Berawal dari perkenalan
singkat bersama sepasang kakek&nenek yang sudah berumur 70 tahun lebih ini
di kota Halle, saya belajar banyak hal dan disinilah saya memiliki keluarga
baru.
Pertama kali
berkunjung, saya datang bersama 3 teman saya ke rumah pasangan ini untuk minum
teh bersama. Kami dijemput di Haltestelle1
dekat rumah mereka oleh Kakek Igor sekitar jam 4 sore. Awalnya saya merasa
canggung luar biasa. Karena saya baru sekitar 4 bulan di Jerman, dan belum tahu
bagaimana tatakrama bertamu di Jerman. Ketika kami masuk, kami disambut oleh
pelukan hangat nenek ini. Ya, Nenek Gisella memberikan kami pelukan hangat
walaupun ini adalah kali pertamanya kami bertemu. Dia tidak peduli bahwa kami
adalah orang yang baru ia kenal dan kami penduduk asing di Jerman.
Setelah itu, dipikiran
saya adalah mencari dimana ruang tamu berada. Tapi ternyata Nenek Gisella
mengajak kami mengelilingi seisi rumahnya. Dia menunjukkan kami dimana dapur,
kamar mandi, ruang tv, makan dan ruang tamu, serta ruang tidur mereka. Tak lupa
dia juga menjelaskan secara singkat beberapa foto yang dia pajang di rumahnya.
Barulah setelah itu
kami pergi ke ruang tamu dan kami disuguhi banyak makanan. Ternyata Nenek
Gisella membuatkan kami banyak sekali kue. Kakek Iron pun membelikan kami
berbagai macam ice cream, sampai kami pun speechles begitu senangnya. Dan
mulailah perbincangan kami yang berawal dari memperkenalkan keluarga
masing-masing sampai obrolan masa penjajahan Belanda. Sampai waktu menunjukkan pukul 10 malam, kami
pun pulang ke rumah.
Ruang tamu rumah kakek&nenek |
Kunjungan kami yang
pertama ini membuat saya sangat senang bukan main. Saya merasa memiliki keluarga baru dan tidak merasa
kesepian lagi. Disela-sela waktu sekolah, saya sempatkan untuk menelpon mereka
hanya sekedar menanyakan kabar. Minimal sebulan sekali kami berkunjung ke rumah
mereka. Nenek Gisella juga rajin mengirimkan surat, kartu pos, kalender bahkan
coklat kepada keluarga kami di Indonesia. Kakek Iron mengantarkan makanan jika
kami sakit. Mereka membantu tugas-tugas sekolah kami, membantu kami mencarikan
rumah. Nenek Gisella mengundang kami datang ke kebunnya di waktu musim panas,
dan kami bersama kakek Iron memetik buah Strawberry bersama. Pergi
menonton konser musik dan berburu makanan di Weihnachtsmarkt adalah kegiatan
kami di musim dingin. Nenek
Gisella juga mengajarkan saya cara membuat keramik.
Ketika mereka berulang tahun, kami juga datang untuk merayakannya. Dan kami
merayakan bersama kunjungan Mama saya di Jerman. Tak terasa lambat laun kami
seperti benar-benar keluarga.
Sampai akhirnya saya
harus meninggalkan kota Halle. Berarti saya meninggalkan Nenek Gisella dan
Kakek Igor, meninggalkan keluarga baru saya. Hari terakhir saya di Halle, saya
berkunjung ke rumah mereka dan memberikan sebuah figura. Nenek Gisella pun
menangis atas kepergian saya. Hari itu, menjadi hari yang sangat mengharukan.
Tak disangka-sangka,
sebulan setelah kepergian saya Nenek Gisella & Kakek Igor mengirimkan saya
banyak sekali kertas kosong beserta amplop. Ternyata mereka ingin agar saya
selalu mengirimkan kabar kepada mereka, karena mereka sangat khawatir terhadap
saya. Saya pun mulai
mengirimkan surat tentang pengalaman pertama kuliah saya, bagaimana kehidupan
saya disini. Saya pernah hanya mengirimkan surat berisikan saya lulus ujian
Anatomy tanpa kata-kata lain dan mereka pun membalas surat saya dengan ucapan
selamat yang bertubi-tubi. Tepat di hari ulang tahun saya, Briefkasten2 saya penuh
dengan paket berisi coklat dari mereka. Sampai ketika saya berencana pulang ke
Indonesia, kakek Igor mengirimkan saya banyak keramik untuk keluarga saya.
Hampir dua taun saya mengenal mereka, saya belajar bagaimana cara
menyatukan budaya, agama, cara pandang dan prinsip yang berbeda. Belajar untuk
selalu membuat senang orang-orang di sekitar, belajar mensupport satu sama
lain, belajar untuk tidak pernah lelah membantu orang, belajar untuk selalu
berlaku baik, belajar untuk selalu semangat dan tegar menjalani hidup dan
belajar untuk saling menyayangi. Saya bersyukur kepada Allah SWT diberi
kesempatan untuk mengenal pasangan ini, yang telah memberikan saya banyak
pelajaran berharga.
Haltestelle1
– Halte
Briefkasten2
–
Kotak Pos
Hai salam kenal, aku Kartika Permata Sari..
ReplyDeleteHeeey.. aku mau nangis bacanya..
Kadang aku salut melihat pasangan yang sudah tua tapi masih mengerti satu sama lain dan rasa jatuh cinta mereka saat muda masih ada sampai mereka tua.. mereka juga membuka diri pada orang baru tanpa harus mengurangi rasa kasih sayangnya pada orang2 di sekitarnya..
Syifa juga bisa membuat para orang tua tersebut merasa nyaman sejak awal sampai akan pindah membuat saya jadi "Waaah, aku belum tentu bisa mengikat hati dengan orang asing yang tidak aku kenal sejak kecil" aku salut sama kamu..
Ternyata panutan hidup bukan hanya dari keluarga tapi juga cerita orang lain..
Semoga aku bisa menjadi orang yang bisa membuat orang disekitar ku bahkan orang yg baru aku kenal nyaman seperti kamu yah, dan juga semoga kita punya kehidupan percintaan yang indah seperti nenek gisella dan kakek igor..
Aaamiiin Yaaa Rabbal alamin..
Salam...
Hai salam kenal :) makasih ya udah mampir ke blogku..
Deletesekarang nene Gisella lagi sakit dan sulit untuk dihubungi. Kalo aku tanya kabar, pasti hanya bilang baik-baik aja. Takut bikin khawatir sepertinya..
iya setuju, seringkali motivasi itu datang darimana saja.. Aaamin Allahumma aamiin :)