Pages

Wednesday, September 9, 2015

Praktikum di Hausarztpraxis & Frau Weber

Assalamu’alaikum wr. wb semuaaa J

Kali ini saya mau menceritakan Ablauf kegiatan praktikum di Haursaztpraxis (Praktek dokter umum). Seharusnya sih saya udah mulai praktikum dari dua hari yang lalu. Tapi karena males dan masih jetlag dari Aachen (*alesan) jadi deh izin dan baru mulai Rabu ini.

Soo... jadi ceritanya praxis (praktek dokter) ini buka jam 07.00. Perawatnya sudah bersiap-siap mulai jam 06.30. Mereka ngecek apakah semua Komputer sudah siap dan mendengarkan pesan-pesan Mailbox dari para pasiennya. Mulai jam 07.00 datang bestellte Patienten (pasien yang sudah bikin janji) untuk diperiksa di Labor. Bisa diambil darahnya, pemeriksaan EKG, cek Urin dan Ultraschall. Bagi penderita diabetes biasanya diminta juga untuk melepas kauskakinya, untuk dilihat apakah ada luka atau pembusukan pada bagian kaki (typsiches Zeichnen Diabetpatienten). Oya, jangan harap jam segini udah liat dokter hehe. Mereka baru dateng sekitar jam 08.00 atau 08.15.

Mulai jam 08.15 saya mengikuti dokter di kamar konsultasinya. Mir ist sehr aufgefallen, pasien yang dateng kasusnya hampir samaaaaa semua. Kalo ga sakit bagian leher, atau sakit bagian perut. Diagnosa nya pun juga mirip, sakit bagian leher karena otot-otot dibagian sana terlalu spannend (tegang), sehingga menyebabkan ketidaknyamanan ketika menggerakkan kepala atau melakukan pekerjaan dengan banyak gerakan bagian bahu. Untuk memeriksa otot bagian mana yang tegang, bisa dengan cara ditekan pada bagian yang sakit (tekan bagian leher dan bahu). Kita akan segera ‘ngeh’ kalo bagian yang sakit lebih keras disbanding daerah lainnya. Selain itu bisa juga dengan meminta pasien untuk menggerakkan kepala ke kiri dan kanan, juga atas dan bawah. Sebagai terapi yang sederhana, kita bisa berikan Wärme/Kälte pada bagian yang sakit, misalnya Voltaren. Ini akan membuat otot sedikit relax. Bisa juga dengan quadeln, memberikan suntikan anastesi agar otot menjadi relax kembali. Pada kasus yang lebih serius, disarankan untuk mengikuti Krankengymnastik 3 mal die Woche, untuk melatih otot-otot tubuh agar mudah relax.

Pasien yang datang karena mengeluh sakit bagian perut, biasanya menderita Magen-Darm-Infektion (Infeksi pada lambung dan usus) atau infeksi pada lambung karena Schutzfaktor pada lambung yang menurun fungsinya. Ketika saya bertanya pada Frau doktor Böttga, mengapa tidak banyak variasi kasus hari ini, ia hanya bereaksi „So ist es im Hausarztpraxis“ – ya memang begini di praktek dokter umum. Ternyata memang kita tidak banyak menemukan kasus baru disini. Tiba-tiba jadi kepikiran, mungkin di musim-musim ujian akan datang lebih banyak lagi pasien (terutama mahasiswa), yang mengeluh sakit kepala dan sakit leher agar bisa dapat surat keterangan sakit dan diizinkan tidak mengikuti ujian hehe :D

Serunya lagi.. ketika saya sedang mengikuti dokter Böttga memeriksa seorang alte Omi (nenek tua), nenek ini memperhatikan saya secara tidak biasa. Saya pun seperti mengenalinya. Ketika melihat nama yang tertera pada kertas resep „Emmi Weber“. Nama yang tidak asing. Iseng lah saya bertanya padanya

Saya : “Frau Weber, wurden Sie schonmal operiert? Vielleicht im St. Josefs?“ – Ibu Weber, apakah Ibu pernah dioperasi? Mungkin di rumah sakit St. Josefs?

Fr. Weber : „Ja, war ich. Das war Schulter-OP. Ich hab mir schon gedacht. Ihr Gesicht habe ich schon erkannt. „ – Iya, pernah. Waktu itu operasi bagian bahu. Saya sudah menyangka, saya mengenali wajah anda.

Saya : „Das war aber schon lange her, ne? März 2014? Sie waren bei Herrn Doktor Askevold. Schön, dass Sie an mich noch erinnern. Sonst alles gut? – Itu udah lama kan ya? Maret 2014. Anda dulu sama dokter Askevold. Senang anda masih mengingat saya. Kabar anda baik?

Lalu kami berbicang-bincang cukup lama. Sampai akhirnya dokter Böttga datang memberikan resep dan pembicaraan kami pun berakhir.

Saya : „Ok, Frau Weber.. vielleicht treffen wir uns wieder irgendwannmal. Ich wünsche Ihnen alles Gute!!‘‘ – Ok Ibu Weber, mungkin kita ketemu lagi kapan-kapan. I wish you all the best!!.

Fr. Weber : „Ja aber hoffentlich nie wieder im Krankenhaus oder im Praxis hehe. Tschüß meine Süße!“ – Ya, tapi semoga ga ketemu di rumah sakit atau di praktek dokter hehe. Bye meine Süße!

Senangnya bertemu dengan Frau Weber hari ini. Terlebih lagi dia mengenali saya. Padahal saya ingat, saat di rumah sakit St. Josefs, saya tidak terlalu sering bertemu dengannya. Hanya sesekali mengantarkan makanan dan pernah membantu Frau Weber ketika mandi dan memakai baju, karena saat pasca operasi, tangan kanannya masih belum bisa berfungsi dengan baik. Hal ini yang membuat saya suka bekerja di bidang kesehatan. Bertemu banyak orang baru, berkenalan dan mengenal banyak cerita tentang mereka. Membuat hidup semakin berwarna ;)

Gießen, 09.09.2015

Sambil-menikmati-anggur-manis-ditemani-lagu-maher-zain

Tuesday, September 1, 2015

بر الوالدين ( Berbakti Pada Orang Tua )

'' Ambu ada rasa takut kehilangan teteh.. Ambu bisa menikmati hidup bareng sama teteh cuma sampe teteh usia 18 tahun.  Intens bersama, ngobrol, becanda juga berselisih pendapat cuma sd teteh usia 18 thn... ''

Kalimat ini, menjadi obrolan penutup saya dengan Ambu (*panggilan untuk Ibu dalam bahasa Sunda) tadi malam. Kalimat ini membuat saya meneteskan air mata dan juga membuat saya berpikir tentang pentingnya berbakti pada orang tua. Menjadi pesan tersendiri untuk saya.. Bahwa jangan hanya fokus mempersiapkan diri untuk menjadi calon istri yang sholihah saja, tapi juga tetap sibukkan diri untuk menjadi anak yang sholihah. Sebelum wanita menjadi tanggungan suaminya, selagi masih menjadi tanggung jawab ayahnya, kirimkan pahala sebanyak-banyaknya untuk mereka. Melalui amal shalih anaknya. Lantas, bagaimana kalo selama ini yang dikirimkan hanyalah dosa? :( Naudzubillahi mindzalik. 

Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa orang tua saya, memberi rahmat dan kesejahteraan kepada mereka, dan mematikannya dalam keadaan khusnul khotimah..




Aachen, 1 September 2015
bersama-rintik-hujan-di-pagi-hari