Pages

Thursday, September 25, 2014

Pengalaman "Norak" di ICE

Frankfurt, 19.09.2014 pukul 07.30. Pagi ini saya hanya bisa senyum-senyum sendiri. Pasalnya banyak hal lucu yang terjadi sejak tadi pagi. 

Hari ini saya melakukan perjalanan ke Berlin. Besok saya akan mengikuti Seminar yang diadakan oleh salah satu yayasan kedokteran di Jerman. Seminar ini gratis, bahkan penginapan dan transport nya pun sudah disediakan. Karena semuanya serba gratis, saya memilih perjalanan menggunakan kereta cepat ICE. Tiket pulang pergi seharga 110€. Bisa dua atau tiga kali lipat lebih mahal dari harga transport Bus. Namun lagi-lagi, karena ini gratis jadi saya memanfaatkannya.

Selama saya tinggal di Jerman, ini adalah kali ke dua saya menaiki ICE. pengalaman pertama ketika saya bekerja menjadi tour guide. Saya tidak pernah mau mengeluarkan uang pribadi untuk menaiki ICE. Harganya sangat tidak pas untuk kantong mahasiswa. 

Kata orang, ketika menaiki ICE telinga merasa sedikit sakit. Saking cepatnya kereta ini. Tapi kursinya jauh lebih empuk dari kereta regional biasa. Atmosfer nya pun akan terasa berbeda. Penumpang ICE kebanyakan berpenampilan rapi menggunakan jas dan membawa koper.

Pukul 07.00 saya sudah menunggu kedatangan ICE saya di peron 8. Nampaknya kereta datang telat. Maklum hari ini hari kerja. Kereta pun datang. Saya berkali-kali menatap tiket saya. "Reservasi tempat duduk gerbong A No. 106". Mengingat sudah mereservasi tempat duduk, saya berjalan santai menaiki kereta.
Tidak perlu berjubel-jubel berebutan kursi dengan para pekerja yang berpakain sangat rapi ini. Tapi sudah 5 menit di kereta, saya masih belum menemukan tempat duduk saya. Hmmm apa saya salah menaiki kereta. Berkali-kali saya melihat tiket untuk memastikan saya berada di kereta yang benar. 

Akhirnya saya menemukan kursi nomor 106 itu. Namun kursi ini berada di ruangan extra seluas 1,5 x 1 m2 ini. "Apa ini untuk kelas 1? Tidak kok.", pikir saya dalam hati. Saya pun langsung memasuki ruangan kecil ini. Seperti ruangan karaoke, pikir saya sedikit norak. Hanya ada 6 kursi di ruangan ini. 4 kursi telah penuh dan semua diisi oleh pria berumur 30 ke atas. 2 orang berseragam polisi dengan pistol yang mereka bawa dan 2 orang lainnya menggunakan jas rapi. Sementara saya? Hanya T-Shirt bermotif strawberry dengan cardigan, memakai rok jeans, sepatu sport dan membawa ransel. Haha rasanya saya ingin menertawakan diri sendiri. Saya pun lekas menyapa mereka dan mengambil tempat duduk yang kosong. 

Diperjalanan saya merasa lapar. Sejak tadi pagi, perut saya belum terisi sama sekali. Saya hanya membawa bekal susu 1L dan telur rebus. Oh God... apa jadinya saya mengupas telur rebus di ruangan kecil ini, di sebelah pak polisi. Bisa-bisa saya ditembak, pikir saya geli. Saya pun memutuskan untuk menahan lapar dan berusaha berpikir keras untuk melakukam sesuatu agar saya terlihat sedikit "kece" diantara bapak-bapak ini. Akhirnya saya mengeluarkan buku bacaan saya. Tapi......

Lagi-lagi saya ketawa kecil. Melihat pembatas buku saya bergambar beruang yang sedang makan. Saat itu saya merasa seperti anak-tk-ditengah-lautan-pria-berjas-hitam. Rasa kantuk pun datang setelah beberapa halaman buku saya baca. Saya berniat mengeluarkan bantal leher saya yang berbentuk Snoopy. Namun ups! Menyadari di ICE bantal sudah tersedia, saya merasa percuma membawanya. Lagipula saya gengsi mengeluarkan si Snoopy ini di depan mereka :D

Sambil memejamkan mata, pikiran saya menerawang mengingat kejadian-kejadian pagi ini. Nampaknya saya masih belum cocok berada diantara bapak-bapak ber jas hitam rapi ini. Meskipun umur sudah memulai kepala 2, saya masih cocok dengan style saya sekarang. Full-colour-seperti-anak-sd. Toh ketika sudah bekerja, saya tidak akan memakai jas hitam, melainkan jas putih ;)


Thursday, September 4, 2014

Liburan Murah ke Swiss!

Yap! Liburan murah! Terlalu auffälig sih dengan kata murah, apalagi disatukan dengan kalimat liburan ke Swiss hehe. Kenapa saya bilang murah? karena liburan saya kali ini hanya mengeluarkan biaya transportasi saja, tanpa biaya makan dan penginapan. Gimana bisa? Jadi gini ceritanya..

Day 1 (Google-Uetliberg-FIFA)

Dari kota Frankfurt pukul 02.30 dini hari saya bersama dua orang teman lain memulai perjalanan menuju Zürich menggunakan Bus. Harga transportasi Bus Frankfurt - Zürich 18€ per orang. Perjalanan ke Zürich memakan waktu 6 jam. Sengaja kami mengambil perjalanan malam, agar bisa menghemat waktu dan biaya. Di Jerman memang sedang booming berpergian menggunakan bus. Selain harganya yang jauh lebih murah dibanding kereta, waktu yang ditempuh menggunakan bus pun tidak terlalu lama. Ditambah lagi penumpang tidak perlu transit untuk sampai tempat tujuan. Dan tidak lupa juga, di dalam bus ada fasilitas internetnya :) Jadi penumpang bisa nyaman dan duduk anteng ketika bepergian.


Sekitar pukul 08.30 kami dibangunkan oleh suara Pak Supir. Ternyata bus yang kami naiki tertangkap oleh polisi di daerah perbatasan. Semua penumpang dipaksa turun dari bus dan berbaris sambil membawa koper dan barang masing-masing. Kami pun harus mengumpulkan Passpor kami untuk diperiksa. Satu per satu dari kami ditanya mengenai isi koper kami. Apakah kami membawa minuman beralkohol, barang terlarang atau daging. Saat itu kami tenang-tenang saja. Karena saya pribadi aman dari semua hal yang dicurigakan. Namun saya tersentak kaget. Teringat kami membawa bekal Sosis di dalam ransel. Dan jumlahnya pun tidak sedikit. Mulai lah kami panik. Pak Polisi pun membawa anjing pelacaknya untuk mengecek satu per satu isi barang penumpang. Saya pasrah......... jika memang Sosis kami harus diambil. Tapi.......... ternyata si anjing melewati kami begitu saja. Mengendus normal tanpa curiga sedikitpun. Akhirnya saya pun bisa bernapas lega. Kami pun melanjutkan perjalanan, setelah hampir satu jam diperiksa di daerah perbatasan Jerman-Swiss.


Foto ketika barang bawaan kami diperiksa.

Seharusnya kami sampai di Zürich pukul 09.00. Karena insiden pengecekan tersebut, perjalanan kami tertunda 1,5 jam. Sesampainya di Zürich kami dijemput oleh Kak Reni, mahasiswi Indonesia yang tinggal di Zürich. Di tempat Kak Reni pula kami menginap selama 2 malam kedepan. Kebetulan suami Kak Reni, bekerja di Google dan kami diajak makan siang bersama disana.

Pukul 13.30 kami sampai di kantor Google. Kami pun langsung diajak ke kantin kantor ini. Banyak sekali pilihan, ada makanan Asia, Pizza dll. Kami pun memutuskan untuk makan Sushi. Tidak cuma Sushi, disana juga tersedia Banana mit Kokonus atau istilah bahasa Indonesia nya adalah Kolek Pisang :D Setelah makan, kami diajak berkeliling ke setiap sudut kantor ini. Ada banyak ruang istirahat dengan fasilitas layaknya di Cafe, ruang bermain seperti di Time Zone dan banyak lainnya. Sayangnya disini kami tidak boleh mengambil foto. Jadi kami hanya mengabadikan foto di luar gedung kantornya saja.

Menu makan siang! Foto diambil dari Tiara.





Perjalanan kami dilanjutkan ke Uetliberg. Bukit tertinggi di kota Swiss. Dari atas bukit ini kita bisa melihat pemandangan seluruh kota Zürich.






Puas dua jam menikmati keindahan kota Zürich dari bukit Uetliberg, kami pun mengkahiri perjalanan hari itu dengan berkunjung ke FIFA. Sayang sekali, Museum FIFA nya baru saja tutup 10 menit sebelum kami datang. Alhamdulillah kami masih diizinkan untuk masuk sebentar dan berfoto-foto.





Selama kami mengelilingi kota Zürich ini, kami menggunakan Tiket 3 Zona seharga 16.8 CHF atau sekitar 14 €.

Day 2 (Zürich-Luzern-Brienz-Interlaken-Bern-Geneve)

Jadwal perjalanan kami di hari ke-2 adalah mengelilingi kota Swiss. Seperti judulnya, kota-kota tersebut lah yang kami kunjungi. Perjalanan kami dimulai pukul 06.00. Dibekali sarapan oleh kak Reni (alhamdulillah, lagi-lagi tidak mengeluarkan uang :D) kami menikmati sarapan pagi di kereta. Perjalanan dari Zürich ke Luzern hanya 1 jam. Sayangnya kami hanya sebentar di Luzern. Cuaca pagi yang masih mendung membuat kami berencana melanjutkan perjalanan ke kota berikutnya.


Luzern sekitar pukul 07.30

Perjalanan dari Luzern ke Brienz ist wunderbar, karena kami menggunakan panorama train. Panorama train ini dirancang khusus dengan jendela yang sangat lebar, juga pada bagian atap kereta. Jalur perjalanannya pun sengaja dipilih, agar penumpang dapat menikmati keindahan Swiss menggunakan kereta. Panorama train ini seperti membelah dua bukit, melewati danau besar dan pemandangan indah lainnya.

Pemandangan kota yang diambil dari panorama train.
Sesampainya di Brienz, kami menunggu datangnya kapal menuju Interlaken. Kota Brienz pun sangan cantik. Pemandangan kota dihiasi danau dan gunung-gunung yang mengelilinginya. 



Ketika kapal datang, kami pun langsung mengantri dan memilih tempat duduk yang paling pas untuk melihat pemandangan. Saat itu kami pergi bersama rombongan wisatawan dari Israel. Jadi kami harus bergerak cepat agar tidak kehabisan tempat duduk. Perjalanan dari Brienz ke Interlaken memakan waktu sekitar dua jam. Namun dua jam terasa cepat sekali, karena kami sibuk melihat pemandangan indah selama perjalanan. 








Sesampainya di Interlaken sekitar pukul 13.00, kami langsung mencari jadwal kereta ke Bern. Hari itu tepat hari Jumat, dan kami ingin merasakan Shalat Jumat di salah satu Masjid di Swiss. Bergegaslah kami melanjutkan perjalanan ke Bern. Tapi ada satu hal yang menarik di kota Interlaken. Hampir di setiap papan petunjuk wisata, terdapat terjemahan dalam bahasa Arab. Disini pula saya melihat banyak sekali pengunjung wanita yang berhijab. Kabarnya wisatawan arab senang datang kesini dan mendaki ke Mount Titlis atau Jungfrau Joch, puncak gunung dimana saljunya terdapat sepanjang tahun. 

Di Bern kami langsung mencari masjid terdekat untuk menunaikan shalat. Memang rezeki kami, setelah shalat kami berkenalan dengan Pak Kuncoro dan Pak Pendi yang kami temui di masjid. Kami pun diajak makan siang bersama (Alhamdulillah, lagi-lagi tidak mengeluarkan uang makan :p) Ternyata Pak Kuncoro ini adalah orang penting ke dua di KBRI Bern :D Setelah mengobrol dan makan siang kami pun berpamitan kepada Pak Kuncoro dan para Staff KBRI. Karena jam sudah menunjukkan pukul 16.00, kami harus melanjutkan perjalanan ke Geneve. Walaupun kami tidak sempat mengelilingi kota Bern, tapi setidaknya kami memiliki banyak kenalan baru di kota ini.

Tempat kami ditraktir Durum oleh Pak Kuncoro.

KBRI Bern.
Waktu menunjukkan pukul 18.00 di Geneve. Kami hanya punya waktu dua jam untuk mengelilingi Jenewa. Karena kereta kami ke Zürich berangkat pukul 20.00 darisini. Kami pun bergegas mencari Tourist Information dan mengambil peta kota ini. Belum pergi ke Jenewa namanya kalo kita belum mengunjungi gedung PBB. Ya.. tujuan pertama kami adalah gedung PBB dan Monumen kursi besar yang patah. Sayangnya matahari sudah mulai terbenam dan kami pun tidak mendapatkan hasil foto yang bagus. Setelah puas berfoto disana, kami sibuk mencari jalan untuk pergi ke monumen garpu besar. Sayangnya tidak ada petunjuk di dalam peta. Kami pun bertanya kepada penduduk lokal disana. Mereka pun tidak tahu. Hmm.... kami jadi ragu apakah garpu besar itu benar ada di Jenewa atau bukan. Akhirnya sisa waktu kami, kami pakai untuk menikmati pemandangan kota ini. Dari Jet d'Eau Jenewa, air mancur besar ini, kami bisa melihat pancaran pelangi yang indah. 



Dan berakhirlah perjalanan kami di hari ke dua. Untuk mengelilingi Swiss dengan fasilitas kereta Regional, Inter City dan kapal, kami membeli tiket COOP seharga 49 CHF atau seharga 40,6 €.

Day 3 (Zürich-Frankfurt-Gießen)

ya.... ternyata tenaga kami sudah habis di hari ke-tiga ini. Rencana awal kami untuk mengelilingi kota Zürich mulai pukul 07.00 pagi pun gagal. Mata kami baru bisa terbuka pukul 07.30 :D Setelah sarapan santai di rumah kak Reni, kami pun melanjutkan perjalanan kami di hari terakhir liburan ini. Sekitar pukul 10.30 kami pergi menggunakan kereta ke arah kota. Di stasiun kota kami naik kapal ke arah China Garten. Siang itu Zürich sedang mendung. Dan ternyata untuk masuk ke China Garten pun kami harus membeli tiket.. Sementara kaki kami rasanya tidak ingin bekerja sama. Akhirnya kami pun hanya duduk-duduk santai di pinggir pintu masuk China Garten dan menikmati pemandangan Zürich See. Pukul 14.45 bus yang akan kami tumpangi pun datang. Kami bergegas menaiki bus dan mencari tempat duduk yang paling nyaman. Alhamdulillah perjalanan Zürich-Frankfurt selama 6 jam pun tidak terasa. Sesampainya di Frankfurt pukul 21.30 kami bergegas mengambil kereta ke Gießen. Dan akhirnya... pukul 23.00 kami sudah bisa merasakan kenyamanan kasur masing-masing! Dan ternyata pada hari itu kami hanya mengeluarkan uang 8.5 CHF atau sekitar 7€ untuk tiket Zürich Zona 1, dan Bus ke Frankfurt seharga 18€.






Zürich Main Station


Jadi..............liburan kami selama tiga hari di Swiss ini hanya menghabiskan 97,6 € atau sekitar Rp 1.561.600 saja... Sebenarnya bukan harga yang murah sih, tapi setidaknya biaya liburan ini hasil dari keringat sendiri ;)