Der Titel scheint es so, wie Begriffe in der Biochemie.
Emang!! hehe. Hari ini lagi campur aduk perasaannya karena ujian Biokimia ini. Kali ini saya mau cerita gimana suasana sebelum-sedang-dan sesudah ujian Biokimia.
Pukul 18.10 CET gedung Kimia dan Fisika sudah mulai dipenuhi olah mahasiswa kedokteran Giessen, yang sebagian besar berada di semester 4. Semua sibuk masing-masing. Ada yang masih belajar, ada yang ngerokok *anak kedokteran kok ngerokok :/*, bercanda dengan temannya, panik dsb. Pintu utama gedung Kimia pun dibuka. Para mahasiswa berbaris teratur, menyiapkan kartu mahasiswanya sebagai tanda terdaftar menulis ujian. Para mahasiswa sibuk mencari tempat paling nyaman untuk menulis ujiannya. Yang jelas barisan paling belakang biasanya paling cepat penuh. Sebagian besar mahasiswa duduk berdekatan dengan temannya mainnya, entah apa motifnya.
http://home.arcor.de/lc-pit/homepage/mathe/tutorium/HSB.JPG |
Pukul 18.30 Prof. Niepmann mulai menjelaskan syarat menulis ujian, hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Tidak lupa juga menjelaskan cara mengisi jawaban pada lembar jawaban. Sistemnya mirip UN, karena lembar jawaban akan diperiksa oleh komputer. Tapi kita ga perlu melingkari, menyilangkan jawaban di dalam lingkaran saja sudah cukup.
Saya gugup, karena saya ingin dan harus lulus ujian ini. Persyaratan untuk ujian negara saya bulan Maret nanti. Teman sebelah saya, Anna, membuat situasi semakin mencekam.
''Syifaaaa... das ist so traurigggg!!'' - ''Syifa... ini begitu menyedihkan!!''
''Das ist wahrscheinlich unsere letzte Klausur, die wir zusammen schreiben.'' - ''ini mungkin ujian terakhir kita, yang kita tulis bareng-bareng.''
Saya ga mau ambil pusing.. Cuma kasih senyum ke dia, terus minta permen buat bikin tenang sedikit hehe.
Soal dibagikan, ujian pun dikerjakan. Saya membuka halaman pertama.. Soal pertama? bisa.. Soal kedua? bisa.. Soal ketiga? hmmm... tandain dulu.. Sampe ke soal terakhir, saya baru nyadar cuma yakin 16 dari 30 soal. Padahal syarat kelulusan minimal 18 poin. Saya menggerutu dalam hati, ''Kenapa soalnya lebih susah dari alte Klausuren yang saya kerjakan :(''. Atas izin Allah SWT, saya bisa menjawab soal tersebut, 50% yakin, 50% menebak hehe.
Selesai ujian para mahasiswa meninggalkan ruangan dan menunggu di aula. Menunggu apa? Menunggu kunci jawaban dibagikan oleh Prof. Niepmann. Ketika Prof. Niepmann datang, sekitar 70 mahasiswa ini mengerubunginya layaknya anak ayam yang kelaparan sedang meminta makan. Aula tiba-tiba menjadi ramai, lalu mendadak jadi sunyi. Semua mahasiswa sibuk menyamakan jawaban mereka dengan kunci jawaban.
''Ich will die Antwort gar nicht wissen..'' - ''saya ga mau tau jawabannya sama sekali'', kata saya pada Anna.
Dia tidak memedulikan saya, lalu lanjut mengoreksi jawabannya..
''Ahhh... Ich hätte von dir nicht abschreiben sollen!!'' - ''Ahhh.. seharusnya gue tadi ga nyontek dari lo!'', teriak salah satu cewek dari ujung sana.
''Juhuuu! Ich hab die Klausur bestanden!!'' - ''Yuhuuu.. gue lulus!!'', teriak mahasiswa lain.
Saya menoleh pada Anna, ''Wie viel hattest du?'' - ''Berapa kamu dapet?''
''Zehn...'' - ''Sepuluh..'', jawabnya dengan pelan.
Anna pun pergi meninggalkan saya tanpa berkata apapun.. Schade.. keliatannya dia sangat kecewa karena belum lulus (lagi) ujian biokimia ini. Saya mengamati lagi suasana sekitar. Ada yang teriak kegirangan, sampai lupa teman sebelahnya ada yang sedih karena tidak lulus. Ada yang kesal sambil menghentak-hentakkan kaki menunjukkan kekesalannya. Ada yang santai karena belum lulus lalu melanjutkan obrolan dengan teman lainnya.
Saya menoleh jam.. Bus datang 20 menit lagi. Masih ada waktu.. Ah tapi raga saya tidak mau berada disini. Tidak suka melihat ekspresi teman-teman yang lulus dan tidak, seperti melihat drama. Saya pergi meninggalkan gedung Kimia itu. Berjalan menuju halte Bus sambil memikirkan, apa yang sedang Anna lakukan malam ini, disaat rasa kecewanya sedang memuncak. Maaf belum bisa jadi teman baikmu.
Gießen, den 15.01.2015
sambil-menikmati-deru-suara-kereta-api