lebih mahal jika dibandingkan dengan ONH reguler di Indonesia. Namun harga berbicara sesuai dengan fasilitas yang jamaah dapatkan selama proses ibadah.

3. Fasilitas yang Sangat Baik

Rata-rata hotel yang ditawarkan oleh biro perjalanan haji lokasinya dekat dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, berbeda jika dibandingkan dengan jamaah haji reguler Indonesia yang sampai harus mengendarai Bus agar bisa sampai ke Masjidil Haram. Biro perjalanan haji saya menyediakan hotel bintang 3 di Mekkah yang letaknya 450m ke Masjidil Haram, dan hotel bintang 5 di Madinah yang cukup ditempuh dengan jalan kaki 5 menit ke Masjid Nabawi.

Selain itu fasilitas yang disediakan di Mina misalnya, tenda difasilitasi dengan tambahan kipas angin. Bahkan saya mengintip tenda tetangga dari biro perjalanan lain yang menyediakan kasur empuk untuk masing-masing jamaahnya.

4. Pengurusan yang Tidak Rumit

Calon jamaah haji cukup menyerahkan semua dokumen yang diminta setelah itu menunggu kabar jika visa sudah keluar. Saking simple-nya, saya pribadi sampai khawatir karena dokumen saya yang sudah diserahkan dari bulan Mei tidak ada kabar kelanjutannya. Sebenarnya jika dokumen sudah lengkap dan sesuai persyaratan, kita tidak perlu khawatir. Cukup duduk manis, berdoa dan meluruskan niat sampai waktu yang dinantikan tiba :D

Beberapa kekurangan jika berangkat haji dari Jerman :

1. Lama Perjalanan

Seperti yang sudah saya tuliskan di atas, proses ibadah haji yang tersedia hanya ada dua yaitu haji panjang (25 hari) dan haji pendek (10-15 hari). Dibandingkan dengan haji reguler dari Indonesia yang lamanya 40 hari, tentu berhaji dari Jerman dirasa sangat sedikit waktunya. Namun dalam poin ini mungkin juga ada yang berbeda pendapat, dan lebih suka dengan waktu yang singkat misalnya karena faktor anak dan keluarga yang ditinggalkan dsb.

2. Terbatasnya Bahasa

Bahasa yang disediakan para biro perjalanan ini biasanya hanya bahasa Jerman, Turki dan Arab. Untuk calon jamaah haji indonesia yang tidak bisa berbahasa Jerman, Turki atau Arab patut berbangga hati. Karena mulai tahun 2013 FORKOM (Forum Komunikasi Muslim di Jerman) bekerja sama dengan biro perjalanan BALCOK, memfasilitasi bimbingan haji berbahasa Indonesia.

3. Perbedaan Madzhab

Dalam poin ini sebenarnya bukanlah termasuk kekurangan yang berarti. Namun hal ini patut untuk dipertimbangkan oleh para calon jamaah haji yang akan berangkat dari Jerman, agar tidak dibuat bingung dengan adanya perbedaan ini. Berdasarkan pengalaman pribadi misalnya, biro perjalanan haji yang saya pakai adalah milik keluarga keturunan Turki. Sehingga jamaahnya pun juga banyak yang berasal dari Turki, dimana mereka bermadzhab Hanafi dan mayoritas orang Indonesia bermadzhab Syafi'i. Dalam prakteknya ketika puncak haji tiba, jamaah biro perjalanan haji saya terbagi menjadi beberapa kelompok (arab, turki dan indonesia) dan kami melakukan ibadah terpisah-terpisah dikarenakan perbedaan pendapat mengenai Mabit di Mina, Mudzdalifah, waktu melempar Jumroh dsb. Sementara hal ini mungkin tidak akan ditemukan dalam rombongan haji Indonesia.

4. Makanan yang Tersedia

Makanan yang disediakan oleh hotel dan biro perjalanan biasanya adalah makanan arab atau turki. Dengan porsi yang cukup banyak dengan variasi pilihan makanan yang cukup banyak. Hal ini terkadang tidak cocok untuk beberapa jamaah haji Indonesia yang terbiasa makan sambal dan sayur asem hehe. Sehingga tidak sedikit jamaah yang extra jajan mencari makanan rasa Indonesia. Jika disini ada salah satu jamaah haji forkom 2016 yang baca blog saya, pasti bisa senyum-senyum sendiri teringat dengan menu terong dan sosinya :D


Jadi untuk teman-teman yang berdomisili di Eropa, ditambah lagi usia yang masih muda, sekarang adalah waktu yang tepat untuk merencanakan ibadah haji. Karena tinggal di Eropa adalah salah satu kesempatan yang besar yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Kita tidak tahu apakah di tahun-tahun mendatang masih berlaku asas ''bayar tahun ini, berangkat tahun ini'', mengingat pertumbuhan muslim di Eropa yang terus meningkat. Bagi yang sudah berniat semoga Allah mampukan untuk segera menunaikan ibadah haji dan diluruskan niatnya hanya untuk Allah semata. Bagi yang belum berpikir untuk berhaji, semoga tulisan saya ini bermanfaat dan bisa termotivasi untuk melaksanakan rukun islam yang ke-5 ini.

InsyaAllah jika ada kesempatan lain saya akan ceritakan pengalaman seputar ibadah haji lainnya :)




Wassalam,
hamba-Mu yang merindukan tanah Haram.
2 hari setelah kepulangannya dari Madinah, kota kekasih-Mu.


Monday, August 22, 2016

Pasangan Dunia Akhirat

Foto milik pribadi

Memasuki musim haji tahun ini, memori saya membuka dan mengingat kembali kejadian tahun lalu. Persis ketika musim haji 2015.

Suatu pagi grup whatsapp komunitas muslim kami ramai dengan berita seorang calon jamaah haji wanita Indonesia asal Inggris yang dilarikan ke rumah sakit dikarenakan pingsan ketika sedang transit di bandara Frankfurt. Akhirnya beberapa orang dibantu oleh konsulat mengerahkan tenaga nya untuk memberi support moril maupun materiil kepada calon jamaah haji wanita ini beserta suaminya.

Berselang dua hari dari kejadian, saya bersama beberapa teman akhwat lainnya menyempatkan diri untuk menjenguk beliau dan bertemu suaminya (sebut saja Ibu Rina dan Pak Wahyu). Hari itu kami datang cukup pagi dan ternyata Pak Wahyu sedang tidak ada di kamar pasien. Kami pun meminta izin kepada perawat untuk menjenguk Bu Rina, dengan izin Pak Wahyu sebelumnya. Ketika memasuki ruangan, hati kami terasa menangis lirih. Melihat Ibu Rina yang terbaring tanpa sadar di kasur, dengan berbagai kabel dan selang yang menghubungkan tubuhnya dengan monitor-monitor. Kami hanya mengajak beliau berbicara sebentar juga membacakan beberapa ayat suci Al-Quran dan kami pun kembali ke ruang tunggu, menunggu kedatangan Pak Wahyu.

Siang hari tiba dan kami pun bertemu dengan Pak Wahyu. Beliau menceritakan kepada kami bagaimana kronologi peristiwa tersebut. Pada hari itu jamaah haji asal Inggris terbang ke Saudi Arabia dan melakukan transit sebelumnya di Frankfurt, Jerman. Bu Rina sempat mengeluh pusing kepada Pak Wahyu lalu ia izin untuk pergi ke toilet sebentar. Tak lama Bu Rina sudah ditemukan dalam keadaan tidak sadar di toilet dan segera dibawa ke Uni Klinik Frankfurt. Mau tidak mau Pak Wahyu pun tidak melanjutkan perjalanan haji nya bersama rombongan dan memilih menetap bersama istrinya. Dokter pun mendiagnosa bahwa sakit kepala tersebut datang karena ada pembuluh darah di otak yang pecah dan mengakibatkan Bu Rina tidak sadarkan diri. Pak Wahyu sempat dipusingkan dengan masalah lain, yaitu anaknya yang masih kecil yang mereka tinggalkan di Inggris. Beliau juga sempat bingung karena beliau tidak leluasa bergerak di Jerman terkait masalah visa. Ya, Pak Wahyu tidak punya izin untuk stay di Jerman. Alhamdulillah ada satu keluarga senior yang bersedia menjadi tumpangan selama Bu Rini dirawat. Tak lama Pak Wahyu mengajak kami untuk masuk ke kamar pasien. 

''Assalamu'alaikum Umi... apa kabar Umi hari ini? Umi lihat siapa yang datang.. ada Mba Syifa, saudara Umi dari Jerman..'', bisik Pak Wahyu lembut kepada istrinya. 

''Iya Mba Syifa.. Beginilah keadaan istri saya sekarang. Saya tidak mengizinkan ada lelaki yang masuk ke ruangan ini. Jika mau besuk bisa sampai di ruang tunggu saja. Karena umi nya ga pake jilbab. Saya titip ya Mba Syifa.. jika ada waktu teman-teman perempuannya datang kesini, ajak ngobrol istri saya dan membacakan ayat Al-Quran. Saya ga bisa terus disini, karena harus mengurus administrasi juga'' ujar Pak Wahyu kepada saya. Pak Wahyu lalu memberikan Al-Quran yang terletak di samping kepala Bu Rini kepada saya, ''Ini Mba.... Saya selalu tandain ayat terakhir yang dibaca dengan ini.. Saya hanya melanjutkan bacaan istri saya agar istri saya menyempatkan khatam Al-Quran. Nanti Mba Syifa bisa lanjutin saja ya...''

Saya tidak banyak berbicara saat itu. Hanya air mata yang jatuh membasahi pipi saya. Saya berusaha untuk tidak menangis agar Pak Wahyu tidak semakin sedih. Entahlah.. saya melihat ada cinta yang amat besar disitu, sehingga hati ini dibuat larut merasakan atmosfernya. 

Selang beberapa waktu datanglah seorang perawat laki-laki dan menghampiri Pak Wahyu. Dengan bahasa inggris yang terbata-bata, ia memperkenalkan dirinya kepada Pak Wahyu, ''Halo selamat siang Pak Wahyu. Saya perawat yang bertanggung jawab mengurus istri Bapak siang ini sampai besok pagi. Jika bapak ada pertanyaan atau ingin berbicara dengan dokter, bisa langsung menghubungi saya.''

Pak Wahyu pun menjawab dengan suara bergetar menahan tangis, ''Terimakasih.. terimakasih banyak. Saya sangat bersyukur. Rumah sakit ini bersama dokter dan perawatnya telah menangani istri saya dengan sangat sigap. Anda tahu.. saya tidak kenal siapa-siapa di Jerman ini. Bahasa nya pun saya tidak bisa. Sampai Tuhan mendatangkan banyak bantuan kepada saya. Saya dibantu mengurus urusan administrasi saya dan istri saya disini, saya diberi tempat menginap dan makan, saya berkenalan dengan banyak saudara baru. Semua ini membuat saya lebih kuat menghadapi cobaan ini. Terimakasih banyak... Mohon doanya untuk kesembuhan istri saya...''

Setelah itu saya pun izin pamit meninggalkan Pak Wahyu bersama istri. Beberapa hari setelahnya kami mendapatkan info bahwa Ibu Rina meninggal dunia. Komunitas Muslim Frankfurt segera membantu mencarikan masjid yang bersedia memandikan dan menshalatkan jenazah. Dikabarkan, Ibu Rina adalah sosok yang aktif dalam dunia dakwah. Beliau aktif dalam kegiatan taklim dan pendidikan anak kecil. Janji Allah SWT terbutkti --- ''Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.'' (Q.s. Muhammad : 7) -- Allah SWT memudahkan proses pencarian muslimische Bestattung sampai dengan pengiriman jenazah ke tanah air dengan harga yang cukup murah. Imam dan para jamaah salah satu masjid Turki dekat Uni Klinik juga banyak membantu Pak Wahyu dan keluarga. Sampai akhirnya putri Pak Wahyu menyusul ke Jerman dan mengetahui keadaan ibunya yang sebenarnya. Setelah proses pemandian, shalat dan administrasi selesai, keluarga Pak Wahyu pulang ke tanah air untuk proses pemakanan jenazah Ibu Rina, diantarkan oleh keluarga baru mereka di Jerman. Kabarnya Pak Wahyu tahun ini akan menunaikan ibadah haji nya yang tertunda. Semoga Allah SWT menganugrahkan beliau haji yang mabrur.

Teruntuk Ibu Rina..
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا، وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهَا، وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبَ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهَا دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهَا، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِها، وَأدْخِلْهَا الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهاَ مِنْ عَذَابَ الْقَبْرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ

Dari pasangan ini saya belajar banyak mengenai arti cinta, ketulusan dan ikhlas. Semua dilakukan semata-mata untuk mengharapkan ridha Allah SWT. Semoga Allah SWT pertemukan kembali pasangan ini di surga-Nya.

Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.








Gießen, 19 Dzulqa'dah 1437 H

Friday, August 5, 2016

Pembelaan Tanpa Diminta

Pada suatu pagi di bangsal penyakit dalam Bürger Hospital Friedberg.


''Guten morgen Herr Schütz.. Bei Ihnen wurde heute noch keine Laborkontrolle gemacht, oder?'' - ''Selamat pagi Tuan Schütz.. Hari ini belum ada kontrol labor untuk anda kan?''


''Morgen.. ich weiß es nicht. Was heißt dann?'' - ''Selamat pagi.. saya tidak tau. Apa itu artinya?''

''Eine Blutentnahme. Dann steche ich Sie mal jetzt.'' - ''Ambil darah. Kalau begitu saya tusuk anda sekarang ya.'' (dengan nada bercanda).

''Haha ja.. Sie können mich gerne piksen. Sie lachen so mit Freude, sind Sie Muslim?'' - ''Haha ya.. Silahkan tusuk saya sesuka anda. Anda tertawa begitu ceria, apakah anda Muslim?''

''Ya....''
Merasa kikuk dengan tema itu, saya pun mengakhiri percakapan dengan bergaya sibuk mencari vena Tuan Schütz untuk diambil darahnya.

Suasana pun menjadi sepi ketika proses darah diambil. Lalu Tuan Schütz memulai percakapan kembali.

''Darf ich Ihnen was sagen. Was Sie im Kopf anhaben, finde ich gar nicht schlecht. Es ist sogar schön. Sie brauchen keine Angst wegen Ihrem Kopftuch, wegen Ihrem Aussehen. Sie sprechen gut deutsch, Sie verhalten sich gut, Sie werden eine gute muslimische Ärztin sein. Ich habe auch ein Paar türkische Kollege und sie sind sehr sehr nett. So brauchen Sie keine Angst was von den Medien berichtet wird.'' - ''Bolehkah saya berkata sesuatu.. Yang anda kenakan di kepala itu tidaklah buruk. Bahkan terlihat indah. Jadi anda tidak perlu takut karena jilbab anda, karena penampilan anda. Anda berbicara bahasa jerman dengan baik, berperilaku baik, anda juga akan menjadi seorang dokter muslim yang baik. Saya juga memiliki beberapa Kolega asal turki, mereka sangatlah ramah. Jadi anda tidak perlu takut, juga atas apa yang media beritakan. 

Saya tersenyum heran pada Tuan Shütz. Ada apa beliau tiba-tiba berbicara seperti itu, seolah mengungkapkan semua rasa takut yang dirasakan umat Muslim di Jerman akhir-akhir ini. Entahlah, yang jelas saya tau bahwa beliau berbicara serius. Bukan sedang mengigau :D und er hat damit meinen Tag gerettet! :)






Jum'ah Mubarak!
Famulatur Innere Medizin 14. Tag


Monday, August 1, 2016

Indonesian Care Day

Indonesian Care Day - sebuah Pilot Programm - yang di inisiasi oleh MMI (Masyarakat Muslim Indonesia) dan JKI (Jemaat Kristen Indonesia) yang berada di kota Frankfurt am Main Jerman. Bentuk acaranya yaitu berbagi bersama saudara-saudara imigran yang berasal dari negara konflik. Mengenalkan budaya Indonesia melalui tarian Ngarojeng dan Saman. Serta berbagi pengalaman bagaimana berintegrasi di Jerman, pengalaman memulai hidup di Jerman, bagaimana bisa mudah belajar bahasa Jerman dsb.

Acara ini dihadiri oleh 140 saudara pengungsi yang berasal dari Afghanistan, Suriah, Irak dan Eritrea, beberapa tim Deutsches Rotes Kreuz, juga 40 anggota dari organisasi MMI dan JKI.



Antusiasme para imigran ini sangat tinggi. Terlihat ketika mereka khusyuk melihat tarian Ngarojeng dan Saman, bertepuk tangan meriah ketika pertunjukan tari selesai, juga ketika sesi sharing diadakan. Bahkan ada salah satu imigran (sepertinya berasal dari Afghanistan) yang memberanikan diri naik ke panggung dan menyampaikan beberapa kalimat kepada kami. 

''Terimakasih kepada teman-teman dari Indonesia yang sudah membuat acara ini untuk kami. Kita semua sama-sama kesini sebagai pendatang. Namun ada perbedaan yang sangat besar antara kita. Kalian datang kesini untuk sekolah, mencari ilmu dan bekerja. Tapi kami datang kesini sebagai pengungsi. Kami rasa ada kesulitan besar yang harus kami hadapi. Namun ternyata setiap orang memiliki kesulitan masing-masing ketika datang kesini.''

Puncak acara diisi dengan barbeque-an dan makan sore bersama. Lucunya ada beberapa saudara kami ini yang merasa hidangan makanan kami terlalu pedas, namun banyak juga yang menambah sambal sampai berkali-kali :D Kepuasan kami sebagai panitia terlihat ketika banyak yang menambah makan sampai berulang kali.

Semoga acara Indonesia Care Day ini sedikitnya bisa memotivasi saudara kita ini untuk bisa terus tersenyum dalam keadaan apapun. Meredakan trauma yang sudah tertanam pada diri mereka. Dan semoga acara ini menjadi awal dari kegiatan-kegiatan seru selanjutnya antara organisasi MMI bersama JKI ;)









"Saya cukup kaget, tidak mudah mengatur mereka, membuat mereka konsentrasi fokus dalam waktu beberapa jam, belum pernah terjadi, tapi hari ini saya lihat mereka bisa konsentrasi mengikuti alur acara ini. Saya kaget". Kira kira begitu penuturan kepala asrama pengungsi di Dornbusch. Apresiasi setinggi tingginya untuk semua pihak yg telah membantu kegiatan ini hingga terlaksana.


PS. : saya sempet mewawancarai salah satu dari mereka, tapi lupa izin tanya apakah yang bersangkutan berkenan jika video nya saya upload :( :(